Sementara itu, Sanusi Pane lahir di Muara Sipongi, Mandailing Natal, Sumatera Utara, pada tanggal 14 November 1905. Meninggal di Jakarta, tanggal 2 Januari 1968 pada umur 62 tahun. Ia adalah seorang sastrawan Indonesia yang digolongkan ke dalam angkatan Pujangga Baru. Ia banyak menulis puisi, naskah drama, dan kajian sejarah.
Kembali ke soal bahasa. Bahwa kongres bahasa Indonesia I (pertama) dilakukan di Solo pada tanggal 25-28 Juni 1938. Selanjutnya, kongres kedua dilaksanakan di kota Medan, Sumatera Utara, pada 28 Oktober-2 November 1954, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda.
Kota Medan dipilih, karena menurut M. Yamin, Menteri Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan (1953--1955), di kota Medanlah bahasa Indonesia dipakai dan dipelihara, baik di keseharian rumah tangga maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Kembali ke topik menjalin keindonesiaan dari titik nol Barus. Ada hal yang sangat menarik dari kota ini yang belum diketahui oleh banyak orang. Yuk, kita lihat.
1. Kota ini merupakan emporium dan pusat peradaban tua
Emporium adalah pusat perdagangan; pusat perbelanjaan. Barus menjadi pusat peradaban pada abad 1 -- 17 M, disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur.
Kecamatan Barus berada di Pantai Barat Sumatera, dengan ketinggian antara 0 -- 3 meter di atas permukaan laut. Di sebelah Baratnya, Barus berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, maka tidak heran sebagai kota pelabuhan, ia menjadi pusat perdagangan. Perdagangan adalah salah satu modus operandi penyebaran bahasa yang sangat efektif.
2.Terkenal sejak zaman Firaun Mesir
Syekh Ali Akbar Marbun, pimpinan salah satu pondok pesantren di Barus, mengatakan bahwa Barus sudah terkenal sejak zaman Firaun Mesir. Terutama demi kepentingan pembalseman mumi di Mesir, dengan rempah-rempah dan bahan kapur barus yang diambil orang Mesir dari Barus.
Kapur Barus dan rempah-rempah dari kota Barus, pada masa lalu merupakan salah satu komoditas perdagangan yang sangat berharga yang diperdagangkan sampai ke Arab, dan Parsia. Kapur Barus sangat harum dan menjadi bahan utama dalam pengobatan. Namun, eksplorasi yang berlebihan dari kapur barus ini mengakibatkan tidak ada lagi regenerasi dari pohon yang berusia lama ini.
3. Pusat penelitian arkeologi Islam