Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Pesan dalam Sebotol Sirop dari Sebatang Markisa 1000 Buah

2 Oktober 2020   21:55 Diperbarui: 3 Oktober 2020   14:20 830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Campuran sirop markisa yang sudah mengental (Dokumentasi pribadi)

Bunga markisa (Dokumentasi pribadi)
Bunga markisa (Dokumentasi pribadi)
Buah markisa yang masih kecil (Dokumentasi pribadi)
Buah markisa yang masih kecil (Dokumentasi pribadi)
Tanggal 24 April 2020, buah-buah markisa itu semakin banyak. Namun, cukup lama juga rasanya menunggu warna buahnya berubah dari hijau menjadi merah keunguan. 

Dugaan kami, markisa yang satu ini tidak sama dengan markisa yang dulu biasa kami tanam di ladang. Mungkin ini adalah jenis markisa hibrida, hasil persilangan antar spesies markisa yang berbeda.

Tanggal 12 Mei 2020, adalah hari pertama kami memanen tiga buah markisa yang ditanam di samping rumah. Ya, tiga buah, bukan tiga kilo atau tiga karung. 

Itu adalah masa sekitar 9 bulan, sejak kami pertama kali menanam hingga pertama kali memanen. Mirip dengan usia janin di dalam kandungan hingga dilahirkan.

Buah markisa (Dokumentasi pribadi)
Buah markisa (Dokumentasi pribadi)
Daging buahnya berasa asam, berwarna kuning. Daging buah inilah yang digunakan sebagai bahan dasar membuat sirop markisa. 

Namun, karena kurang paham dan kurang peduli, pada hari itu kami hanya mencampur daging buahnya langsung dengan air minum dan gula. Segar sekali rasanya, tapi bukan menyerupai sirop markisa kemasan pada umumnya.

Bagi masyarakat petani, tidak ada yang paling ditunggu selain musim panen dan berhasil menjual hasil panen dengan harga yang memuaskan. Namun, tulisan ini bukan tentang kisah panen markisa dalam konteks yang demikian.

Buah hasil panen pertama (Dokumentasi pribadi)
Buah hasil panen pertama (Dokumentasi pribadi)
Sekadar memetik lima atau enam buah markisa sekali panen tentu bukanlah jenis pertanian yang bisa dikatakan menghasilkan dari sisi ekonomi. 

Namun, pelajaran yang bisa dipetik dalam kisah kehidupan markisa yang berasal dari bibit yang hampir mati, tapi ternyata bisa hidup, bahkan tumbuh lebat manakala bumi menumbuhkannya dari dalam tanah yang diberi makan dengan cukup.

Saya tidak tahu, sampai berapa lama markisa ini akan tumbuh dan sebanyak apa buah yang akan dihasilkannya. 

Puncak panen tanaman markisa kami dalam periode pertama berbuahnya adalah pada 3 Agustus 2020. Selanjutnya, hampir setiap hari ada buah yang bisa dipetik meskipun tidak banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun