Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Journey Home", Hati adalah Sumber Keberanian untuk Kembali Pulang

15 September 2020   10:50 Diperbarui: 21 September 2020   07:42 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terjadi bila seorang remaja yang sedang berkonflik dengan ibunya berteman dengan seekor anak beruang kutub yang juga terpisah dari induknya?

Kisah mereka dapat kita lihat dalam sebuah film berjudul "The Journey Home" yang mengambil latar di Arctic, daerah yang diselimuti oleh lapisan es dan salju tebal, di utara Kanada. Judul asli film ini adalah "Midnight Sun".

Seorang remaja bernama Luke Mercier, diperankan oleh Dakota Goyo, mendengar bunyi berisik di luar rumahnya. Sumbernya adalah dari seekor anak beruang kutub yang gelisah karena terpisah dari induknya.

Pertemuan mereka, Luke dan anak beruang itu, membawa Luke kepada sebuah petualangan yang seru sekaligus berbahaya. Luke berupaya menolong anak beruang itu untuk mempertemukannya dengan ibunya.

Begitulah anak remaja, apa yang dilarang atau disarankan biasanya adalah yang paling menarik hati untuk dilanggar. Barangkali karena di usia itu rasa penasaran dan keingintahuan begitu besarnya. Namun, itu jugalah yang membuat masa remaja adalah masa di mana anak sangat rentan berkonflik, entah dengan orang tuanya atau teman-temannya.

Tidak mengindahkan peringatan keluarga dan teman-temannya, Luke menggunakan motor salju membelah bentangan alam liar yang membeku di Arctic, untuk mengantarkan anak beruang kutub itu kepada ibunya. Namun, naas bagi Luke, badai salju membuat perjalanannya terhambat.

Ia bahkan terjebak dalam suhu dingin yang sangat ekstrem, yang secara tidak langsung mempertemukannya dengan suku Inuit. Mereka menyelamatkan nyawa Luke dengan keramahtamahan dan kearifan lokal mereka.

Ibu Luke, diperankan oleh Bridget Moynahan, mendapat sambungan telefon dari Abbie saudari Luke, diperankan oleh Kendra Timmins, yang mengabarkan bahwa Luke pergi dari rumah, dan belum diketahui ke mana. Ibu Luke adalah seorang peneliti kehidupan alam liar. Dia yang mencemaskan Luke memutuskan pulang ke Devon untuk mencari Luke anaknya.

Sementara itu, setelah kondisinya pulih, perjalanan Luke selanjutnya ditemani oleh Muktuk, yang diperankan oleh Goran Visnjic. Muktuk yang setengah berdarah Inuit dan setengah Kanada adalah sahabat keluarga Luke.

Ayah Luke, Victor, yang bersahabat dengan Muktuk menyuruhnya menjaga ibu Luke. Pada suatu waktu, Victor membawa serombongan ilmuwan yang melakukan penelitian. Namun, lapisan es tempat mereka berada pecah, dan mereka semua mungkin tewas.

justdial.com
justdial.com

Muktuk memberi nama anak beruang kutub itu Pezoo, yang artinya adalah pengembara. Kata Muktuk, bagi masyarakat suku Inuit, semua hal harus diberi nama. Bukan untuk menguasainya, tapi agar ketika mereka pergi mereka tidak dilupakan.

Eta yang bersama Nuvu menyelamatkan Luke dari hipotermia memberikan sebuah kalung dari tulang paus kepada Luke sebelum berpisah. Kata Eta, itu adalah doanya untuk melindungi dan membawa Luke kembali pulang dengan selamat dari perjalanannya mengantarkan Pezoo kepada ibunya.

Muktuk adalah seorang pemandu jalan yang berpengalaman di Arctic, sebuah medan es dimana suhu bisa mencapai hingga minus 30 derajat, terutama pada saat badai.

Dalam sebuah badai es yang menghambat perjalanan motor salju mereja, Luke dan Pezoo terpisah dari Muktuk. Luke bisa selamat karena Pezoo secara naluriah menuntunnya berlindung dalam sebuah gua es atau igloo yang sudah ditinggalkan.

Muktuk telah mengajarkan kepada Luke bahwa di Actic kelihatannya saja mereka berpijak di atas tanah. Kenyataannya, mereka hanya dipisahkan dari lautan sedalam 300 meter oleh 3 meter lapisan es, yang selalu bisa retak kapan saja. Setelah badai reda, lapisan es igloo yang ditempati oleh Luke dan Pezoo telah terpisah dari lapisan utama.

Dari sana terlihat, bahwa Arctic yang kelihatannya sepi tanpa kehidupan, sebenarnya dihuni berbagai makhluk yang menakjubkan sekaligus mengerikan dalam adaptasinya dengan lingkungan yang ekstrem.

Muktuk yang ada di lapisan utama es meninggalkan Luke dan Pezoo yang terpisah di lapisan es lainnya, bergegas memacu motor saljunya untuk kembali ke Devon meminta bantuan untuk menyelamatkan Luke dan Pezoo.

Dalam penantiannya, Luke membayangkan hal-hal yang hangat untuk mengusir suhu dingin yang mendera tubuhnya. Luke manggambarkan berada di arctic seperti menikmati pai panas dengan es krim sekaligus.

Karena lapisan-lapisan es itu bergerak dan bisa tenggelam sewaktu-waktu, Luke dan Pezoo pun tidak bisa bertahan diam terus di sana. Mereka meloncat dari satu lapisan ke lapisan lainnya hingga tiba di lapisan utama.

Namun, naas tas ransel berisi sisa perbekalan mereka tertinggal di lapisan tempat igloo yang mereka tempati. Hanya tertinggal sebuah pistol suar di saku Luke.

Mereka pun melanjutkan perjalanannya. Hanya Pezoo yang tampak senang berlarian ke sana kemari. Arctic memang menjadi habitat dari sebagian besar beruang es yang ada di dunia.

Luke mengkonsumsi telur-telur burung yang dia temukan dalam perjalanannya sebagai sumber protein dan bahan makanan. Perjalanan Luke dan Pezoo adalah menuju Cape Resolute, tempat ibu Pezoo berada.

Dekat dengan sebuah kilang minyak, Luke pingsan. Sebelum pingsan ia menembakkan suar yang dia bawa di sakunya.

Ia mengingat satu prinsip yang diajarkan kepadanya dalam menembakkan suar, "tunggu sampai dasar, rasakan hingga mencapai Narita". Maksudnya adalah gunakan suar hingga itu memang benar-benar dibutuhkan, dan pastikan itu mendekati titik peluang kegunaan tertingginya.

Luke kembali selamat ditolong oleh petugas di kilang minyak. Mendapat pesan radio dari petugas di sana, ibu Luke sangat bersyukur Luke selamat. Ia dan Muktuk akan segera kesana untuk menjemput Luke dengan helikopter.

Namun, petualangan belum berhenti. Luke melarikan diri dari failitas di kilang minyak itu. Ia melepaskan Pezoo yang dikurung di sebuah ruangan.

Bersama Pezo, Luke mengarungi lautan Arctic menuju Cape Resolute menggunakan perahu kecil yang ternyata bocor yang dia temukan di sekitar kilang dengan bantuan angin utara.

Pezoo akhirnya bertemu dengan ibunya di Cape Resolute. Menarik untuk diketahui, bahwa beruang kutub yang merupakan anak dan ibu kandung ini, masing-masing berusia setengah bulan dan tiga tahun pada saat film dibuat.

Pezoo dan ibunya didatangkan dari China ke Kanada untuk pembuatan film ini. Namun, karena Kanada merupakan rumah bagi sebagian besar beruang kutub, mereka tampak sangat bisa beradaptasi dengan suasananya.

Dilansir dari www.cbc.ca, Mark Dumas, yang telah berpuluh tahun merawat berbagai jenis beruang, termasuk beruang kutub, bekerja untuk merawat beruang dari China itu. Ia mengatakan bahwa kebun binatang tidak akan membiarkan begitu saja beruang kutub mereka keluar dari pusat penangkaran untuk bermain film.

Pezoo telah menempuh perjalanan  panjang untuk sampai ke film ini. Dari dokumen perjalanannya diketahui bahwa perjalanannya mulai dari Beijing ke Frankfurt, selanjutnya ke Toronto, lalu ke Vancouver, hingga Abbotsford, British of Columbia, dimana Dumas tinggal. Itu adalah perjalanan selama 45 jam. Saat pertama tiba, beruang itu sangat agresif kata Dumas.

The Journey Home atau Midnight Sun mungkin bukan sebuah film keluarga atau film petualangan terbaik, sebagaimana komentar seorang komentator bernama Radheyan Simonpillai, yang tinggal di Toronto sebagai ulasan atas film ini "This Free Willy-style adventure set in the Arctic won't melt your heart, but that's not the climate's fault". Ya, film petualangan ini mungkin tidak akan melelehkan hati kita, tapi itu bukan karena kesalahan perubahan iklim.

Film yang disutradari oleh Roger Spottiswoode dan Brando Quilici ini dirilis pada 13 November 2014 di Italia dan pada 4 September 2015 di Kanada. Alur ceritanya tidak terlepas dari hubungan sebab akibat dalam konflik antara orang tua dan anak, dihubungkan dengan kepedulian kepada kehidupan satwa dalam sosok Pezoo yang tampak memelas sekalipun ia adalah hewan, maupun lingkungan alam liar secara umum.

Dari sana kita setidaknya mendapatkan manfaat pengajaran untuk diteruskan ke anak-anak, yang tampaknya lebih tertarik menonton Pezoo yang menggemaskan dan sering terjatuh bergulingan di atas lapisan salju, bahwa baik manusia atau hewan, sebenarnya memiliki kesamaan. Setidaknya dalam satu hal, bahwa mana kala hati saling bertemu dan saling memahami maka akan melahirkan empati.

Pesan dari filmya tampaknya jelas bahwa kekuatan hati atau perasaan manusia adalah yang menjadi sumber keberanian dan kekuatan moralnya. Barangkali sifat itu diwarisi oleh Luke dari ayah dan ibunya. Itu jugalah yang menjadi alasan mengapa dia rela mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan Pezoo.

Referensi:

wikipedia

imdb

rottentomatoes

cbc.ca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun