Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencintai Negeri sebagai Bentuk Kebijaksanaan dalam Ilmu Pengetahuan

2 Mei 2020   20:04 Diperbarui: 2 Mei 2020   23:11 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah penuh kenangan, bangunan rumah dinas guru SD Inpres Desa Serdang, 2019 (Dokpri)

Mengingat tanggal 2 Mei sebagai hari pendidikan nasional, juga mengingatkan saya kepada kehidupan silam pada tahun 1990, saat menjadi siswa sekolah dasar di SD Inpres Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Itu adalah singkatan dari sekolah dasar instruksi presiden, sebuah sistem pendidikan dasar yang dikembangkan sejak masa orde baru, yang ada di kampung kami.

Jalan desa di depan halaman SD Inpres Desa Serdang Kec. Barusjahe, 2019 (Dokpri)
Jalan desa di depan halaman SD Inpres Desa Serdang Kec. Barusjahe, 2019 (Dokpri)
Ibu yang seorang guru di sekolah itu membuat kami bisa tinggal di sebuah bangunan rumah dinas bagi guru-guru SD Inpres itu. Bangunan 3x3 meter dengan satu ruang kamar mandi itu dihuni oleh kami berempat. Ibu, dua adik saya yang masing-masing berumur empat tahun dan satu tahun, serta saya sendiri yang berumur 7 tahun.

Sementara bapak tinggal di kampung lain sebagai seorang pendeta pelayan jemaat. Kami bertemu hanya dua hari dalam seminggu, pada Sabtu dan Minggu, saat kami datang ke kampung tempat dia melayani itu.

Rumah kecil itu tentu makin lama menjadi tidak muat bagi kami. Maka kami menambahkan sebuah bangunan berukuran 3x2 meter di belakang sebagai dapur berdinding "salimar". Itu adalah istilah dalam bahasa Karo untuk menyebut dinding tepas yang dianyam dari bambu.

Sementara atapnya "tarum butar". Itu juga terbuat dari batang-batang bambu yang dibelah dua dan dijalin saling menimpa. Biasa juga dipakai oleh orang-orang kampung menjadi atap gubuk di ladang atau dangau di sawah.

Pengalaman masa kecil itu adalah sebuah kenangan yang sangat membekas bagi saya sebagai seorang siswa kelas 1 sekolah dasar. Sepulang sekolah biasanya akan kami isi dengan bermain-main bersama teman-teman sebaya di tanah lapang yang menjadi halaman depan yang mewah bagi rumah dinas mungil bagi guru-guru SD Inpres ini.

Saya mengingat dengan jelas dari kenangan masa lalu itu bahwa ibu adalah seorang wanita yang tangguh. Setiap pagi sebelum saya dan adik saya bangun tidur, ibu sudah pergi ke kamar mandi umum untuk mengambil air, untuk masak dan mandi. Sebab rumah ini tidak dialiri air pipanisasi.

Tahun 2019 yang lalu, pada sebuah kesempatan ketika saya menghadiri pesta adat ke kampung kami, saya hanya bisa menatap rumah mungil penuh kenangan ini, dari tanah lapang tempat bermain masa kecil kami. Seperti masa lalu, kini pun anak-anak itu masih bermain dengan riang di sana. Hanya saja bangunannnya tampak seperti sudah tidak dihuni.

Anak-anak bermain sepak bola di tanah lapang SD Inpres Desa Serdang, 2019 (Dokpri)
Anak-anak bermain sepak bola di tanah lapang SD Inpres Desa Serdang, 2019 (Dokpri)
Rumah penuh kenangan, bangunan rumah dinas guru SD Inpres Desa Serdang, 2019 (Dokpri)
Rumah penuh kenangan, bangunan rumah dinas guru SD Inpres Desa Serdang, 2019 (Dokpri)
Ibu yang mengambil air ke kamar mandi umum, menyiapkan sarapan pagi kami, kemudian berangkat mengajar dengan seragam kebesarannya di SD Inpres yang ada di seberang halaman depan rumah kami, adalah seorang pengajar utama dan guru bagi kami anak-anaknya. Ia yang mengajarkan ilmu pengetahuan kepada murid-murid dengan segala keterbatasannya sendiri pada masanya. Itupun adalah sebuah bentuk kebijaksanaan dalam pendidikan negeri bagi kami pada waktu itu.

Kini, pendidikan pun berkembang, berubah sesuai tuntutan. Besar kemungkinan, seiring perkembangan ilmu dan pengetahuan, kebijaksanaan pun berkembang.

Sesuai tema hari pendidikan nasional tahun ini, kita pun belajar dari Covid-19. Ya, begitulah, kita perlu belajar dari segala hal dan dari siapa saja. Seperti nasihat bijak dari Ki Hajar Dewantara, yang bernama lain Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, yang hari kelahirannya kita peringati sebagai hari pendidikan nasional ini, katanya "Apa pun yang dikerjakan seseorang, itu seharusnya bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, juga bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun