Seringkali kita mendapati bahwa hal-hal yang penting adalah sesuatu yang paling banyak dicari, atau orang-orang penting adalah yang paling dikenali. Sebaliknya, sesuatu atau seseorang yang kurang atau sama sekali tidak penting sering kali diabaikan atau bahkan tidak diakui keberadaannya.
Namun, bila ternyata eksistensi sesuatu atau seseorang nyata adanya, bukankah hal itu terjadi karena sebuah alasan? Dipandang tidak penting bukan berarti tidak ada atau tidak bernilai sama sekali.
Dalam bahasa Latin ada istilah persona non grata, yang bermakna harafiah "orang yang tidak diinginkan". Bahasa daerah Karo juga memiliki sebuah ungkapan yang identik dengan istilah Latin itu, katanya "Bagi gundur teruh papan". Bila diterjemahkan bebas ke dalam Bahasa Indonesia maka akan menjadi "Seperti Labu di Bawah Papan", yang bermakna sesuatu atau seseorang yang hanya dicari di kala perlu.
Labu yang dimaksud dalam terjemahan ungkapan ini adalah labu putih, yang dalam bahasa Karo dikenal dengan nama gundur. Kata "gundur" sering digunakan secara peyoratif untuk menyindir seseorang yang dianggap lemah, tidak penting.
Sebagaimana labu putih yang tumbuh menjalar di atas tanah, bila tidak mendapatkan dahan atau tiang tempat merambat hingga buahnya bisa menggelantung, maka labu putih akan terus tumbuh merambat sehingga seringkali buahnya tergeletak juga di bawah kolong-kolong papan atau tempat-tempat lain yang bahkan kurang pantas.
Bukan dalam arti kiasan sebagaimana makna peyoratif di atas, atau makna harafiah dalam istilah persona non grata, labu putih bukannya sama sekali tidak diinginkan dan tidak penting dalam kenyataan. Namun, jenis sayuran yang satu ini memang bukan menjadi menu masakan yang sering dimasak di dapur-dapur rumah tangga sebagai sajian rutin bagi keluarga.
Entah bagaimana, labu putih atau gundur hanya muncul sesekali, itu pun dalam acara tertentu di masyarakat kami di sini. Biasanya saat ada acara syukuran peletakan batu pertama atau acara syukuran memasuki rumah baru. Itupun, biasanya sayuran ini hanya menjadi santapan saat sarapan pagi.
Dalam acara-acara adat yang normalnya memakai sayur dari bahan labu putih, pihak yang bertanggung jawab untuk memasak hidangan biasanya membagi tugas dalam mengolah dan memasaknya. Bagian mengupas dan membelahnya biasanya dikerjakan oleh laki-laki, sementara bagian mengiris-ngiris dan memasaknya dikerjakan oleh wanita.
Buah labu putih memang cukup besar, sehingga agak repot untuk mengupas dan membelahnya. Barangkali, itu jugalah alasan praktisnya, mengapa di sini orang jarang sekali membeli bahan sayuran ini untuk di masak di dapur keluarga sebagai sayur sehari-sehari. Padahal harganya pun sangat murah, tapi memiliki manfaat yang tidak murahan.
Apakah jarangnya memasak sayuran ini dalam kenyataan sehari-hari masyarakat kami terkait juga dengan harganya yang murah, sebab sesuatu yang murah dipandang tidak penting atau ada alasan kesehatan menurut pandangan orang-orang tua secara turun-temurun di balik fenomena yang menjadi ungkapan budaya sebagaimana disebutkan di awal, tidak ada penjelasan tambahan terkait hubungannya.
Labu putih, yang dikenal juga dengan nama labu air atau blonceng, dengan bentuknya yang bulat dan daging buah berwarna putih pucat, serta dengan kandungan air yang banyak, memiliki banyak sekali kandungan nutrisi. Kandungan nutrisi yang banyak itu sangat baik untuk kesehatan.
Sebagaimana dikutip dari https://manfaat.co.id, kandungan nutrisi pada labu putih antara lain meliputi Kalori, Natrium, Kalium, Karbohidrat, Serat, Protein, Kalisum, Zat besi, magnesium, Vitamin A, B6, B12, C dan D.
Dengan kandungan nutrisi yang banyak itu, labu putih memiliki manfaat yang sangat penting untuk penyembuhan penyakit tipes. Dengan gejala yang hampir mirip dengan flu, penyakit tipes bukannya tidak berbahaya bila penanganan dan obatnya tidak tepat, ditandai dengan gejala demam dan panas dingin berhari- hari.
Ada 5 (lima) manfaat labu putih untuk tipes yang sangat penting, yakni :
- Menurunkan demam. Labu putih dihaluskan dan diperas sarinya untuk diminum.
- Mengatasi pusing. Labu putih diparut menggunakan parutan dan dicampur dengan air sebanyak 1 gelas, lalu saring menggunakan saringan, hingga airnya tersaring dengan baik dan setelahnya bisa diminum saat pagi dan siang.
- Meningkatkan sistem imun. Untuk mempercepat penyembuhan dengan meningkatkan sistem imun pada tubuh, kita bisa meminum air perasan labu putih dicampur dengan 1 sendok teh madu setiap hari sebanyak 2 hingga 3 kali sehari.
- Sebagai antibiotik. Caranya hampir sama dengan menghilangkan demam dan pusing. Untuk mengatasi rasa air perasan labu putih yang hambar, kita bisa menambahkannya dengan madu, untuk memberikan rasa manis dan segar.
- Menutrisi Tubuh. Untuk menutrisi tubuh dengan baik, maka kita bisa meminum perasan labu putih di pagi hari.
Dari buah labu putih yang tumbuh merambat, terkadang bahkan berbuah di tempat-tempat yang tak terlihat, dan harganya murah, ternyata mengandung banyak sekali manfaat dan penting untuk kesehatan tubuh. Bila bukan karena prinsip karena mahal maka penting, karena penting maka dikenali dan dicari, sebenarnya masih banyak hal dalam hidup yang membuktikan bahwa tidak penting bukan berarti tidak ada, murah bukan berarti murahan.
Referensi:
https://manfaat.co.id/manfaat-labu-putih-untuk-tipes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H