Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menuju Bukit Sipiso-Piso, Cara Lain Menikmati Danau Toba

8 Maret 2021   20:52 Diperbarui: 9 Maret 2021   21:55 1712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panorama Danau Toba dan Desa Tongging dari Puncak Sipiso-piso, 3/4/2018 / (Dokumentasi pribadi)

Bukit Sipiso-piso bentuknya hampir mirip dengan Dolok Singgalang, yang dekat dan bisa dicapai dari Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun. Namun, tampilan Bukit Sipiso-piso lebih gundul. Bukit Sipiso-piso memiliki ketinggian sekitar 1900 mdpl.

Kami mengakses puncak bukit ini, dari pintu masuk yang berada di sekitar wilayah Desa Situnggaling, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Itu adalah juga jalan menuju panorama Air Terjun Sipiso-piso, yang memiliki ketinggian sekitar 120 meter.

AIR TERJUN SIPISO-PISO / Sumber: wikipedia.org/wiki/Sipisopiso, Dok. NOVA BARUS, 2/4/2018
AIR TERJUN SIPISO-PISO / Sumber: wikipedia.org/wiki/Sipisopiso, Dok. NOVA BARUS, 2/4/2018
Pada Selasa, 3/4/2018, kami bersama rekan kerja melakukan perjalanan menuju puncak Bukit Sipiso-piso, menggunakan minibus berbahan bakar bensin. Perjalanan sekitar 30-45 menit menuju puncak bukit menggunakan minibus itu adalah dalam rangka survei rencana lokasi kegiatan outbound. Itu adalah masa sebelum pandemi.

Pada sebuah titik di mana jalan aspal sudah berlubang dan terkelupas cukup dalam, kami harus turun dari mobil. Kami memilih melanjutkan dengan jalan kaki pada sisa perjalanan menuju puncak.

Pemandangan dari puncak bukit Sipiso-piso langsung membayar lelah perjalanan dengan jarak tempuh jalan kaki yang tidak seberapa. Mungkin kami sudah mulai menua.

Jalan menuju Puncak Sipiso-piso, 3/4/2018 (Dokumentasi pribadi)
Jalan menuju Puncak Sipiso-piso, 3/4/2018 (Dokumentasi pribadi)
Panorama Danau Toba dan Desa Tongging dari Puncak Sipiso-piso, 3/4/2018 / (Dokumentasi pribadi)
Panorama Danau Toba dan Desa Tongging dari Puncak Sipiso-piso, 3/4/2018 / (Dokumentasi pribadi)
Di puncak bukit ini juga terpasang tanda batas Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun. Selain itu, daerah landai yang cukup luas pada puncak bukit cocok untuk dijadikan tempat berkemah, sebuah camping ground.

Tanda batas Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun di Puncak Sipiso-piso (Dokumentasi pribadi)
Tanda batas Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun di Puncak Sipiso-piso (Dokumentasi pribadi)
Momen pada pagi hari cocok untuk menikmati matahari terbit dengan latar pemandangan Danau Toba yang terbentang luas nan indah di bawahnya. Sebaliknya, pada sore hari cocok untuk menikmati suasana senja dengan langit berpendar berwarna keemasan disinari mentari senja, jelang terbenamnya. 

Namun, bila beruntung, baik pagi, siangatau sore hari, tak jarang kabut melintas di atas hamparan Danau Toba yang tentu saja sebagiannya berada di bawah kita.

Pemandangan Kaldera Toba yang ditetapkan menjadi UNESCO Global Geopark (Dok. Kementerian Luar Negeri via Kompas.com)
Pemandangan Kaldera Toba yang ditetapkan menjadi UNESCO Global Geopark (Dok. Kementerian Luar Negeri via Kompas.com)
Pemandangan berkabut pada sore hari dari Puncak Sipiso-piso (Dokumentasi pribadi)
Pemandangan berkabut pada sore hari dari Puncak Sipiso-piso (Dokumentasi pribadi)
Panorama Danau Toba dari Sipiso-piso (Dokumentasi pribadi)
Panorama Danau Toba dari Sipiso-piso (Dokumentasi pribadi)
Sebagaimana dilansir dari Kompas.com (29/7/2020), bahwa Danau Toba atau Geopark Kaldera Toba telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) pada sidang ke-209 dewan eksekutif UNESCO di Paris pada 2 Juli 2020. 

Kaldera Toba berhasil masuk daftar UNESCO setelah dinilai dan diputuskan UGG Council pada konferensi internasional UNESCO Global Geoparks ke-IV di Lombok pada 31 Agustus -- 2 September 2019.

Semoga saja kedepannya pengembangan dan pelestarian alam di daerah ini semakin menjadi perhatian dari setiap pemangku kepentingan sesuai dengan tanggung jawab dan kewenangannya, dan tentu saja masyarakat sekitar sendiri. 

Alam yang indah dan lestari adalah sumber daya pariwisata yang tidak ada habisnya bagi kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Namun, bahkan pariwisata pun bisa saja akan habis. Kita bisa menyaksikan buktinya di kehidupan nyata, bila pertumbuhan dan perkembangannya tidak seiring sejalan dengan tumbuh kembang kesadaran manusia akan pentingnya kesinambungan alam dan seluruh penghuninya. Yang membutuhkan kelangsungan hidup bukan hanya manusia saja.


Rujukan:

Sipisopiso 

Apa Kabar Danau Toba Setelah Diakui Unesco Sebagai Global Geopark?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun