Salah satu destinasi wisata yang paling diminati di Tanah Karo adalah pemandian air panas di Desa Raja Berneh. Sebagai sebuah kawasan yang diberkahi dengan potensi wisata yang baik, di desa ini terdapat banyak kolam pemandian air panas yang dikelola secara swadaya oleh swasta dan pribadi.
Kolam-kolam air panas ini memperoleh pasokan air panas yang berasal dari sumber vulkanis di Gunung Berapi Sibayak yang berada tidak jauh dari desa ini. Secara administratif saat ini desa ini dikenal dengan nama resmi Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Perubahan nama desa ini hampir berbarengan dengan perubahan nama-nama desa lainnya yang juga dilekati kata "raja." Misalnya Desa Juma Raja menjadi Desa Cinta Rayat, lalu Raja Berneh ini menjadi Desa Semangat Gunung.
Suku Karo yang mayoritas mendiami daerah ini memang terkenal dengan semangat kesatriannya. Pada masa dahulu kala hingga penjajahan kolonial Belanda memang di sini banyak raja-raja, yang disebut dengan Sibayak. Bila diterjemahkan secara bebas kata "bayak" dalam Bahasa Indonesia berarti kaya raya.
Memang dengan kekuasaan yang dia miliki raja-raja di mana-mana biasa juga sekaligus adalah orang yang paling kaya di antara masyarakatnya. Barangkali ada hubungannya citra kaya raja-raja itu yang disimbolisasi oleh Gunung Sibayak yang kaya akan panas bumi, gas alam, belerang dan air panas ini.
Tidak jauh dari sini juga memang ada sebuah perusahaan air mineral dalam kemasan yang sudah cukup terkenal bahkan hingga mancanegara dibawah naungan grup Danone, yang bermerek Aqua. Ada juga pengelolaan panas bumi oleh PT. Pertamina dan pihak swasta.
Bila berkunjung ke tempat ini pada hari Sabtu dan Minggu, maka nyaris seluruh kolam penuh sesak dengan pengunjung, mulai dari anak-anak, remaja, muda-mudi, orang tua, baik sendiri, berdua-dua atau bersama rombongan dan keluarga. Umumnya, selain keluarga-keluarga dari Tanah Karo sendiri, kebanyakan adalah pengunjung dari Kota Medan, Binjai, Langkat Deli Serdang, Simalungun dan sekitarnya.
Jarak tempuh ke lokasi ini memang cukup dekat, hanya sekitar 3 jam perjalanan dari Medan, Binjai, dan sekitarnya. Juga ada beberapa turis mancanegara dan para pendaki yang berkemah di puncak Gunung Sibayak, kemudian melepas penat dengan berendam di kolam air panas setelah turun dari gunung.
Airnya yang berasal dari sumber vulkanis menyebabkan aroma belerang sangat khas di setiap sudut desa ini, apalagi di kolam-kolamnya. Mandi di kolam air panas belerang ini juga diyakini dapat menyembuhkan berbagai gejala penyakit kulit, dan yang jelas sangat membuat badan terasa ringan setelah mandi di dalamnya.
Sebagai berkah karunia ilahi yang dulunya mungkin tidak begitu disadari nilainya, saat ini sudah muncul semakin banyak kolam-kolam baru bahkan hingga mendekati kaki gunung. Tentu berkahpun perlu dikelola dengan bijak kalau tidak tak jarang juga membawa bencana.
Pernah ada beredar cerita bahwa dulunya di sini ada sanak bersaudara yang dibagikan tanah warisan oleh orang tuanya. Anak yang mendapatkan lahan agak di hilir sangat bersyukur karena itu adalah lahan persawahan yang sangat subur. Sementara itu, anak yang mendapatkan lahan di hulu dianggap kurang beruntung, karena semakin ke hulu artinya semakin dekat ke kaki gunung, yang mana berarti semakin kurang subur, karena semakin banyak mengandung gas sulfur dan belerang.
Siapa sangka, si anak yang di hulu ternyata tidak patah arang seperti dugaan sanak keluarga. Ia mengelola lahannya perlahan-lahan menjadi kolam pemandian air panas yang dalam jangka panjang ternyata lebih menjanjikan secara ekonomi dibandingkan lahan sawah yang setiap tahun makin berkurang luasannya.