Maka apabila kita masih memiliki kesempatan dalam hidup, itu sebenarnya hanya karena masih ada yang bermurah hati dan sabar terhadap kelucuan kita yang menyedihkan. Maka rasanya akan menjadi sungguh sangat lucu apabila masih ada orang yang bermegah dalam kekonyolannya.
Momen menjelang akhir tahun biasanya banyak diisi oleh narasi-narasi refleksi. Evaluasi atas hal yang telah dilalui, sembari menyiapkan resolusi untuk hari depan yang akan segera datang. Dalam mekanisme siklus tahunan ini sudah jelas akan bersangkut paut dengan perencanaan.
Apa yang Direncanakan?
Perencanaan bisa dimaknai sebagai tindakan memikirkan siapa dan apa yang dibicarakan, lalu berusaha sekuat tenaga sehingga seolah merasa mampu memandang gambaran yang bahkan sama sekali tidak atau belum terpampang.
Jadi jangan bersedih bila ada yang tidak atau belum tercapai bila tiba saatnya rencana dievaluasi nanti. Lebih baik ketawa. Sebab rencana bukanlah kenyataan.
Namun, ada juga yang mampu menyiasati kesedihan menjadi tontonan yang menyenangkan. Itu adalah orang-orang yang bekerja dalam observasi partisipatif perencanaan di belakang layar. Orang di balik layar, begitulah.
Pekerja jenis ini, dimungkinkan mampu menikmati pertunjukan tanpa kekakuan. Mereka tidak perlu malu bila ingin menangis saat jalan cerita di panggung utama adalah kisah yang menyedihkan, atau tertawa lepas saat jalan ceritanya penuh kekonyolan.
Pertunjukan di balik layar sepi penonton. Pada pertunjukan jenis ini subjek justru menjadi aktor yang ikut menonton para penonton.
Oleh sebab itu, tidak salah merencanakan untuk tidak menjadi aktor/aktris utama dalam kehidupan. Tidak berhasil, gagal, anggap saja sebagai kehilangan yang tidak seberapa.Â
Bila memungkinkan, anggap saja tidak kehilangan apa-apa. Sebab kita jadi sadar bahwa diri bukan aktor/ aktris utama, atau bahkan bukan siapa-siapa.
Mudah untuk diucapkan, tapi mungkin sulit dijalankan. Itu biasa, Kawan! Namanya juga hidup. Bila semua hal mudah dalam hidup, mungkin itu bukan di bumi, tapi di surga. Silakan tertawa.