Mengambil mudarat paling kecil demi kebaikan terbesar. Semata-mata untuk hal yang perlu didahulukan. Waktu yang akan menimbang, apakah itu benar atau keliru.
Selalu tidak mudah menjejak kaki di dua kebaikan berbeda pada waktu yang sama. Setiap hal yang telah lalu menjadi pelajaran berharga hari esok.
Bebas kelihatannya, tapi beban bak penjajahan tak kunjung usai. Entah kapan merdeka.
Bila semesta sudah berkehendak, tampaknya penjajahan bukan pilihan, tapi kenyataan yang wajib. Seperti sampah yang dibuang sembarangan. Sekalipun paham bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman.
Akankah anak peradaban masa depan lebih bahagia dari hari ini? Ah, barang kali saja bapaknya yang kurang beruntung merayu semesta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H