Barangkali seperti itu juga pengenalan dari seorang anak bungsu bernama Guruh Soekarnoputra terhadap ibu Fatmawati, ibundanya itu. Ibu Fatmawati barangkali tidak memberikan sumbangan pemikiran atau teori untuk revolusi kemerdekaan Indonesia. Namun, hanya kasih sayang dan kesetiaan yang tiada goyah untuk mendukung sang suami, yang sedang mengalami cobaan dan derita dalam dalam perjuangannya.
Ia adalah juga ibu yang melindungi serta mendukung anak-anaknya, sekalipun dalam segala keterbatasan, ketika hidup berpindah dari satu pengasingan ke pengasingan berikutnya. Selain menjahit bendera pusaka Indonesia, sang saka Merah Putih, bakti ibu Fatmawati kepada keluarganya pun mempunyai satu kesamaan dengan perjuangan para pahlawan bangsa lainnya, itu adalah bentuk baktinya kepada bangsanya.
Respons dari para penonton di kanal Youtube milik Jan Wul itu juga rerata merasa terharu, kagum, dan bangga. Baik atas keindahan syair dan melodi lagu yang diciptakan oleh mas Guruh, atas kebeningan vokal Tika Bisono, maupun atas sosok inspiratif dari ibu Fatmawati sendiri.
Menarik untuk mengetahui bahwa Tika Bisono yang lahir pada tanggal 1 Oktober 1960 di kota Bandung, Jawa Barat, selain seorang penyanyi adalah juga seorang psikolog Indonesia. Tentu saja ia adalah seorang yang sangat paham tentang penjiwaan dan bagaimana mengejawantahkan rasa jiwa melalui senandung lagu.
Sebagaimana dituliskan oleh Aldy Gustinara misalnya, bahwa kalau Indonesia Raya tidak pernah ada, ia merasa bahwa lagu ini yang paling pas untuk dijadikan lagu kebangsaan Indonesia (Indonesian national anthem). Menurutnya, jika Indonesia Raya menggambarkan merahnya, lagu ini dengan apik mewakilkan warna putihnya bendera nasional Indonesia, bendera merah putih.
Kesan yang timbul saat mendengarkan lagu ini adalah kilasan bayangan kita masing-masing kepada sosok perempuan yang melahirkan kita, sosok ibu. Suasana hati kita pun seperti terbawa untuk merasakan bagaimana terlahir kembali sebagai Indonesia.
Manakala kita bisa melihat dan merasakan diri kita sendiri dalam untaian lirik dan alunan nada lagu Melati Suci, kita mungkin tidak menduga bahwa cara kita melihat diri kita sendiri merupakan indikasi dari perasaan kita terhadap Indonesia. Dalam lagu untuk ibu Fatmawati ini, kita bisa mendapatkan perasaan sentuhan penuh kasih dari ibu kita sendiri, juga sentuhan kasih dari ibu pertiwi.
Sesudahnya, dalam sosok ibu, alih-alih mendominasi perasaan egois dalam rasa identitas sempit karena rasa memiliki, kita justru dibawa kepada perasaan menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar, bagian dari sebuah bangsa yang besar, Indonesia. Dalam Melati Suci, sosok ibu membawa kita dalam solidaritas untuk lebih terbuka melihat semuanya dalam sudut pandang "kita" daripada "mereka". Sebab kita semuanya adalah insan yang memiliki ibu.
Manakala bulu roma berdiri, dan mengundang luruh air mata saat mendengarkan lagu ini, maka sebenarnya kita sedang menghadapi megahnya sosok seorang ibu dalam kasih dan baktinya. Sesederhana apa pun penampilannya.
Terima kasih Ibu, melati suci kupersembahkan untukmu.
Rujukan: 1