Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Resonansi "Sound of Borobudur" Lewat Tabuhan "Segarantung" dari Alam Pegunungan Tanah Karo

14 Mei 2021   16:10 Diperbarui: 14 Mei 2021   16:16 1073
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah (SHUTTERSTOCK/NEW MINDFLOW via Kompas.com)

Secara bentuk dan bahan, gendak penganak hampir sama dengan indung gendang. Satu hal yang membedakannya adalah, pada indung gendang tidak ada ditautkan tambahan gendang yang lebih kecil yang disebut segarantung.

Indung gendang (Dokpri)
Indung gendang (Dokpri)

Saya tidak mendapatkan referensi dari pelaku seni musik tradisional Karo yang masih eksis mengenai asal kata segarantung ini. Barang kali ini berkaitan dengan posisi alat yang memang ditempelkan menggantung pada gendang penganak.

Kata "se-" sebagai awalan dalam bahasa Karo, fungsinya sama dengan awalan "se-" secara umum pada kata dalam bahasa Indonesia yang berarti satu. Segarantung menggantung secara solo (tunggal) di badan gendang penganak.

Bila diperhatikan lebih detail pada saat dimainkan, gendang penganak yang dilengkapi segarantung ini, selain berperan sebagai metronome untuk menjaga tempo lagu, ia juga berfungsi sebagai fill in. Variasi pukulan pada indung gendang dan gendang penganak yang dilengkapi segarantung menghasilkan suatu pola penanda perubahan dalam bagian-bagian suatu lagu. Misalnya, dari intro ke verse, atau dari bridge ke reffrain.

Mengagumi Borobudur dari Jauh Lewat Segarantung

Lalu apa hubungan segarantung dengan Borobudur? Candi Borobudur yang selama ini kita kenal, ternyata bukan saja sebagai situs candi terbesar di negeri ini, tetapi ternyata bisa dikatakan bahwa situs ini dulunya adalah pusat musik dunia. Sebuah pusat yang mempertemukan ragam peradaban dari seluruh nusantara, bahkan dunia, melalui seni musik.

Saya terakhir kali bertamasya ke candi ini pada tahun 2012 yang lalu. Sebagai kegiatan sampingan saat berwisata di sela perjalanan dinas dalam rangka studi banding pengelolaan sampah ke Kota Blitar. Pada waktu itu, saya sama sekali tidak menaruh perhatian serius soal adanya relief 60 jenis alat musik pada dinding Candi Borobudur.

Relief 60 jenis alat musik yang terpahat di dinding candi borobudur, jika dikelompokkan terdiri atas alat musik membranophone, alat musik pukul (idiophone), alat musik tiup (aerophone), alat musik petik (cordophone). Jejak sebaran alat musik  yang terpahat pada relief Candi Borobudur tercatat berada di 34 provinsi di Indonesia, dan bahkan pada 40 negara di dunia.

Sebagai bagian dari lebih 200 relief yang berada di 40 panil, alat musik yang ditampilkan terdiri dari alat musik petik, tiup, pukul, dan membran, dari berbagai daerah di nusantara. Beberapa di antaranya bernama garantung (idiophone), tifa (idiophone), kendang (idiophone), suling (aerophone), dan keledik / kedire (aerophone).

Sejarah peradaban manusia mencatat bahwa pada abad ke-8 Masehi, homo sapiens telah menjadikan seni musik sebagai budaya dalam kesehariannya dan berfungsi sangat penting dalam kehidupan sosial. Dari sana saya beropini bahwa segarantung yang merupakan bagian alat musik tradisional suku Karo identik dengan garantung yang terukir pada relief Candi Borobudur.

Segarantung bisa dikatakan merupakan kombinasi membranophone dan idiophone. Soal kebenarannya tentu perlu kajian para ahli untuk membuktikannya. Saya sebagai anak negeri merasa tertarik dan merasa penting untuk bisa ikut menggaungkan keagungan maha karya seni yang ada di Candi Borobudur kepada generasi saat ini dan masyarakat dunia, tentang kebesaran Borobudur sebagai pusat musik dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun