Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Seperti "Arthur and The Invisibles", Temukan Cerita Petualanganmu di Rumah bersama Keluarga!

22 Maret 2020   11:39 Diperbarui: 22 Maret 2020   11:49 1358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada yang kembali mengeluarkan permainan-permainan yang sudah lama disimpan, ketika keluarga-keluarga yang sudah semakin terjalin erat sejak seminggu terakhir berdiam diri di rumah, atau karantina mandiri, dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19.

Namun, sebagian lainnya masih bertanya-tanya, bagaimana bisa berdiam diri di rumah bila perusahaan masih belum membuat kebijakan bekerja dari rumah, atau aturan kerja belum jelas mengatur hal itu.

Di samping itu, memang ada juga yang masih terjebak antara dilema mencegah Covid-19 berkembang atau apa yang akan dimakan hari ini.

Bagaimanapun juga, sebaik ada waktu untuk pulang dan diam di rumah, segeralah kembali ke rumah bila keadaan memungkinkan. Ketika diam di rumah, ternyata kita akan menemukan banyak sekali hal yang sebenarnya semala ini ada di sekitar kita, tapi terasa sebagai sesuatu yang invisible, tidak terlihat.

Bukan karena memang sebenarnya tidak terlihat, tapi tuntutan kesibukan dan segala rutinitas sebelum anjuran berdiam di rumah ini, membuat kita sering mengabaikan sekitar kita yang ternyata adalah kehidupan yang senantiasa selaras dengan alam.

Ngomong-ngomong soal invisible, ada sebuah film aksi petualangan animasi yang cocok untuk ditonton bersama keluarga, berdurasi 1 jam 34 menit, dengan judul asli "Arthur et les Minimoys" atau "Arthur and the Invisibles". Ini adalah film produksi tahun 2006, yang disutradarai oleh Luc Besson, dan dibintangi oleh Freddie Highmore yang berperan sebagai Arthur.

Arthur masuk ke dalam dunia para makhluk bernama Minimoys. Awalnya, Arthur yang tinggal bersama neneknya mendengar kisah dongeng tentang makhluk mini tidak kasatmata yang disebut 'Minimoys' yang tinggal di halaman belakang rumah mereka.

Dulunya, kakek Arthur pernah melakukan petualangan ke dunia Minimoys itu untuk membantu makhluk tersebut. Sayangnya, sang kakek menghilang secara misterius dan tidak ada yang mengetahui keberadaannya.

Suatu hari, ada kabar bahwa rumah tempat tinggal nenek dan Arthur akan disita jika hutang nenek tidak segera dibayar. Arthur yang berumur 10 tahun tidak tinggal diam dan berusaha membantu dengan mencari batu permata, yang menurut cerita sang nenek, itu merupakan imbalan untuk jasa kakek arthur karena telah membantu bangsa Minimoys.

Tanpa diduga, pencarian Arthur justru membawanya bertemu dan masuk ke dalam dunia para makhluk tak kasatmata tersebut. Itu adalah dunia harta karun yang tersembunyi, di dunia fabel negeri para Minimoys, makhluk-makhluk kecil yang hidup dalam harmoni dengan alam.

Sebagai informasi bahwa film ini merupakan adaptasi dari buku yang juga berjudul sama. Pada tahun 1900, sekuel dari buku tersebut dirilis dengan judul "Arthur and the Forbidden City". Film ini dirilis di Britania Raya pada 2 Februari 2007. Film yang diproduksi oleh MGM ini, merupakan film animasi perdana MGM.

Bukan dalam rangka mencari harta karun dalam arti yang sebenarnya, dengan berdiam diri di rumah atau karantina mandiri untuk mencegah penyebaran Covid-19, tanpa diduga memang membawa kita menemukan kembali harta karun kita, tidak lain adalah kebersamaan dengan keluarga.

Selain itu ada juga makhluk-makhluk Minimoys dunia kita yang nyata, dan tentu saja kasat mata, yang selama ini mungkin saja tidak kita sadari hidup selaras dengan alam di sekitar pekarangan kita. Seolah tidak terpengaruh dengan Corona, mereka tampak hidup aman dan nyaman dalam harmoni dengan alam

Itu adalah dunia para serangga, bunga-bunga, ikan-ikan, dan berbagai makhluk kecil lainnya, yang hidup damai dalam paradoks keheningan dunia sekitar yang riuh.

Ada laba-laba yang tekun membangun jaring untuk tempat tinggal sekaligus mencari mangsa, atau kupu-kupu yang hinggap santai di kelopak bunga, semut yang tekun mengumpulkan persediaan makanannya, atau bunga-bunga yang segera akan berkembang menjadi buah.

Laba-Laba dan lalat yang terjerat di jaringnya (Dokpri)
Laba-Laba dan lalat yang terjerat di jaringnya (Dokpri)
Laba-Laba dan lalat yang terjerat di jaringnya (Dokpri)
Laba-Laba dan lalat yang terjerat di jaringnya (Dokpri)
Kumbang Kura-Kura di Tangkai Bunga (dokpri)
Kumbang Kura-Kura di Tangkai Bunga (dokpri)
Kupu-kupu di kelopak bunga Kamboja (dokpri)
Kupu-kupu di kelopak bunga Kamboja (dokpri)
Tawon di tangkai bunga Kamboja (dokpri)
Tawon di tangkai bunga Kamboja (dokpri)
Buah Strawberry (dokpri)
Buah Strawberry (dokpri)
Bunga Markisah (dokpri)
Bunga Markisah (dokpri)
Semut yang mengumpulkan makanannya (dokpri)
Semut yang mengumpulkan makanannya (dokpri)
Buah Markisah (dokpri)
Buah Markisah (dokpri)
Dari kenyataan tentang pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus yang tidak kasat mata dan realitas kasat mata yang ada di sekitar keluarga dan rumah tempat tinggal kita, tapi seolah tak terlihat selama beberapa waktu sebelum Corona menyerang, maka patutlah kita merenung dan membangun ulang kesadaran kita.

Bahwa sebenarnya kita begitu rapuhnya, dan oleh karenanya, seperti Arthur yang tidak tinggal diam untuk membela nenek dan warisan kakeknya, kita pun perlu lebih meningkatkan ketahanan keluarga kita.

Bila diperlukan untuk tinggal di rumah, entah karena apa pun juga, kita lebih siap karena rumah dan sekitarnya adalah dunia petualangan kita yang penuh sejuta cerita.

Pekarangan juga adalah lahan pertanian yang menarik meskipun kecil untuk menambah alternatif ketahanan pangan kita. Selebihnya, temukan sendiri ceritamu dengan petualangan bersama keluarga, di rumah, cukup dengan hanya di rumah!

Referensi:

idntimes.com
id.wikipedia.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun