Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

6 Tips Merawat Anggrek, Kembang Sepanjang Zaman

24 September 2020   22:55 Diperbarui: 1 Oktober 2020   02:37 2547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggrek Cattleya (Dokumentasi pribadi)

Entah dari mana awalnya, tapi sejak pandemi covid-19 melanda hampir seluruh negeri, dan tampaknya belum ada tanda-tanda bahwa wabah yang satu ini akan segera berakhir dalam waktu dekat.

Fenomena tren membeli dan merawat tanaman hias berbagai jenis menjadi gejala yang tidak kalah pandemis. Tidak hanya di kalangan ibu-ibu, tapi juga bapak-bapak banyak yang menggemari hobi yang satu ini.

Berbagai jenis bunga ramai dicari atau bahkan dibeli. Sekarang sudah sangat lazim terlontar dari mulut orang-orang yang memang mencintai bunga atau sekadar penasaran saja, nama-nama tanaman dalam pembicaraan orang-orang, seperti Gelombang Cinta, Sri Rejeki, Janda Bolong, Lidah Mertua, dan lain sebagainya.

Tak ayal, fenomena ini menjadi sumber rezeki baru bagi orang-orang yang menangkap peluang ini sebagai jenis usaha. Bagi mereka yang memang sudah sejak lama pekerjaannya memelihara dan menjual aneka jenis bunga, permintaan dan penjualanpun meningkat.

Bahkan, di berbagai tempat, kini isi hutanp un mulai diobrak-abrik orang-orang yang berburu bunga. Tanaman-tanaman hutan yang dulunya tidak pernah menjadi pusat perhatian, karena diyakini termasuk jenis-jenis tanaman hias berdasarkan ciri-ciri yang mirip dengan berbagai jenis tanaman hias, terutama anggrek, kini mulai dijarah.

Anggrek, tidak sepenuhnya sama dengan tanaman hias lainnya yang banyak dicari untuk sekadar pemanis ruangan, karena bentuknya yang modern untuk memberikan kesan kekinian pada sudut ruangan. Anggrek adalah tanaman hias yang bisa disebut sebagai kembang sepanjang zaman, yang disenangi dan tidak lekang oleh waktu.

Anggrek Cattleya (Dokumentasi pribadi)
Anggrek Cattleya (Dokumentasi pribadi)
Jauh sebelum Gelombang Cinta, Philodendron, Monstera, Alocasia, dan Begonia, ramai dicari dan disenangi, anggrek telah menjadi tanaman hias yang menjadi idola banyak orang yang menyenangi bunga. Namun, memelihara anggrek itu ternyata gampang-gampang susah juga.

Berikut ini adalah 6 (enam) tips atau kiat dalam merawat anggrek, yang dibagikan oleh rekan penyuka anggrek dan bisa kami bagikan kepada para pegiat hobi yang sama.

1. Perhatikan media tanam
Media tanam anggrek biasanya terbuat dari batang pakis yang dicacah, serpihan tembikar atau batu bata, serta arang. Selain itu, anggrek biasanya lebih suka tumbuh pada pot yang terbuat dari tanah liat.

Susunan media tanam anggrek, secara berurutan dari bawah biasanya mulai dari batu bata, arang kemudian batang pakis yang dicacah.

Instalasi tiang anggrek dari pohon aren (Dokumentasi pribadi)
Instalasi tiang anggrek dari pohon aren (Dokumentasi pribadi)
Baca juga : Membuat Instalasi Tiang Anggrek dan Meja Sudut Surealis dari Kayu 

2. Menyiram anggrek dua hari sekali 
Anggrek sebaiknya disiram dua hari sekali, yakni pada pagi atau sore hari. Namun, perlu juga memperhatikan kondisi media tanaman anggrek. 

Bila medianya sudah kering, bisa juga disiram diluar dari jadwal itu. Sebaliknya, pada saat curah hujan tinggi tidak perlu menyiram tanaman.

3. Menyiram anggrek dengan kombinasi air bekas cucian beras dan kulit bawang
Bagi kita yang suka memasak, terutama kaum ibu, sering kali air bekas cucian beras dibuang begitu saja. Padahal ada manfaat besar bagi anggrek, dan tanaman hias lain pada umumnya yang terkandung dalam air bekas cucian beras.

Menariknya, khasiat air bekas cucian beras bisa semakin dimaksimalkan bila dipadukan dengan bekas kupasan kulit bawang merah dan bawang putih. 

Air cucian beras yang mengandung fosfor, kalium, zat besi, boron, vitamin dan protein, serta mikrobiologi yang bermanfaat mencegah penyakit tanah yang dapat menyebabkan tanaman layu.

Zat-zat dalam kulit bawang merah dan bawang putih, juga berguna memacu pembentukan hormon Auksin, Giberelin dan Alanin dalam air bekas cucian beras. 

Ketiga jenis hormon tersebut bertugas merangsang pertumbuhan pucuk daun, serta mengangkut makanan ke sel-sel terpenting pada daun dan batang tanaman.      

4. Semprotkan fungisida dan insektisida seperlunya
Selain jenis pupuk organik cair seperti kombinasi air bekas cucian beras dan kulit bawang merah/ bawang putih, sesekali perlu juga menyemprot tanaman anggrek dengan fungisida dan insektisida dalam kadar yang terkontrol.

Dalam pengalaman kami merawat anggrek, fungisida perlu disemprotkan terutama setelah hujan. Sebab, pada musim hujan sering kali tumbuh berbagai jenis jamur, yang bisa merusak tanaman anggrek. Selanjutnya, insektisida perlu disemprotkan untuk menghalau gangguan dari berbagai jenis serangga, seperti kutu putih.

5. Gunakan fungisida dari bahan-bahan rumahan
Selain fungisida yang didapatkan dari toko pupuk dan bahan kimia, kita juga bisa meracik fungisida dari bahan-bahan rumahan. Bahan-bahan itu terdiri atas:
a. 1 (satu) sendok makan, cairan sabun pencuci piring
b. 1 (satu) sendok makan, minyak goreng
c. 1/2 (setengah) sendok makan, soda kue
d. 1 (satu) liter air bersih

Cara pembuatan:
Campurkan seluruh bahan-bahan ke dalam 1 (satu) liter air bersih. Kemudian, dikocok hingga tercampur merata. 

Setelah itu, bahan fungisida bahan rumahan sudah bisa disemprotkan ke tanaman anggrek yang terserang hama.

6. Perhatikan penempatan tanaman anggrek
Sebagian jenis anggrek tidak suka ditempatkan pada tempat yang langsung diterpa sinar matahari. Tanaman anggrek yang termasuk jenis ini adalah Anggrek Bulan.

Anggrek Bulan (Dokumentasi pribadi)
Anggrek Bulan (Dokumentasi pribadi)
Sedangkan jenis tanaman anggrek yang tidak terlalu bermasalah meskipun ditempatkan pada tempat yang langsung diterpa sinar matahari adalah jenis anggrek dari genus Dendrobium.

Anggrek Dendrobium (Dokumentasi pribadi)
Anggrek Dendrobium (Dokumentasi pribadi)
Oleh sebab itu, bagi yang hobi bertanam anggrek, perlu untuk memperhatikan gejala yang timbul pada berbagai jenis anggrek yang ditanam. 

Bila tanaman anggrek mudah layu saat terpapar sinar matahari, maka sebaiknya tempatkan di tempat yang teduh dan ternaungi. Sebaiknya, perlu menggunakan jaring paranet untuk menaungi tanaman anggrek yang kita pelihara.

Menaungi anggrek Vanda dengan paranet (Dokumentasi pribadi)
Menaungi anggrek Vanda dengan paranet (Dokumentasi pribadi)
Kegemaran merawat anggrek maupun tanaman hias lainnya pada umumnya, juga akan membawa efek samping atau dampak lanjutan pada bidang yang lain. 

Termasuk dalam hal ini sebagaimana yang tampak dari menjamurnya usaha jual beli berbagai wadah media tanam, apakah itu pot bunga, rak bunga (baik dari plastik, kayu, mapun besi).

Baca juga : Menghitung dan Berbagi Berkat dengan Kerabat, Pelajaran Seumur Hidup dari Pohon Kayu 

Saya sendiri sempat intens membuat aneka bentuk media penempatan tanaman hias, sejak bulan Juni yang lalu. Baik berupa meja maupun tiang dari bahan berbagai jenis kayu, yang dipesan oleh pembeli maupun untuk digunakan sendiri. Namun, saat ini saya lebih menggemari hobi membuat rak bunga dari bahan kayu bekas, untuk digunakan sendiri.

Terlepas dari itu semua, di antara banyak kecemasan dan kekhawatiran akibat pandemi covid-19 seperti saat ini, yang berdampak tidak saja terhadap kesehatan, tapi juga sektor ekonomi dan sosial sebagian besar kita, adalah penting bagi kita untuk menjalani hidup sambil juga berusaha menghidupi hobi. Meskipun untuk itu kita perlu melakukan banyak penyesuaian.

Anggrek Vanda (Dokumentasi pribadi)
Anggrek Vanda (Dokumentasi pribadi)

Saya ada melihat sebuah kalimat yang banyak beredar di media sosial belakangan ini, katanya, "Bertahan di tahun 2020 dengan bermodalkan kegembiraan". Setelah saya renungkan, kalimat itu ada benarnya, sebab sebelumnya sudah lama juga diberitahukan kepada kita, bahwa hati yang gembira adalah obat.

Demikian, beberapa tips atau kiat dalam merawat anggrek yang saya dapatkan dari mengamati dan mewawancarai istri, di sela hobi saya membuat berbagai hal berbahan kayu. Semoga kita semua sehat dan bisa bergembira, meskipun banyak juga masalah yang mendera.

Salam sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun