Sejak April 2020 yang lalu, karyawan yang bekerja di PPWG GBKP hingga direktur mengalami pemotongan gaji secara bertahap mulai dari 25 persen hingga 50 persen dalam rangka efisiensi belanja dan menjaga agar PPWG tetap dapat beroperasi. Langkah yang mungkin terasa pahit bagi karyawan ini juga dipilih agar tidak ada karyawan yang di-PHK.
Ada satu hal yang menurut saya cukup menarik untuk dicermati sebagai salah satu adaptasi PPWG GBKP dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. Adalah makanan yang dipasarkan secara online yang diberi nama "Maknyus PPWG".
Aneka menu makanan buatan PPWG GBKP (Dok. Pribadi)
Aneka menu makanan buatan PPWG GBKP (Dok. Pribadi)
Layanan pemesanan aneka menu makanan secara daring ini dilakukan setiap hari Senin sejak bulan Mei 2020. Makanan oleh pemesan yang berdomisili di kota Kabanjahe, Berastagi dan sekitarnya diantar sampai ke rumah gratis ongkos kirim. Jikalau ada pemesan dari luar kota, misalnya kota Medan, makanan akan dikirim melalui jasa angkutan dengan ongkos kirim ditanggung pemesan.Ini adalah salah satu jenis terobosan PPWG GBKP dalam menjawab tantangan pandemi Covid-19 tanpa kehilangan ciri pelayanannya sebagai lembaga gereja. Hasil dari penjualan paket "Maknyus PPWG" online ini bermanfaat menopang operasional PPWG GBKP sehari-harinya.
PPWG GBKP menggunakan strategi pemasaran dengan sistem MLM, "mulut lewat mulut". Mulut berhubungan dengan makanan, dan manusia membutuhkan makanan untuk hidup.
Kehadiran PPWG GBKP diharapkan bisa menjadi saluran berkat bagi jemaat dan masyarakat, meskipun untuk itu tidak kurang banyak tantangan berat yang harus dihadapi. Berbagai penyesuaian dilakukan mengikuti perkembangan, terutama dalam masa transisi pendemi Covid-19 menjelang endemi.