Manusia dengan gejala FOMO, menurut Nagel semakin mengalami penurunan kapasitas dalam penciuman, perhatian, maupun dalam bermimpi.Â
Melarang sapiens yang memilih untuk mencoba memahami bagaimana kelelawar mampu melacak seekor kupu-kupu di alam liar tanpa penciuman, perhatian, apalagi mimpi, melainkan hanya dengan melacak gema, sekalipun sebenarnya itu juga menakjubkan, tapi sebenarnya itu sama sia-sianya dengan menjelaskan kepada tikus tanah yang buta bagaimana rasanya melihat sebuah lukisan Caravaggio.
Yuval sendiri, sebenarnya dalam penutup bukunya tidak mengatakan visinya sebagai sebuah kesimpulan. Justru ia mengajak, agar siapa saja yang tidak menginginkan sisi buruk dari kemungkinan visi yang ia lihat terwujud, untuk bersama-sama mencegahnya terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H