Kita juga terkadang perlu "menebang pilih" persoalan hidup agar tidak menyebar dan merusak kehidupan kita secara keseluruhan. Kita perlu memilih kapan waktu yang tepat untuk bekerja keras dan kapan beristirahat atau berlibur.
Mengutip sebuah pepatah Tiongkok kuno, "Istirahat bukan berarti berhenti, tetapi untuk menempuh perjalanan yang lebih jauh lagi."
3. Keahlian sesederhana apa pun patut untuk dihargai
Kita bisa saja kurang menghargai sesuatu atau seseorang hanya karena belum mengenalnya dan mengetahui persis apa atau siapa dia dan bagaimana dia hidup. Karena itu kita perlu sesekali menempatkan diri dalam posisi yang dialami orang lain.
Sebuah data menyimpulkan bahwa pekerjaan penebang pohon termasuk kategori pekerjaan berbahaya sehingga disebut sebagai widowmaker (pembuat janda). Pada tahun 2008, ada 93 jiwa dari sekitar 86.000 pekerja industri penebangan kayu di Amerika Serikat yang meninggal ketika bekerja.
Penyebabnya antara lain karena penebang kayu biasanya bekerja dengan peralatan berat mekanis di area yang tidak rata bahkan licin. Penebang kayu juga berurusan dengan kondisi iklim yang bervariasi, mulai dari ekstrem dingin hingga ekstrem panas.
Selain itu, apabila ada kecelakaan maka lokasi klinik atau rumah sakit bisa jauh dari lokasi penebangan kayu yang biasanya berlangsung di tengah hutan. Oleh sebab itulah istilah widowmaker (pembuat janda) digunakan, karena sering kali terjadi pohon yang ditebang tidak jelas akan jatuh ke mana sehingga dapat membahayakan pekerja.
Melihat keempat orang penebang pohon yang bekerja pada hari itu membantu kita untuk kembali menyadari bahwa setiap orang memiliki keahlian dan risiko kerja yang patut untuk dihargai, sesederhana apa pun itu.
4. Cemara mengajarkan tentang daya tahan dan harapan
Sebagai bagian dari dekorasi natal, cemara yang dihiasi dengan kapas-kapas putih sebagai gambaran gumpalan salju yang biasa turun di bulan Desember, bisa dimaknai sebagai metafora semangat dengan daya tahan tinggi. Seperti halnya juga cemara yang dapat bertahan hidup di segala situasi.
Gambaran lainnya yang mungkin juga masih lekat dalam ingatan kita adalah kisah dalam sinetron "Keluarga Cemara". Sinetron yang dulu diputar di salah satu stasiun televisi nasional ini mengisahkan tentang sebuah keluarga mapan yang jatuh miskin.