Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

6 Hal yang Perlu Diketahui tentang Kompor Gas demi Kebaikan Dapur

31 Agustus 2020   16:38 Diperbarui: 1 September 2020   10:49 2545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penanda tekanan gas pada tabung elpiji (Dokpri)

Memasak di dapur sudah umum dilakukan terutama oleh kaum ibu. Bukan tidak ada kaum bapa yang memasak di dapur, tapi kebanyakan tahunya makan.

Sementara itu, bagi kaum ibu yang umumnya paling sering memasak di dapurpun, tahunya ya memasak. Soal perawatan kompor yang digunakan untuk memasak sering kali tidak terlalu dipusingkan.

Atas gambaran itu, maka tidak heran bila kita mendapatkan kenyataan kompor di dapur, baik dapur keluarga maupun dapur rumah makan, tampak tidak terawat dengan tampilan setengah gosong.

Itu adalah cara yang sopan untuk tidak mengatakannya gosong terbakar sepenuhnya, dengan kerak-kerak menempel di sana sini yang membuatnya tampak sangat kumal.

Namun, bukan tampilan yang kumal itu persoalan utamanya. Hari ini saya kedatangan dua orang tamu istimewa, Dapi dan Habibie, petugas safety and guarantee, dari sebuah perusahaan yang menjual regulator dengan pengaman otomatis dan selang gas dengan pengaman otomatis, serta jasa layanan perawatannya.

Awalnya, sebagaimana umumnya bila kedatangan orang yang akan melakukan prospek bisnis atau menawarkan produk atau jasa mereka, kita akan merasa sedikit terganggu karena memang tidak membuat janji sebelumnya, sementara kita sudah memiliki agenda lain.

Namun, karena hari ini saya mendapatkan jadwal untuk bekerja dari rumah, saya merasa tidak ada salahnya untuk mendengarkan penawaran jasa dan produk mereka.

Lagipula, namanya sebuah produk, apa pun itu, tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan dalam rangka perawatan.

Bagaimanapun, istilah safety first, mengutamakan keselamatan, sudah sepatutnya juga menjadi semboyang ibu-ibu dan bapak-bapak yang sering memasak di dapur.

Terkait dengan aspek keselamatan dalam memasak di dapur, saya mendapatkan sebuah gambaran yang masuk akal dari Dapi.

Secara umum masyarakat Indonesia saat ini memasak menggunakan kompor gas elpiji. Sebuah penyesuaian lafal dalam Bahasa Indonesia untuk menyebut LPG, yang merupakan singkatan dari Liquified Petroleum Gas, gas minyak bumi yang dicairkan.

Apa yang menarik dari fakta yang disampaikannya adalah bahwa, dari sekian banyak pemberitaan mengenai bencana kebakaran yang berasal dari ledakan gas elpiji, tidak ada satupun atau setidaknya hanya satu-dua, yang terjadi di kilang atau pangkalan gas elpiji. Secara umum kejadian kebakaran atau ledakan gas justru terjadi di dapur-dapur rumah tangga.

Mengapa demikian halnya, jawabannya singkat saja, karena penggunaan gas yang tersimpan dalam tabung dan dialirkan ke kompor melalui selang lewat pengaturan regulator, itu berlangsung di dapur-dapur keluarga, bukan di kilang atau pangkalan gas.

Oleh sebab itu, tidak heran mengapa tabung-tabung gas yang terkadang dilemparkan kesana-kemari saat dimuat ke truk pengangkut di kilang atau pangkalan tidak pernah meledak. Justru di tangan ibu-ibu yang memasak denga lemah gemulailah sering didengar kabar tidak mengenakkan tentang tabung-tabung gas elpiji yang meledak.

Modus penyebab yang paling sering muncul atas insiden ini tidak lain adalah minimnya pengetahuan dan kepedulian anggota keluarga, termasuk yang sering memasak di dapur, terkait perawatan kompor gas.

Lebih kurang selama dua jam Dapi dan Habibie beraksi di rumah, memamerkan keahlian mereka dalam hal perawatan kompor gas, saya pun tertarik untuk mendalami keahlian dan pengalamannya guna dibagikan kepada pembaca Kompasiana.

Tentu saja tidak ada jaminan untuk mengatakan bahwa ibu atau bapak pemilik kompor gas akan terhindar dari masalah terkait penggunaan kompor gas setelah membaca tulisan ini. Bagaimanapun, perbaikan atas kerusakan setiap produk, paling baik bila dilakukan oleh montir yang ahli di bidangnya.

Namun, untuk melakukan perawatan setiap hal, termasuk kompor gas, sudah barang tentu yang pertama dan terutama adalah oleh orang yang menggunakannya. Itulah yang kurang dari saya selama ini, yang hanya tahu makan, dan memasak sesekali, tanpa pernah merawat kompor.

Selanjutnya, mari kita lihat beberapa hal yang sempat saya korek dari Dapi dan Habibie terkait pengetahuan seputar kompor gas, termasuk perawatan dan cara-cara sederhana sebagai tindakan pertama apabila terjadi masalah dengan kompor gas, sebagai berikut:

1. Lepaskan regulator dan selang gas dari tabungnya apabila sedang tidak digunakan

Penanda tekanan gas pada tabung elpiji (Dokpri)
Penanda tekanan gas pada tabung elpiji (Dokpri)
Sekilas mendengar penjelasan ini terasa agak merepotkan. Namun, masuk akal karena bagaimanapun kita memiliki jauh lebih sedikit waktu untuk memasak ketimbang kegiatan lain dalam hidup. Kecuali bagi orang-orang yang memang bekerja di rumah makan yang buka 24 jam.

Tindakan ini terutama diperlukan dalam jeda penggunaan kompor dengan jangka waktu yang lama, misalnya saat kita akan tidur atau pergi keluar rumah.

Bahaya yang bisa timbul bila tidak melepas regulator dan selang, terutama pada peralatan yang tidak memenuhi standar, SNI misalnya, maka tekanan gas pada selang, yang standarnya bertekanan 375 PSI, dapat membuat selang cepat lapuk.

Apalagi pada selang yang tidak standar, residu gas dapat terperangkap dalam selang, terutama bila tidak pernah dilepaskan dari tabung. Selain ketika mengganti tabung gas yang kosong.

Membuktikan hal ini, Dapi mencoba meniup selang gas yang telah dilepas pada salah satu ujungnya dan menyulut api pada ujung yang lainnya, wussss....api segera menyambar.

Paling baik tentu saja menggunakan perlatan yang memenuhi standar pengamanan, tapi bilapun tidak, tindakan melepas regulator dan selang gas dari tabung apabila sedang tidak digunakan akan sangat bermanfaat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan di dapur rumah-rumah kita.

2. Bersihkan kompor gas dan bagian-bagiannya secara berkala

Membersihkan
Membersihkan
Di sela-sela kesibukannya mengecek dan membersihkan kompor kami yang sudah berumur 13 tahun, Dapi memperlihatkan dua buah karet kecil yang dalam dunia orang-orang gas elpiji diberi nama "Apolo".

Bila diandaikan pada karburator apolo ini menurut Dapi bisa disebut sebagai spuyer. Ia berfungsi sebagai pembagi yang bermanfaat ketika menghidupkan dan mematikan api kompor.

Dalam kondisi bersih, karet kecil itu seharusnya berwarna merah, tapi saat ini warnanya sudah hitam. Tentu saja, membersihkan bagian-bagian kompor yang kecil dan adanya di dalam "mesin" kompor hanya bisa dilakukan oleh petugas terlatih.

Kata Dapi, perlu pelatihan selama 3 bulan untuk bisa menjadi petugas safety and guarantee yang terampil.

Namun, sebagai pengguna awam kita bisa dan harus selalu membersihkan bagian luar kompor. Bagaimanapun, seringkali kotoran yang merusak kerja bagian dalam kompor, seperti pemantik api kompor, berasal dari kotoran bagian luar yang tidak dibersihkan.

Membersihkan tungku kompor gas (Dokpri)
Membersihkan tungku kompor gas (Dokpri)
Sering bersihkan tungku kompor, karena tumpahan bahan masakan yang tidak dibersihkan akan lengket menjadi kerak.

Selang gas sering-sering dilap dengan kain yang dibasahi dengan air hangat untuk membersihkan tumpahan-tumpahan minyak yang dapat menyebabkan kerak dan mengurangi umur ekonomis peralatan.

3. Bila mengganti tabung gas, perhatikan tanggal kadaluarsa yang tertera pada tabung

Label tanggal kadaluarsa pada tabung gas (Dokpri)
Label tanggal kadaluarsa pada tabung gas (Dokpri)
Sebagaimana umumnya sebuah produk, akan dilengkapi dengan tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa. Setidaknya tanggal kadaluarsa bermanfaat memberikan informasi kepada konsumen mengenai masa optimal manfaat suatu produk.

Bukan tidak berfungsi, namun tabung gas yang sudah lewat tanggal kadaluarsa semakin berpotensi melahirkan sebuah masalah.

4. Arti warna merah pada lubang tabung gas

Lingkaran merah di sekeliling lubang tabung gas (Dokpri)
Lingkaran merah di sekeliling lubang tabung gas (Dokpri)
Lingkaran berwarna merah di sekeliling lubang tabung gas, adalah sebuah penanda titik rawan pada tabung gas. Itu adalah bagian paling tipis pada tabung gas.

Bila terjadi kebocoran atau api menyala di sekitar mulut tabung gas, dan apabila lingkaran berwarna merah itu sudah berubah menjadi hitam, maka tidak ada jalan lain selain lari menyelamatkan diri. Itu adalah alamat bahwa tabung gas akan segera meledak.

5. Yang perlu dihindari dan diperhatikan sebagai tindakan pencegahan

Masalah yang sering terjadi adalah adanya kebocoran pipa atau masalah pada regulator yang tidak standar, yang menyebabkan kobaran api. Hal-hal yang perlu dihindari terkait hal ini antara lain:

Pertama jangan panik, karena untuk apapun yang terjadi bila dihadapi dengan panik yang ada justru bencana yang lebih besar.

Kedua, untuk penyelamatan, jangan menyiram kobaran api yang terjadi di sekitar tabung, selang atau regulator dengan air, karena justru akan membuat api semakin besar.

Ketiga, jangan menutup tabung gas dengan kain basah dengan maksud untuk memadamkan api, karena yang terjadi justru nyala api akan masuk ke dalam tabung gas.

Selanjutnya, hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan sebagai pencegahan antara lain:

Pertama, lepas regulator secepatnya. Untuk inilah diperlukan sebuah regulator yang memenuhi standar, karena regulator standar berperan mengamankan selang gas, bukan sebaliknya, selang yang menyelamatkan regulator.

Kedua, bawa tabung gas menjauh dan terhindar dari tempat yang berbahaya.

Ketiga, apabila kobaran api membuat sudah tidak memungkinkan bagi kita untuk melepas regulator, maka ambil tangkai sapu atau tongkat apa saja dan gulingkan tabung gas. Posisi yang terguling (terbalik) membuat perubahan tekanan yang menyebabkan terputusnya aliran gas, yang akan membuat api padam.

Sekali lagi, ini adalah penjelasan dari montir ahli yang sudah menjalani pelatihan dengan menggunakan peralatan standar. Itulah pentingnya menggunakan peralatan standar dalam hal ini, sebab kejadian akibat penggunaan peralatan yang tidak standar tentu menjadi risiko tersendiri.

Jarang terjadi tabung gas yang pecah meledak, karena untuk merusak tabung gas sendiri dibutuhkan sebuah upaya yang ekstra. Umumnya yang menjadi penyebab adalah kebocoran selang gas atau masalah akibat penggunaan regulator yang tidak standar.

Selang gas standar yang resmi dan terpercaya terdiri atas 3 lapisan, bagian lapisan dalam merupakan peredam gas, lapisan keduanya (tengah) merupakan karet racun anti tikus, dan lapisan luarnya adalah lapisan teflon anti minyak dan air panas.

6. Yang perlu diperhatikan ketika memasang regulator dan mengganti tabung gas

Demo penggunaan selang dan regulator standar (Dokpri)
Demo penggunaan selang dan regulator standar (Dokpri)
Sering untuk meyakinkan diri ketika memasang regulator, kita menekan dengan keras regulator ke lubang tabung gas. Hal itu justru bisa membuat karet tabung gas melar dan berpotensi memicu kebocoran.

Sebaiknya pasang saja regulator dengan sewajarnya, dan kancingkan knop penguncinya. Bila ditemui kesulitan cukup lumuri lubang tabung gas dengan minyak makan, bless...lancar.

Tabung gas sebaiknya ditempatkan di ruang terbuka untuk memberikan sirkulasi udara yang cukup.

Selain itu juga untuk memudahkan pengawasan dan mengambil tindakan pencegahan apabila diperlukan.

Jadi, dianjurkan untuk tidak menempatkannya di dalam rak/ kotak tertutup yang bertujuan semata untuk keindahan.

Untuk beberapa alasan, kita perlu untuk tidak langsung apriori kepada petugas layanan. Keahlian mereka mungkin tidak akan ditemukan kecuali bila mereka yang datang.

Ketangkasan tangan Dapi dan Habibie dalam melakukan praktik perawatan kompor sembari memberikan penjelasan yang gamblang membuat saya kembali meyakini bahwa untuk setiap hal terkecil sekalipun, memang diperlukan ahli yang kompeten.

Saya yang lebih sering hanya tahu makan, bisa melihat gambaran bahwa dari sebuah kompor yang tampak sepele, tidak saja bisa menghasilkan masakan lezat yang menghadirkan kebahagiaan, tapi juga bisa menjadi sumber ancaman.

Kata Dapi, "Lebih baik kita mencegah masalah sebelum terjadi, dari pada nanti api yang memberitahu kita adanya suatu masalah".

Wajar bila menurut pengakuannya dia pernah menjadi karyawan berpestasi, karena terlihat bahwa dia ahli di bidangnya. Sukses terus Dapi dan Habibie, selamatkan dapur-dapur kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun