Tapi begitulah ironi, menghadirkan hal-hal yang berkebalikan dan di luar dugaan. Meskipun membutuhkan perjuangan saat menikmatinya, tapi ada rasa nikmat setelahnya dalam roti ketawa.
Ironi memang seringkali melahirkan hal-hal yang memberikan kepada kita pengajaran. Jangan terlalu cepat menilai sesuatu hanya dari tampilan luarnya atau dari “katanya-katanya” saja, bila belum tahu fakta sebenarnya, kalau tidak mau menjadi malu akhirnya karena terlihat sok tahu padahal dangkal.
Lalu juga, saat merasa semua hal berjalan seperti yang diinginkan adanya, jangan terlalu sombong dan jumawa. Tidak semua hal seperti apa yang tampak adanya. Dalam sekejap, kebohongan-kebohongan dalam hidup dapat menghadirkan perubahan mendadak yang tidak seenak kenyataan dalam roti kosong.
Sebaliknya, sekalipun kenyataan sekeliling membuat kita tampak kalah dan seolah memaksa kita terhempas dan menyerah, jangan terlalu kecewa dan putus asa. Banyak hal yang tidak terduga ketika kita setia menempuh jalan yang keras. Seperti menanti datangnya rasa nikmat yang menanti di depan sana, setelah mengunyah kerasnya roti ketawa.
Ingat, sukses atau tidaknya kita dalam hidup bukan kita yang menilainya atas semua hal yang kita punya. Melainkan oleh orang-orang bahkan jauh setelah kita tiada, atas apa yang bisa mereka rasakan dari kita. Apakah kita telah menjalani hidup dan memberikan rasa seperti roti bohong atau roti ketawa, biarkan orang lain yang merasakan dan menilainya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI