Atau contoh lain dalam metamorfosis sempurna kupu-kupu. Mengalami beberapa kali perubahan bentuk fisik akibat pertumbuhan sel, mulai dari telur, ulat, kepompong, hingga menjadi kupu-kupu yang indah.
Sama seperti lirik lagu ciptaan Armstrong ini, dalam hari, bulan, dan tahun yang berganti, kita harus bangun setidaknya di akhir bulan. Menerima kenyataan dan bangun menghadapinya, pada akhirnya akan memberikan perasaan yang jauh lebih baik.
Kita bisa memaknai sebuah permenungan terkait perpisahan dengan bulan September yang akan segera berakhir. Perpisahan bisa terasa seperti mandi dalam cuaca buruk, atau menjadi seorang pesimis yang ceria. Waktu berlalu, manusia menua, banyak hal berubah, tapi hidup harus tetap berjalan.
Setelah Sigmund Freud (1856-1939) berpisah dengan sahabatnya, Carl Gustav Jung (1875-1961) pada September 1913, Freud menulis ucapan selamat tahun baru kepada Abraham, seorang koleganya di bidang psikoanalisis.Â
"Aku tidak terlalu mengharapkan yang muluk-muluk untuk diriku. Kita rupanya sedang menghadapi masa-masa suram di depan kita. Hanya generasi berikutnyalah yang akan mendapatkan buah dari apa yang kita perbuat sekarang. Tapi kita tetap mendapatkan kenikmatan yang luar biasa, dengan menjadi pelopor dari karya kita."Â Freud sendiri meninggal pada 23 September 1939.
Benar bahwa gagasan setiap orang mengalami proses, akalnya menjadi subjek kritik generasi-generasi masa depan. Sintesis pemikiran akan menjadi titik tolak bagi rangkaian permenungan lain. Suatu sintesis akan dihadang oleh suatu antitesis baru, tapi bangunkan aku ketika September berakhir.
Summer has come and passed
The innocent can never last
Wake me up when September ends
Like my fathers come to pass
Seven years has gone so fast
Wake me up when September ends
Here comes the rain again
Falling from the stars
Drenched in my pain again
Becoming who we are
As my memory rests
But never forgets what I lost
Wake me up when September ends