Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tumbukan Lenting Sempurna Pariwisata, yang Sepi yang Dicari

16 Agustus 2020   16:54 Diperbarui: 17 Agustus 2020   11:13 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolam air panas yang sepi| Dokumentasi pribadi

Dalam ilmu fisika, momentum didefinisikan sebagai besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak. Besarnya momentum akan bergantung kepada massa dan kecepatan dari benda tersebut.

Semakin besar momentum, maka semakin dahsyat kekuatan yang dimiliki oleh suatu benda. Jika materi dalam keadaan diam, maka momentumnya sama dengan nol. Sebaliknya semakin cepat pergerakannya, semakin besar juga momentumnya.

Setidaknya, dari penjelasan di atas dapat kita pahami secara sederhana bahwa diam tidak melakukan apa-apa sama artinya dengan kehilangan momentum. Kalau bukan terobosan di bidang pariwisata, maka terobosan di bidang kesehatan, atau terobosan di kedua bidangnya sekaligus, dibutuhkan untuk menjadikan lompatan dari krisis ini menemukan momentumnya.

Semakin cepat terobosan pariwisata dan/atau terobosan kesehatan teraplikasi, maka semakin dahsyat kekuatan momentum yang dihasilkannya. Tentu saja, mewujudkan hal itu tidak semudah berbicara, berpendapat atau sekadar menuliskan narasi. Namun, diam bukan juga solusi.

Berdiam diri dengan asumsi bahwa rebahan di rumah saja adalah cara terbaik untuk menjaga kesehatan, tidak akan menjamin bahwa kita akan selamat sendiri. Memang tidak perlu keluar rumah tanpa ada alasan yang penting.

Namun, bagi masyarakat dewasa ini, jalan-jalan atau wisata pun sudah menjadi kebutuhan tersendiri yang tidak kalah penting. Apalagi bagi para pelaku pariwisata yang memang mencari rezeki dari sektor ini, orang berjalan-jalan adalah sumber mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ketidakseimbangan antara gas dan rem yang bisa menghasilkan tumbukan ini bukanlah satu-satunya ancaman. Banyak hal lain di luar sistem yang juga mempengaruhi momentum.

Terkadang kita bisa berujar, satu masalah belum selesai datang lagi masalah lain. Pandemi belum selesai datang lagi erupsi.

Kasus ini, seperti yang terjadi di kampung halaman kami ini. Selain masalah penyebaran Covid-19 sendiri tampaknya belum akan selesai dalam waktu dekat, pada Sabtu, 8 Agustus 2020 yang lalu, gunung berapi Sinabung yang berada di Kabupaten Karo, kembali erupsi melontarkan material debu vulkanik dengan tinggi kolom letusan 5.000 meter, dan abunya menyelimuti kota pariwisata Berastagi.

Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jika tidak terdapat gaya luar yang bekerja pada sistem, maka momentum benda sebelum dan setelah tumbukan adalah sama. Ini berarti total momentum sistem benda sebelum tumbukan selalu sama dengan total momentum sistem benda setelah tumbukan.

Agak sulit memaksakan prinsip kekekalan momentum ini ke dalam analogi momentum kebangkitan pariwisata sebelum dan sesudah pandemi, ditambah lagi sebelum dan sesudah erupsi. Sulit mencari momentum dalam persoalan yang bertambah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun