Malam telah turun menyelimuti mayapada
Sore tadi, bentala habis-habisan dihantam butiran hujan
Pada agni kuharapkan kehangatan
Hangat kudamba, kugantang juga asapnya
Lamat-lamat teruntai doa, mengalir begitu saja
Hampir setahun sudah, kidung dan doa-doa mengalir dari rumah saja
Entah, sudah seperti apa gedung gereja
Bayangku merayap bersama asap, merambat dari sela-sela lubang gubuk
Sebagian lubang menganga, sebagian lagi retak menunggu lapuknya
Siapakah aku ini, Tuhan?
Hidupku penuh lumpur dosa
Bila sore tadi hujan turun, diselingi guntur bersahutan
Malam ini dingin berembun
Langit basah di atasku, masih saja terpisah dengan lantai gubuk yang beratapkan seng
Masih syukur, aku tidak basah kuyup
Sesaat lagi, suara kodok akan mengantarkanku ke peraduan
Selimut tanda tanya juga akan hilang lenyap ditelan rasa kantuk
Siapakah aku ini, Tuhan?
Tanya pun kan hilang
Meskipun jawaban masih saja kutimbang
Semuanya hilang lenyap, ditelan bara api dalam padam menjelang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H