Bila hari ini aku mengalihkan pandang menatap lembut sinar mataMu, semata karena kuingin mendapat celah  untuk bertelut di sebuah sudut sepi yang temaram.
Sungguh tiada layak, aku yang nyaris lapuk, dan dekil dilumur lumpur mengering, disanding kemilau cahaya yang menyingkapkan sisi tergelap.
Di bawah tatapan lembutMu, aku hanya mampu terbata dalam sedu sedan. Dalam derai air mata, berharap Engkau menyendengkan pandang, dan mendengar pinta.
Bila selama ini, semua yang ada kuanggap ada oleh karena kuatku. Sesungguhnya semata karena berkatMu.
Saat tanggal segala penat, luruh seluruh gumul, kuanggap oleh karena hebatku. Sesungguhnya semata karena kasih setiaMu.
Dan bila hari ini aku tersungkur, kuingin kembali bertelut di hadapanMu. Berkenanlah menjadikanku pribadi berhati hamba. Kusadari, semua ini semata oleh karena kasihMu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H