Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Inilah 6 Jenis Rupa dan Manfaat Bambu serta Keunikannya dalam Kehidupan Suku Karo

30 Januari 2021   01:58 Diperbarui: 8 Februari 2021   16:30 3206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri) | Foto wanita Karo yang menjunjung Kuran, koleksi Museum Djamin Gintings

1. Makna "Pangguhen" pada Buluh Belin (Bambu Besar)
Jenis bambu yang satu ini, meskipun diterjemahkan sebagai bambu besar, tapi ukurannya tidaklah semuanya besar. Buluh belin yang tumbuh di tebing atau jurang yang curam, diameternya bisa saja tidak terlalu besar meskipun sudah berumur 20 hingga 30 tahun.

Itu adalah umur yang sudah sangat dewasa, bahkan bagi umur manusia. Namun, ada ciri khas buluh belin yang tumbuh di tebing atau jurang yang curam. Daging batang bambu itu sangat padat, bahkan berdenting saat beradu dengan parang ketika ia ditebang. Sebabnya tidak lain karena bambu ini menjadi lebih keras ditempa oleh angin yang bertiup di ketinggian.

Bila buluh belin tumbuh di tanah yang subur, ukuran diameternya bisa luar biasa besar. Hal ini sejalan dengan penjelasan yang dilansir dari wikipedia.org, bahwa bambu memiliki sistem rhizoma-dependen yang unik. Dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm atau 24 inchi bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempatnya tumbuh.

Dengan demikian, untuk menakar usia buluh belin bukan dari ukuran diameter rongganya, melainkan dari warna daging ruas bambu itu sendiri. Bambu, atau buluh belin yang sudah tua dalam bahasa Karo disebut "pangguhen".

Buluh belin
Buluh belin

Usia bambu yang sudah tua ditandai oleh warna daging ruas bambu yang menghitam. Semakin hitam, maka semakin tualah dia.

Semakin tua maka semakin keraslah dia. Semakin keras dia, maka parang yang terbuat dari besi pun tidak mudah untuk menebangnya. Bahkan terkadang parang retak saat menebang buluh belin yang sudah sangat "pangguhen".

Gambaran pangguhen pada buluh belin ini juga dipakai oleh orang Karo yang terbiasa menggunakan tamsil alam sebagai media pengajaran atau nasihat dalam bentuk perumpamaan. Adalah istilah "luka pangguh", yang digunakan sebagai kiasan untuk luka yang sudah tidak bisa hilang hingga masa yang sangat lama, atau membekas selamanya. Termasuk dalam pengertian ini adalah luka fisik dalam arti sebenarnya, atau perasaan/ jiwa yang terluka.

2. Hubungan Unik Buluh Belin dikaitkan dengan Madagaskar
Dalam sebuah tayangan di saluran televisi Discovery Channel, ada sebuah program bertajuk "Madagascar, Africa's Galapagos" yang menceritakan tentang enigma evolusi di Madagaskar.

Dijelaskan di sana bahwa lemur adalah hewan nokturnal (spesies yang mencari makan pada malam hari), yang suka memakan serbuk sari pada bunga dan juga kupu-kupu.

Uniknya, ada satu spesies lemur di Madagaskar yang diberi nama "Lemur Bambu Besar". Ia beradaptasi dengan lingkungannya yang turut berubah, hingga mampu memakan bambu yang mengandung sianida.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun