Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Sibayak ke Gundaling, Dirgahayu ke-74 Tahun Kampung Halaman yang Selalu Indah di Batinku

6 Maret 2020   13:24 Diperbarui: 6 Maret 2020   14:01 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peternakan kuda dan kebun bunga di Gundaling dilatari Gunung Sibayak di kejauhan (dokpri)

...Hutanmu adalah misteri segala,
Cintamu dan cintaku adalah kebisuan semesta...

(potongan puisi Mandalawangi-Pangrango, dari Soe Hok Gie)

Ada sebuah monolog dengan pesan yang kuat menurutku dari sebuah film berjudul Padman. Adalah Lakshmi Kant alias Padman, yang diundang pada suatu waktu untuk berbicara di depan koalisi perempuan di markas PBB di New York tentang kisah inspiratif di balik suksesnya menciptakan sebuah mesin sederhana pembuat pembalut murah bagi wanita.

Dalam perjalanan jauh sebelum dia diundang sebagai pembicara utama di markas PBB ini, Lakshmi yang dianggap memalukan oleh warga sekampung bahkan oleh keluarganya sendiri, sempat pergi meninggalkan desanya setelah diadili pada sebuah rapat desa yang dihadiri oleh para tetua adat, tetua agama, warga desa dan keluarganya sendiri. Sambil beranjak pergi, Lakshmi bertekad membalikkan rasa malu keluarga bahkan istrinya sendiri atas dirinya, menjadi rasa bangga.

Ia berusaha mencari ilmu, tanpa bekal sekolah formal, hanya bermodal tekad baja demi kehormatan dirinya sendiri dan terutama sekali karena rasa tanggung jawabnya terhadap terjadinya perubahan pola pikir, demi kesehatan dan keselamatan nyawa istrinya dan wanita-wanita lain di desanya, bahkan di India secara umum, di mana nyawa jutaan wanita sedang terancam karena cara hidup yang tidak aman terkait menstruasi.

Saya sendiri pada Senin, 2 Maret 2020 yang lalu, tergerak membagikan inspirasi dari Padman ini untuk terwujudnya transformasi Aparatur Sipil Negara di Latihan Dasar Calon PNS di Medan. Dengan pesan moral bahwa untuk membawa perubahan memang bukanlah suatu hal yang mudah.

Setidaknya dari kisah Lakshmi menunjukkan bahwa berbekal niat tulus dan tekad yang bulat, bermodal belajar di internet, dan hutang pinjaman dari teman-temannya, Lakshmi berhasil membuka laboratorium dan pabriknya sendiri. Bukan R&D atau Research and Development, tetapi T&F atau Try and Fail, itulah yang menjadi basis semangat penemuannya. Sekalipun ia bukan anak sekolahan, ia selalu mencoba lagi sekalipun gagal berkali-kali.

Pada tanggal 8 Maret 2020 nanti, Kabupaten Karo akan memperingati hari jadi-nya yang ke-74 Tahun.
Kita menyambut hari jadi dengan bahagia meski sederhana. Dan patutlah sebagaimana umumnya peringatan hari jadi, bila kita menyambutnya dengan ucapan "Selamat ulang tahun, semoga panjang umur dan sehat-sehat senantiasa".

Hari Jadi Kabupaten Karo yang ke-74 Tahun pada 8 Maret 2020 (dokpri)
Hari Jadi Kabupaten Karo yang ke-74 Tahun pada 8 Maret 2020 (dokpri)
Sebagaimana Lakshmi yang mencintai India, mencintai kampungnya dan keluarga serta istrinya sendiri, sekalipun rasa cintanya seringkali ditafsirkan berbeda oleh orang-orang, bukan karena tidak ada masalah dalam diri, keluarga dan masyarakatnya.

Kata Lakshmi : "Where there is a problem, there are opportunities". Bagi Lakshmi, semakin banyak masalah berarti semakin banyak kesempatan. Maka bukan karena tidak ada masalah di negeri dan kampung kita, kita patut mencintai negeri dan kampung ini.

Dan itu yang ingin saya bagikan di hari jadi kampung yang selalu indah di batin saya ini. Mengutip kembali pernyataan Yudi Latif, bahwa negeri ini hanya dapat diurus oleh aparatur yang memiliki keluasan mental dan spiritual seluas Indonesia, karena kita berbeda-beda walau satu jua.

Usia 74 tahun bukanlah sebuah usia yang bisa dibilang muda. Diawali dari rangkaian seminar yang panjang di berbagai tempat dengan melibatkan berbagai stakeholders yang dianggap mewakili kalangan yang memahami sisi historis, sosiologis, administratif dan aspek lainnya, akhirnya disepakati bahwa hari lahirnya Kabupaten Karo adalah pada tanggal 8 Maret 1946, pada sebuah seminar di Hotel Internasional Sibayak, Berastagi yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 yang lalu.

Kesepakatan ini telah ditetapkan dengan mengundangkannya melalui Peraturan Daerah Kabupaten Karo Nomor 02 Tahun 2018 tentang Hari Jadi Kabupaten Karo. Itu adalah sebuah upaya mencapai kesepakatan bersama yang tidak mudah.

Mungkin datang sudah sangat terlambat, karena bisa jadi kabupaten ini adalah daerah administratif terakhir di republik ini yang mendapatkan tanggal hari kelahirannya. Namun, upaya yang tidak mudah ini tentu adalah hal yang patut disyukuri dan diapresiasi, sekalipun sudah dinantikan sangat lama.

Apa pentingnya mengetahui hari kelahiran? Mungkin adalah sebuah pertanyaan yang sangat klise, sehingga dengan mudah akan mengundang beragam jawaban, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling serius, dari yang paling konyol hingga yang paling masuk akal. Itu adalah sebuah persepsi yang kemungkinannya mungkin tidak terbatas.

Tapi setidaknya, meskipun soal eksistensi dianggap oleh kalangan datais sebagai sebuah hal yang absurd, namun di kota ini paradigma yang sedemikian progresif mungkin belumlah tiba untuk tidak mengatakannya sebagai belum terpikirkan sama sekali. Karena sebagaimana digambarkan oleh Yuval sendiri, yang datang dari peradaban yang jauh lebih maju, bahwa "kura-kura pemerintahan tidak bisa mengimbangi kecepatan kelinci teknologi," bahkan di negara seperti Amerika sekalipun.

Sebagaimana dijelaskan pada pasal-pasal peraturan daerah tentang Hari Jadi Kabupaten Karo dimaksud, bahwa hari ulang tahun yang merupakan peringatan hari jadi Kabupaten Karo, merupakan momentum bersejarah yang menjadi peringatan hari jadi bagi masyarakat daerah, dan untuk menambah rasa memiliki demi kemajuan masyarakat dan pemerintah daerah.

Pada epilog buku Homo Deus disebutkan bahwa segala kemungkinan harus diterima bukan sebagai risalah, sehingga bagi orang-orang yang gelisah menjadi sebuah tanggung jawab untuk mengembangkan horizon bagi munculnya imajinasi-imajinasi yang akan mencegah kemungkinan buruk yang menjadi kenyataan, tetapi sebaliknya kemungkinan-kemungkinan yang positif terbentang luas di masa depan untuk dieksplorasi.

Dalam perayaan hari jadinya yang ke-74, bertitik tolak dari penetapannya melalui peraturan daerah yang diundangkan pada tanggal 7 Maret 2018 yang lalu, sehingga peringatan tahun 2020 ini barulah peringatan yang ketiga kalinya, maka menjadi penting untuk benar-benar menjadikannya sebagai sebuah momen bersama, antara pemerintah daerah dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat, untuk lebih mengenali lagi dirinya di tengah persaingan di era kebebasan informasi, sehingga tidak malah hilang hanya sekadar momen rekam, unggah dan bagikan.

Dalam rangka hari jadi Kabupaten Karo, sejak hari ini hingga ke depannya, sebagai salah seorang warga yang lahir, besar dan hidup di kota ini, saya hanya mampu menyumbangkan secuil tulisan sederhana atas berbagai momen dan hal yang bisa saya rekam, unggah dan bagikan dari beberapa sudut kota yang selalu indah di batinku.

Baca Juga : Memaknai Hari Jadi#

Tulisan kali ini akan mengangkat sisi eksotisme Gunung Sibayak dan bukit Gundaling, yang merupakan dua dari sekian banyak ikon pariwisata yang ada di Kabupaten Karo, sekalipun masih banyak kekurangannya.

Gunung Sibayak
Gunung Sibayak adalah sebuah gunung berapi jenis Stratovolcano dengan ketinggian 2212 mdpl (7257 ft) yang ada di Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Gunung ini meletus terakhir kali pada tahun 1881.

Orang Karo menyebut gunung Sibayak dengan sebutuan "gunung Raja". Suku Karo yang mayoritas mendiami daerah ini memang terkenal dengan semangat kesatrianya. Pada masa dahulu kala hingga penjajahan kolonial Belanda memang di sini banyak raja-raja, yang disebut dengan Sibayak. Bila diterjemahkan secara bebas kata "bayak" dalam Bahasa Indonesia berarti kaya raya.

Peternakan kuda dan kebun bunga di Gundaling dilatari Gunung Sibayak di kejauhan (dokpri)
Peternakan kuda dan kebun bunga di Gundaling dilatari Gunung Sibayak di kejauhan (dokpri)
Memang dengan kekuasaan yang dia miliki raja-raja di mana-mana biasa juga sekaligus adalah orang yang paling kaya di antara masyarakatnya. Barangkali ada hubungannya citra kaya raja-raja itu yang disimbolisasi oleh Gunung Sibayak yang kaya akan panas bumi, gas alam, belerang dan air panas ini.

Tidak jauh dari sini juga memang ada sebuah perusahaan air mineral dalam kemasan yang sudah cukup terkenal bahkan hingga mancanegara dibawah naungan grup Danone, yang bermerek Aqua. Ada juga pengelolaan panas bumi oleh PT. Pertamina dan pihak swasta.

Sebagai gunung berapi aktif, Gunung Sibayak merupakan sumber vulkanis yang kaya sebagai pemasok air panas ke kolam-kolam pemandian air panas di Desa Raja Berneh yang dikelola secara swadaya oleh swasta dan pribadi.

Secara administratif, saat ini desa ini dikenal dengan nama resmi Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, dan  merupakan salah satu destinasi wisata yang paling diminati di Tanah Karo yang dikunjungi oleh wisatawan domestik dari berbagai daerah sekitarnya maupun wisatawan manca negara.

Pemandian Air Panas (dokpri)
Pemandian Air Panas (dokpri)
Lintas alam bersama rekan kerja di rute pendakian di kaki Gunung Sibayak, 2017 (dokpri)
Lintas alam bersama rekan kerja di rute pendakian di kaki Gunung Sibayak, 2017 (dokpri)
Pendakian ke gunung Sibayak pada sebuah kesempatan bersama kaum bapa, 2017 (dokpri)
Pendakian ke gunung Sibayak pada sebuah kesempatan bersama kaum bapa, 2017 (dokpri)
Jarak tempuh ke lokasi ini memang cukup dekat, hanya sekitar 3 jam perjalanan dari Medan, Binjai, dan sekitarnya. Juga ada beberapa turis mancanegara dan para pendaki yang berkemah di puncak Gunung Sibayak, kemudian melepas penat dengan berendam di kolam air panas setelah turun dari gunung.

Gunung ini berada di sekitar 50 kilometer barat daya Kota Medan. Sekarang Gunung Sibayak banyak dikunjungi karena akses menuju gunung sibayak banyak mulai Sibayak 1 dan Sibayak 2. Setiap tanggal 17 Agustus di Gunung Sibayak diadakan upacara rutin serta lomba panjat pinang oleh kelompok-kelompok pencinta alam dari berbagai penjuru negeri.

Bukit Gundaling
Gunung Sibayak juga merupakan latar yang serasi bagi sebuah bukit yang terletak di daerah Kecamatan Merdeka, yang dekat dengan Kota Wisata Berastagi, bernama Bukit Gundaling. Tempat ini memang lokasi yang khas untuk mendirikan sebuah kawasan resor.

Lahan-lahan yang berada di kaki Bukit Gundaling, dengan latar pemandangan Gunung Api Sibayak dan hamparan kota Berastagi di bawahnya, sudah sejak zaman Belanda di jadikan lokasi pembangunan beberapa pesanggrahan atau villa bagi orang-orang Belanda.

Taman Mejuah-juah Berastagi berlatar belakang Bukit Gundaling, Tahun 1997 (dokpri)
Taman Mejuah-juah Berastagi berlatar belakang Bukit Gundaling, Tahun 1997 (dokpri)
Pemandangan Lembah Bukit Gundaling berlatar Gunung Sibayak, Tahun 1997 (dokpri)
Pemandangan Lembah Bukit Gundaling berlatar Gunung Sibayak, Tahun 1997 (dokpri)
Gundaling adalah tempat yang cocok untuk jogging pada pagi hari yang sejuk. Dengan udara yang segar dan pemandangan gunung Sinabung dan gunung Sibayak di kedua sisinya, dipadu dengan lembah Berastagi yang berkabut, Gundaling sudah populer dalam liputan Koran Sinpo pada tahun 1930-an. Ditambah aneka bunga berwarna-warni di bawah pepohonan pinus yang berumur cukup tua, Gundaling merupakan sebuah gambaran kawasan resor yang berkelas meski adanya di pojokan desa. Gambaran alam yang cocok untuk para pencari ketenangan jiwa.

Jalan pagi ke Bukit Gundaling, 2020 (dokpri)
Jalan pagi ke Bukit Gundaling, 2020 (dokpri)
Kebun Bunga di Bukit Gundaling (dokpri)
Kebun Bunga di Bukit Gundaling (dokpri)
Demikian sedikit lamunan yang muncul ketika badan terasa ringan, sesaat setelah berendam di kolam air panas beraroma belerang, diantara gunung gemunung perbukitan, di bawah kaki Gunung Sibayak, di Raja Berneh. Joyful Tanah Karo.

"Selamat ulang tahun kampung halaman, semoga panjang umur dan sehat-sehat senantiasa". Terimakasih atas kesempatan untuk bisa berbagi mimpi bersama.

Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Sibayak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun