Kegemaran merawat berbagai jenis tanaman hias guna penghias rumah dewasa ini, tentu saja berhubungan dengan bertambahnya jumlah pengeluaran, tidak saja untuk membeli bibit bunga, tapi juga untuk membeli berbagai pernak pernik guna memperindah tanaman hias.
Pernak-pernik itu, antara lain berupa pot bunga, dan rak bunga, baik dari plastik, kayu, mapun besi. Bagi sebagian orang yang mampu mungkin tidak masalah, cukup hanya dengan membeli barang jadi.
Bagaimanapun juga, pasti ada kebutuhan lain yang lebih penting dan mendesak untuk didahulukan dalam rumah tangga. Sementara itu, ditambah dengan berbagai kendala pada masa pandemi covid-19 seperti saat ini, tidak sedikit kita yang pendapatannya semakin terancam.
Namun, bukan tidak mungkin untuk kita bisa melakukan penyesuaian, agar tetap bisa menghidupi hobi, tanpa harus mengorbankan kebutuhan yang paling penting dan mendesak, terutama kesehatan dan pendidikan anak-anak.
Berikut ini, saya akan membagikan 6 kiat yang berasal dari pengalaman pribadi, tentang cara membuat rak bunga penghias rumah dari bahan kayu dengan biaya murah. Tetap tidak kalah unik dibandingkan hasil kerajinan rumahan maupun pabrikan yang banyak dipasarkan, untuk digunakan sendiri. Markicek, mari kita cek.
1. Pergunakan kayu bekas
Sebenarnya, bahan untuk membuat rak bunga ada berbagai jenis selain kayu bekas, seperti plastik dan besi. Namun, untuk mengerjakan bahan dari kayu bekas relatif lebih murah. Selain itu, kayu relatif lebih mudah dibentuk dan lebih unik.
Seringkali, kita memandang kayu-kayu bekas sebagai bahan-bahan yang sudah tidak berguna selain dijadikan kayu bakar. Di desa-desa pada umumnya, kayu-kayu bekas dipakai sebagai kayu bakar untuk memasak makanan sehari-hari di rumah tangga, maupun untuk memasak makanan ternak.
Padahal, ada manfaat lain dari kebiasaan menyimpan berbagai jenis dan ukuran kayu bekas, selain untuk kayu bakar. Dengan sedikit imajinasi dan kreasi, kayu bekas berbagai jenis dan ukuran bisa dibentuk menjadi rak bunga yang cantik dan unik.
Sudah bukan rahasia lagi saat sekarang ini, bahwa hampir semua hal kini bisa dipelajari dari internet. Dalam kaitan ini, sudah jelas bahwa walaupun kita akan membuat rak bunga dari bahan kayu bekas, bukan berarti kreasi ini bebas biaya sama sekali.
Setidaknya biaya paket internet untuk belajar. Kalaupun menumpang wifi, setidaknya butuh biaya untuk membeli segelas minuman sambil menumpang googling di warung-warung.
Kata orang-orang tidak ada makan siang gratis, begitu juga dengan hobi. Tidak ada hobi yang gratis kalau mau berkualitas, setidaknya dengan biaya semurah-murahnya dan kualitas sebaik-baiknya.
Internet menyediakan banyak sekali sarana belajar, dari berbagai halaman dan akun para penggiat hobi yang sama. Kita tinggal memasukkan kata kunci yang terkait dengan hobi kita, maka akan didapatkan ratusan hingga ribuan rujukan untuk kita bisa mengamati, meniru dan memodifikasi.
Saya sendiri, suka mencari berbagai rujukan tentang kreasi kayu dengan kata kunci "woodworking". Dari sana, kita akan mendapatkan rujukan yang berkaitan dengan berbagai aktivitas atau keahlian dalam membuat berbagai kreasi berbahan dasar kayu dari berbagai belahan dunia, termasuk cara membuat rak bunga dari kayu.
3. Mulai dari yang paling sederhana
Apakah mitos atau fakta, perdebatan tentang ide dan bakat bawaan adalah polemik yang tidak ada habis-habisnya, dan masing-masing ada pendukung atau penentangnya.Â
Hal yang membedakan antara orang yang mampu atau tidak mampu salah satunya pada dasarnya adalah kemauan. Bukankah kita juga tahu makna ungkapan, "alah bisa karena biasa"?
Sesuatu yang sukar, bila sudah dibiasakan dengan berlatih, tentu tidak akan sukar lagi untuk seterusnya. Namanya juga mau murah, tentu ada perjuangan di dalamnya.
Yang namanya hobi atau kegemaran, tentu saja itu adalah sesuatu yang bisa dikerjakan sambil bersenang-senang. Kalau kita tidak senang mengerjakannya, maka itu bukan hobi.
Mengerjakan sesuatu yang digemari juga sering kali bukanlah sesuatu yang menjadi pekerjaan utama kita. Oleh sebab itu, kita menekuni hobi pada waktu luang demi menenangkan hati dan pikiran.
4. Perlunya menggunakan peralatan tambahan
Setelah terbiasa dengan kreasi yang sederhana, seringkali kita menjadi tidak puas dan menginginkan sesuatu yang lebih. Tentu untuk itu, peralatan pun dituntut untuk lebih dilengkapi.
Salah satu keuntungan mengerjakan rak bunga dari bahan kayu bekas adalah pengerjaannya yang relatif mudah dan dengan peralatan yang sederhana pula.Â
Pengalaman saya, setidaknya kita membutuhkan alat ukur atau meteran, penggaris, gergaji, palu, paku berbagai ukuran sesuai kebutuhan, kertas pasir (amplas), dan cat atau pernis/plitur.
Memang, tidak mudah mengerjakan bahan dengan karakter demikian. Selain kita bisa terluka terkena paku bila tidak berhati-hati, aktivitas ini juga membutuhkan waktu lebih lama, dibandingkan bila kita membeli bahan di toko bahan-bahan bangunan.
Namun, membeli bahan jadi tentu juga menuntut biaya yang lebih mahal. Untuk bisa lebih murah, kita perlu jeli mencari bahan-bahan pendukung yang sudah melekat pada kayu-kayu bekas itu.
Untuk rak bunga dengan ukuran kecil dan pengerjaan sederhana, peralatan tambahan itu belum terlalu dibutuhkan. Untuk menghaluskan permukaan kayu sebelum dipernis atau diplitur pada rak bunga ukuran kecil, kita masih cukup menggunakan kertas pasir atau kertas amplas dengan pengerjaan manual.
Namun, bila ukurannya semakin besar dan semakin rumit, cara kerja manual dengan amplas tentu akan sangat merepotkan. Kita sudah membutuhkan gerinda atau mesin ketam otomatis yang elektrik.
Namun, bagi sebagian orang yang sangat menekuni kegemaran bertukang dengan menggunakan bahan kayu ini, tidak jarang juga kita bisa mendapatkan penghasilan dari pesanan dari orang-orang.Â
Penghasilan dari hasil penjualan kepada para pemesan itu, bisa dimanfaatkan untuk melengkapi peralatan tambahan yang memang kita butuhkan untuk mendukung hobi dan meningkatkan keterampilan.
Pengalaman saya, baik mesin gerinda atau mesin bor elektrik, banyak dijual yang seharga kisaran 200.000 hingga 300.000 Rupiah di pasaran. Untuk jenis pekerjaan skala kecil rumahan, peralatan seharga itu juga sudah cukup memadai untuk mendukung hobi.
5. Berinteraksi dengan komunitas dan orang-orang dengan minat yang sama
Kesamaan minat terhadap sesuatu hal, entah bagaimana, sering kali mempertemukan kita dengan orang-orang yang memiliki kesamaan minat dengan berbagai cara dan pada kesempatan yang tidak terduga, baik di dunia nyata, maupun di dunia maya.
Apalagi dewasa ini, di mana hobi sebagian besar manusia dapat dilacak menggunakan berbagai kata kunci yang tersemat sebagai tagar atau label pada berbagai platform digital.Â
Dari sana, kita sering menemukan fakta di mana orang yang sehari-harinya berada di sekitar kita dalam kehidupan nyata, tanpa kita duga ternyata memiliki hobi yang unik, terkadang sama dengan kita.
Keuntungan bila terhubung dengan orang-orang pada bidang minat yang sama adalah, kita bisa mendapatkan sudut pandang alternatif, yang sering kali bisa menjadi sumber informasi dan wawasan baru bagi kita. Seringkali juga, orang-orang dengan minat dan kegemaran yang sama ini, tidak pelit berbagi pengalamannya.
Saya pernah mendapatinya dari seorang teman. Sebagai langkah akhir dari sebuah kreasi kayu adalah pengecatan atau pernis permukaan kayu, sehingga lebih indah secara estetika maupun lebih kuat dalam hal daya tahan.Â
Namun, mendapatkan hasil maksimal dengan menggunakan cat atau pernis berkualitas, seringkali membutuhkan biaya yang tidak murah.
Dari teman itu, saya diberitahu bahwa fungsi pernis yang membuat permukaan kayu menjadi mengkilap dan lebih tahan terhadap cuaca maupun gerogotan rayap, dapat digantikan dengan menggunakan oli (pelumas) bekas atau solar yang dioleskan pada permukaan kayu. Kedua bahan ini tentu saja lebih murah, tapi tetap dengan hasil yang tidak kalah cantik.
Mungkin akan terdengar remeh dan bagi sebagian lainnya mungkin terasa berlebihan. Namun, dari pengalaman yang saya rasakan, tuntutan kondisi saat ini, membuat aktivitas membagikan pengalaman dan berbagai hal lainnya di media sosial dalam kadar yang tidak berlebihan dan maksud positif adalah sebuah jalan untuk meningkatkan kemanfataan atas pengalaman maupun hasil kreasi kita, apa pun itu.
Bukan dalam rangka gagah-gagahan atau pamer semata, sadar atau tidak disadari, penggunaan media sosial saat ini adalah salah satu cara yang paling mudah dan murah untuk mendapatkan umpan balik demi perbaikan kualitas sebuah produk. Selain itu tentu saja banyak juga cemoohan dan pengalaman kurang mengenakkan dari respons publik yang kita terima saat berbagi di media sosial. Itu adalah konsekuensi bila berada di ruang publik.
Apa boleh buat, kita hanya perlu mengambil manfaat terbaik sebanyak-banyaknya dan membuang jauh-jauh hal-hal buruk yang mengiringinya. Itu juga adalah sebuah konsekuensi yang mau tidak mau menjadi sebuah realitas yang tidak bisa ditolak saat kita berada di ruang publik dewasa ini.
Selain membangun jejaring dan pertemanan, belajar dan berbagi pengalaman, berbagi di media sosial juga adalah salah satu cara pemasaran sebuah produk yang murah meriah, efektif dan efisien. Syukur bila hobi yang kita tekuni bisa juga menjadi peluang karir kedua atau tambahan penghasilan, bukan?
Bukankah kesempatan untuk bisa mengerjakan suatu pekerjaan yang sekaligus menjadi hobi kita adalah sebuah anugerah terindah dan menyenangkan? Selamat mencoba bagi yang berminat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H