Tahap II (Tahun 1940-1965)
Pada masa pendudukan Jepang, para pendeta bangsa Eropa ditawan oleh Jepang, dan gereja Karo yang pada tanggal 21 Juli 1941 bernama GBKP, pada tahun 1943 telah mandiri penuh dari Zending NZG.Â
Tapi bagi masyarakat Karo yang ikut berjuang melawan Jepang dan ikut dalam perang kemerdekaan, menganggap bahwa orang Kristen adalah kaki tangan penjajah. Karenanya perkembangan GBKP belum juga begitu terlihat.Â
Baru setelah tahun 1950, dimana satu batalyon TNI yang kesemuanya orang Karo masuk Kristen (GBKP), pertumbuhan GBKP mengalami perluasan secara bergelombang. Pada waktu Jubileum 75 tahun GBKP, anggota jemaat GBKP berjumlah 20.000 orang.
Tahap III (Tahun 1965-1970)
Pertumbuhan GBKP pada masa ini sungguh luar biasa. Dalam tempo 5 tahun (antara tahun 1966-1970) ada sekitar 60.000 suku Karo yang dibaptis. Karena itu dengan jarak hanya 5 tahun, GBKP merayakan Jubileum 80 tahun.Â
Masa ini disebut masa Babtisan Massal di Karo. Ada faktor yang membuat perkembangan GBKP pada tahap III ini begitu pesat, yaitu peristiwa G-30-S/PKI. Sebelumnya banyak orang Karo menghayati modernisasi serta hidup persekutuan modern lewat lembaga partai-partai politik.Â
Tapi setelah peristiwa G-30-S/PKI, meruntuhkan penghayatan tersebut, dan orang Karo beralih ke lembaga agama, dan dipilihnya adalah GBKP. Demikianlah, pada perayaan Jubileum 80 tahun GBKP, pada tanggal 18 April 1970, GBKP telah memiliki anggota sebanyak lebih kurang 80.000 orang.
Tahap IV (1970-1990)
Pada tahap ini juga masih nampak pertumbuhan GBKP. Menjelang tahun 1980, jumlah anggota GBKP sekitar 110.000 orang. Pada masa ini kampanye pekabaran Injil semakin intensif. Pendekatan terhadap masyarakat Karo jauh lebih mudah, karena GBKP meninggalkan sikap kaku terhadap tradisi/ budaya suku Karo.Â
Apalagi dengan munculnya penghayatan gereja akan pelayanannya bukan hanya pelayanan rohani, tapi adalah pelayanan manusia seutuhnya. Karenanya GBKP menyadari tugasnya dalam gereja dan masyarakat. Pelayanan GBKP adalah pembinaan jemaat, pekabaran Injil dan pembangunan masyarakat.Â
Pada perayaan Jubileum 100 tahun GBKP, kehadiran GBKP bagi masyarakat Karo sungguh dapat dirasakan dan diakui baik oleh masyarakat Karo sendiri maupun dari pemerintah sendiri. Perayaan Jubileum 100 tahun ini dirayakan dengan cukup meriah dan dihadiri oleh puluhan ribu warga jemaat, dihadiri oleh tokoh gereja dari dalam dan luar negeri, dan juga oleh pejabat-pejabat pemerintah dari daerah tingkat I Sumatera Utara dan dari Pusat. Pada saat perayaan Jubileum 100 tahun, GBKP telah memiliki anggota sekitar 250.000 orang.
Tahap V (Tahun 1990-sekarang) *Sekarang, pada saat tulisan itu berarti tahun 2001.
Sejak Jubileum 100 tahun GBKP, Injil semakin mengakar bagi jemaat GBKP. Juga ada semacam kebanggaan bagi masyarakat Karo dengan kehadiran GBKP di tengah-tengah masyarakat Karo. Hal ini mengakibatkan GBKP semakin bertumbuh terus. Pada saat Sidang Sinode yang ke-32 di Sibolangit, pada tanggal 24 April-1 Mei 2000, anggota jemaat GBKP telah mencapai sekitar 300.000 orang.