Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Solar Minimum, Hari Ketika Saya Merindukan Dangau, kepada Sawah dan Ladang

18 Mei 2020   18:07 Diperbarui: 21 Mei 2020   19:09 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi dangau (Dokumen Pribadi)

Saya kembali mengingat kisah ini, karena diingatkan oleh Facebook, tentang sebuah kenangan yang terjadi pada hari ini dari tahun-tahun yang lalu. Juga terasa lebih membekas, karena kenangan itu justru hadir di saat akhir-akhir ini saya sangat getol membuat tulisan tentang alam, lingkungan, tumbuhan, makanan, air, hutan, sungai dan ikan.

Menyusuri sungai (Dokumen Pribadi)
Menyusuri sungai (Dokumen Pribadi)
Apa yang menjadi kecenderungan dan terjadi hari ini, barangkali adalah sebuah kenyataan dengan kemungkinan yang lebih buruk terkait dengan rasa lapar dan terbatasnya akses sekian banyak orang kepada sumber-sumber makanan. 

Apakah kemungkinan buruk ini berhubungan juga dengan semakin banyaknya orang-orang, termasuk orang-orang muda, baik sendiri atau berpasangan yang kembali memilih jalan hidup menghindari kebisingan kota dan hidup nomaden di gunung-gunung, gua-gua dan hutan, sebagaimana tayangan rutin National Geographic dan Discovery Chanel? Itu saya tidak tahu.

Sebuah tantangan hari-hari kita kini, sebagaimana dilansir dari nypost.com pada Sabtu (16/5/2020), matahari kita, yang merupakan pusat tata surya, saat ini telah berada dalam periode "solar minimum" atau "minimum matahari".

Tidak hanya kita manusia yang tinggal di lebih dari 200 negara yang telah terkonfirmasi memiliki kasus positif Covid-19 yang melakukan lockdown. 

Menurut ilmuwan NASA sebagaimana dilansir dari nypost.com itu, matahari pun diperkirakan akan memasuki periode lockdown. Bahkan lockdown terdalam sepanjang abad ini, yang hampir menyerupai kondisi seperti pada era tahun 1790 hingga 1830, yang disebut sebagai Dalton Minimum.

Artinya aktivitas di permukaan matahari telah turun secara drastis. Dengan kondisi ini, maka para ahli percaya bahwa kita akan memasuki periode terdalam dari "resesi" sinar matahari. "Solar Minimum sedang berlangsung dan ini sangat dalam," kata astronom Dr. Tony Phillips.

Apa yang mengkhawatirkan akibat fenomena alam ini adalah, bahwa selain ditandai berbagai peristiwa cuaca yang mengarah ke anomali, seperti misalnya musim hujan yang harusnya terjadi pada bulan Oktober hingga Maret, namun kini pun sedang terjadi musim hujan yang cukup lebat di berbagai negara dengan dua musim, seperti di kampung ini.

Seharusnya, dalam kondisi normal, saat ini sudah memasuki musim kemarau. Pergantian musim yang tidak normal ini, tentu sangat berpengaruh kepada kehidupan masyarakat agrikultur, yang sangat mengandalkan hasil tanaman dan panennya kepada cuaca dan iklim.

Kembali ke kondisi Solar Minimum, menurut para ahli, kondisi ini bisa mengarah kepada periode musim dingin yang brutal, yang bisa mengakibatkan gagal panen bahkan memicu bencana kelaparan. Selain itu juga diperkirakan dapat memicu letusan gunung berapi yang kuat, karena pada periode itu medan magnet matahari menjadi lemah, yang memungkinkan sinar kosmik ekstra ke tata surya.

Sementara itu, di lain sisi, menurut juru bicara pemerintah, data per hari ini, di Indonesia terjadi lonjakan pasien positif covid-19 sebanyak 496 orang. Tentu ini adalah tantangan tambahan, dimana kita berjalan beriringan bersama wabah penyakit yang belum diketahui kapan akan berakhir dan apa obatnya, di saat yang sama alam pun menyajikan kehidupan dengan tantangan yang mungkin akan semakin sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun