Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Empat Pelajaran dari Kisah Penebang Pohon Cemara Angin

18 November 2021   12:01 Diperbarui: 18 November 2021   13:33 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang penebang kayu sedang memanjat pohon cemara angin yang lapuk untuk ditebang (Dok. Pribadi)

Adalah Abah yang dulunya pengusaha sukses dan kaya, tapi suatu ketika usahanya bangkrut hingga keluargan pun jatuh miskin. Akhirnya mereka tinggal di sebuah rumah sederhana di suatu desa.

Namun, kesulitan hidup itu mendorong seluruh anggota keluarga Abah berjuang lebih mandiri untuk dapat melanjutkan kehidupannya sehari-sehari. Abah menjadi tukang becak, Emak menjadi penjual opak dibantu anak-anaknya, Euis, Cemara, dan Agil.

Daya tahan yang membuat keluarga ini tetap bisa bangkit dan mengelola harapan meskipun telah jatuh miskin berasal dari hati mereka yang percaya bahwa harta yang paling berharga adalah keluarga.

Terima kasih, Cemara. Mejuah-juah.

Rujukan: 1, 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun