Bukit Sipiso-piso bentuknya hampir mirip dengan Dolok Singgalang, yang dekat dan bisa dicapai dari Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun. Namun, tampilan Bukit Sipiso-piso lebih gundul. Bukit Sipiso-piso memiliki ketinggian sekitar 1900 mdpl.
Kami mengakses puncak bukit ini, dari pintu masuk yang berada di sekitar wilayah Desa Situnggaling, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Itu adalah juga jalan menuju panorama Air Terjun Sipiso-piso, yang memiliki ketinggian sekitar 120 meter.
![AIR TERJUN SIPISO-PISO / Sumber: wikipedia.org/wiki/Sipisopiso, Dok. NOVA BARUS, 2/4/2018](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/08/1024px-air-terjun-sipiso-piso-sumut-60462882e32c4774a24e0772.jpg?t=o&v=770)
Pada sebuah titik di mana jalan aspal sudah berlubang dan terkelupas cukup dalam, kami harus turun dari mobil. Kami memilih melanjutkan dengan jalan kaki pada sisa perjalanan menuju puncak.
Pemandangan dari puncak bukit Sipiso-piso langsung membayar lelah perjalanan dengan jarak tempuh jalan kaki yang tidak seberapa. Mungkin kami sudah mulai menua.
![Jalan menuju Puncak Sipiso-piso, 3/4/2018 (Dokumentasi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/08/whatsapp-image-2021-03-08-at-20-26-32-6-6046291ad541df5e793388f2.jpeg?t=o&v=770)
![Panorama Danau Toba dan Desa Tongging dari Puncak Sipiso-piso, 3/4/2018 / (Dokumentasi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/08/whatsapp-image-2021-03-08-at-20-26-32-4-60462954e32c4727585b6d22.jpeg?t=o&v=770)
![Tanda batas Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun di Puncak Sipiso-piso (Dokumentasi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/08/whatsapp-image-2021-03-08-at-20-26-32-7-604629f2e32c474a426448e3.jpeg?t=o&v=770)
Namun, bila beruntung, baik pagi, siangatau sore hari, tak jarang kabut melintas di atas hamparan Danau Toba yang tentu saja sebagiannya berada di bawah kita.
![Pemandangan Kaldera Toba yang ditetapkan menjadi UNESCO Global Geopark (Dok. Kementerian Luar Negeri via Kompas.com)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/08/tongging-via-kompas-60462a65d541df27544782f2.jpeg?t=o&v=770)
![Pemandangan berkabut pada sore hari dari Puncak Sipiso-piso (Dokumentasi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/08/30072863-1211164599014362-5693918785267980393-o-60462ab6d541df399b5b1b82.jpg?t=o&v=770)
![Panorama Danau Toba dari Sipiso-piso (Dokumentasi pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/08/whatsapp-image-2021-03-08-at-20-26-32-60462b308ede482f207818e2.jpeg?t=o&v=770)
Kaldera Toba berhasil masuk daftar UNESCO setelah dinilai dan diputuskan UGG Council pada konferensi internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok pada 31 Agustus -- 2 September 2019.
Semoga saja kedepannya pengembangan dan pelestarian alam di daerah ini semakin menjadi perhatian dari setiap pemangku kepentingan sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangannya, dan tentu saja masyarakat sekitar sendiri.Â
Alam yang indah dan lestari adalah sumber daya pariwisata yang tidak ada habisnya bagi kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
Namun, bahkan pariwisata pun bisa saja akan habis. Kita bisa menyaksikan buktinya di kehidupan nyata, bila pertumbuhan dan perkembangannya tidak seiring sejalan dengan tumbuh kembang kesadaran manusia akan pentingnya kesinambungan alam dan seluruh penghuninya. Yang membutuhkan kelangsungan hidup bukan hanya manusia saja.
Rujukan:
Apa Kabar Danau Toba Setelah Diakui Unesco Sebagai Global Geopark?