Kegiatan mengerik padi dalam sebuah wadah kerja sama yang disebut aron, terkadang mempertemukan muda-mudi dalam sebuah obrolan hangat di tengah sawah.Â
Apalagi bila panen telah usai dan mendapatkan hasil yang melimpah, maka pesta tahunan yang disebut "Kerja tahun" sebagai bentuk ungkapan syukur akan digelar dengan meriah.
Tidak jarang, dalam pelaksanaan pesta syukuran hasil panen ini, digelar "Gendang-gendang" atau tari-tarian tradisional sampai dua hari. Dalam acara ini, muda-mudi anggota karang taruna desa menjadi "bapa aron" dan "nande aron", semacam jaka dan dara maskot acara.
Padi yang ditanam di sawah, meskipun secara sederhana, tetap bertahan dengan segala romantikanya. Namanya juga romantika, di dalamnya melibatkan bermacam emosi jiwa. Ada suka, ada juga duka.
Petani tentu sangat bersyukur bila hasil panen melimpah, sebaliknya ada juga rasa sedih mana kala hasil panen tidak seperti yang diharapkan.
Bila bukan untuk perdagangan antar pelabuhan, setidaknya padi yang ditanam mampu menjaga pasokan kebutuhan makanan pokok kita sendiri.
Terimakasih bapak tani, Terima kasih ibu tani, tugas anda sungguh mulia.
Referensi:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H