Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dari Kabanjahe ke Lubuk Basung, Sepotong Catatan dari Ruas Jalan Lintas Barat Sumatera

17 Februari 2022   22:50 Diperbarui: 27 Februari 2022   07:00 1774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gugusan pegunungan Taman Nasional Bukit Barisan tampak dari Sipirok pada ruas Jalan Lintas Barat Sumatera (Dok. Pribadi)

Mengamati dan menyimpan kenangan dari pengalaman di perjalanan saat jalan-jalan, sekalipun melintas dengan kencang, terasa menyenangkan dan membikin lupa perasaan mual, mabuk darat. Ini adalah sepotong catatan perjalanan dari ruas jalan lintas Barat Sumatera.

Wuss, wuss, wuss. Bus umum, mobil pribadi, dan sepeda motor melaju dengan kencang. Hanya truk yang sarat muatan berjalan lambat, truk kosong tetap saja melaju kencang, wuss, wuss, wuss.

Suasana hilir mudik berbagai jenis kendaraan seperti tiada habisnya di ruas jalan yang termasuk jalur lintas Barat Sumatera. Kami melintas dari Kabupaten Karo, Sumatera Utara menuju Kota Bukittinggi, Sumatera Barat di jalur lintasan sejauh lebih kurang 600 kilometer.

Berangkat dari Merek, Tanah Karo, pada Sabtu, 12 Februari pukul 7.25 WIB, kami tiba di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara pada pukul 9.15 WIB. Hanya melintas sambil menatap sekilas dari balik kaca jendela bus ke arah Danau Toba yang segera berlalu dalam kilasan cahaya.

Danau Toba tampak sekilas dari atas bus di sekitar Parapat, Jalan Lintas Barat Sumatera (Dok. Pribadi) 
Danau Toba tampak sekilas dari atas bus di sekitar Parapat, Jalan Lintas Barat Sumatera (Dok. Pribadi) 

Berikut ini dua pokok catatan yang terekam dari 17 jam perjalanan di salah satu ruas Jalan Lintas Barat Sumatera itu.

1. Kolam air panas belerang di tepi Jalan Lintas Barat Sumatera

Setelah melintasi pasar Porsea, Laguboti, wilayah Kabupaten Toba, pada pukul 11.10 WIB kami tiba di perbatasan Tapanuli Utara. 

Salah satu kota yang terkenal di sana adalah Siborong-borong, yang tenar lewat lagu "Makan Daging Anjing dengan Sayur Kol". Lagu itu sudah ada sejak tahun 1970-an, tapi kini tenar lagi kata pak Tobing yang duduk di belakangku.

Tugu di sekitar pusat pasar Siborong-borong (Dok. Pribadi)
Tugu di sekitar pusat pasar Siborong-borong (Dok. Pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun