Indra, rekan sebangku saya saat duduk di kelas 3 IPA-1 SMU Negeri 1 Kabanjahe dulu, menghubungi saya melalui layanan pesan whatsapp. Dia menceritakan sebuah "sura-sura" untuk bisa kami lakukan bersama teman-teman alumni yang lain, sebagai bukti cinta kami bagi kampung halaman, meskipun itu sangat kecil.
"Sura-sura" dalam bahasa Karo, bisa juga diartikan sebagai cita-cita, keinginan yang kuat, harapan yang mendalam, datangnya dari lubuk hati yang paling dalam. Dalam pengertian ini, sura-sura lebih dari sekadar mimpi, kemauan, atau keinginan sesaat. Orang yang ber-sura-sura bisa disebabkan karena adanya keresahan dan kegelisahan atas suatu persoalan, hingga berkeinginan kuat untuk memperbaikinya, atau bisa juga karena adanya semangat yang membuncah untuk meraih suatu pencapaian atau prestasi.
Kata kawan saya itu, "Ayo kita buat sebuah perlombaan menulis gagasan untuk mengumpulkan harapan dari para milenials Karo, maupun milenials yang memiliki ketertarikan, perhatian bagi Tanah Karo, menjadikan Tanah Karo yang lebih baik." Sejenak membaca pesannya, dia di ujung sana dan saya di sini, ada rasa haru di lubuk hatiku.
"Ahh..kawanku yang satu ini, tidak pernah lelah mencintai kampung kami, meskipun aku tahu sebenarnya dia adalah orang yang sangat sibuk," batinku. Setiap kali ada kesempatan kami mengobrol, apakah itu saat sesekali bertatap muka beberapa waktu lalu, atau saat sekadar saling menyapa melalui pesan whatsapp, selalu saja ada gagasan menarik terlontar darinya untuk bisa kami lakukan bersama komunitas kami, yang anggotanya sebagian besar berdomisili di Tanah Karo.
Oh ya, komunitas yang saya maksudkan adalah "Keluarga Besar SMU Negeri 1 Kabanjahe Tahun 1998/2001", yang disingkat menjadi KBS 98/01. Anggotanya adalah kami semua yang dulu masuk SMU itu pada tahun 1998 dan yang lulus pada tahun 2001. Ada juga beberapa kawan kami yang tidak sampai lulus di sekolah itu, karena pindah ke sekolah lainnya dengan berbagai sebab.
Komunitas ini dibentuk pada tanggal 18 Agustus 2017 yang lalu. Memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Pernah juga kami mendaftarkan komunitas kami ini ke dalam program Community Affiliation (COMMA) di Kompasiana, tetapi belum diterima, berdasarkan penilaian atas proposal kami oleh tim penilai. Hehe, lain kali akan tetap kami coba, kami tidak menyerah.
Sudah menjadi kesepakatan kami, dengan anggota yang beragam terdiri atas berbagai suku, agama, ras dan golongan, maka kami tidak akan terafiliasi dengan kepentingan apapun yang terkait SARA dan politik praktis soal dukung mendukung. Kegiatan kami sebagian besar terpaku pada kegiatan sosial, suka dan duka, di antara para anggota.
Selain itu, dalam statuta pendiriannya, kami meniatkan komunitas kecil ini akan melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat setidaknya satu kali dalam satu tahun. Memang masih banyak kekurangan dalam kepengurusan untuk menatausahakan berbagai program dan kegiatan. Namun, komunitas masih bertahan, hingga kini sudah berusia 3 tahun, pada 18 Agustus 2020 yang lalu.
Nah, dalam kaitan pengabdian kepada masyarakat itulah, pada tahun ini kami melakukan kegiatan lomba menulis gagasan "Sura Sura Karo", yang terbuka untuk umum, sepanjang sesuai dengan kriteria. Peserta juga bebas untuk menulis salah satu saja atau beberapa topik sekaligus, dari 8 topik yang kami pandang cukup relevan dengan kepentingan/ kebutuhan masyarakat Kabupaten Karo secara umum.
Kedelapan topik itu berhubungan dengan potensi unggulan yang menjadi kekuatan, berbagai permasalahan yang menjadi kelemahan Kabupaten Karo, maupun berbagai isu aktual yang juga melingkupi Kabupaten Karo dan berpotensi sebagai peluang sekaligus tantangan. Topik-topik itu mencakup pertanian (teknologi, supply chain, dan lainnya), UKMK (pembinaan start-up atau local business), SDM (pendidikan/ pembinaan kualitas masyarakat Karo), pariwisata (potensi dan peluang pengembangan), pengentasan narkoba dan judi, budaya Karo, konservasi lingkungan (pengentasan sampah, eksploitasi alam, dan lainnya), covid-19 di Tanah Karo dan dampak di masa mendatang.