Hingga pada suatu ketika, Paman Piotr mengirimi Yevsey sepucuk surat. Di sana pamannya bercerita bahwa ada sebuah peristiwa di mana saat ini di jalan-jalan rakyat berpawai sambil mengangkat patung-patung suci, dan para pendeta ikut bersama mereka. Mereka pergi kepada Czar dan berkata, "Ayah, kaisar kami, jangan mempekerjakan terlalu banyak pejabat. Kehidupan tidak layak dijalani dengan terlalu banyak jumlah mereka. Kami semua membayar segala macam pajak untuk membayar mereka, tapi mereka tidak pernah puas dan kerakusan mereka tidak terbatas, mereka menghisap darah kami!"
Rakyat itu seolah tidak bisa lagi dihalangi, hingga tiba-tiba tanpa disangka, para tentara mulai menembaki mereka. Pembantaian itu berlangsung selama dua hari. Tidak terbayangkan berapa banyak jatuh korban.
Dalam perjalanan kisah selanjutnya, Maklakov yang dikagumi Yevsey mengambil keputusan bergabung dengan rakyat yang memberontak kepada Czar di jalan-jalan. Pesan perpisahannya kepada Yevsey adalah ia ingin agar Yevsey menyerahkan beberapa lembar catatan kepada Tuan Mironov. Dia adalah salah seorang penulis yang pernah dimata-matai Yevsey.
Maklakov ingin agar Mironov membaca naskah itu, yang berisi seluruh kisah tentang dirinya, kisah kehidupannya, siapa dia dan mengapa dia menjadi dirinya yang sekarang. Mironov adalah seorang penulis berpenampilan keras, dengan rambut potongan tentara, kumis merah, tapi sangat ramah.
Mendapat respons Mironov yang diluar dugaan Yevsey, ia tidak hanya menyerahkan naskah tentang kehidupan Maklakov, tapi Yevsey juga meminta agar ia juga diberi kesempatan untuk menceritakan kisah hidupnya kepada Mironov.Â
Karena Mironov setuju, maka Yevsey menjelaskan secara terperinci kisah kehidupannya, tentang desa, tentang sepupunya Yashka, dan tentang pamannya, Piotr. Dia menjelaskannya sama persis dengan saat dia menyampaikan laporan observasinya ke Departemen Kemanan, tempatnya bekerja. Â Â
Namun, karena merasa bahwa Mironov tidak mendengarkan ceritanya, terlihat dari sorot matanya yang tajam memandang jauh ke depan, ke kejauhan, melampaui dirinya, maka mata Yevsey secara sembunyi-sembunyi mencatat setiap detail ruangan itu, dan dengan cemburu memandangi wajah penulis itu.
Sesaat setelah percakapan yang terasa diselingi pendalaman misterius oleh masing-masing kedua orang itu usai, Yevsey permisi dengan mengulangi kata-katanya yang juga telah dia sampaikan dengan mantap kepada Maklakov, katanya, "Segera setelah kehidupan baru tertata, aku akan diam-diam memulai usaha, aku akan pergi ke kota lain, aku telah menabung sekitar seratus lima puluh rubel. Lain itu tidak. Jika semua orang menginginkannya, kehidupan baru itu akan tercapai"
Yevsey yang patuh, tidak dapat lagi merasa menyesal dan menilai apakah rakyat yang memberontak, termasuk keluarganya, sepupunya dan kawan-kawannya yang benar dan telah ikut dia tumpas atau dirinya yang salah karena telah berpihak kepada penguasa yang menindas, karena ia sangat yakin bahwa ia pun tidak pernah menyukai keadaan yang ada, dan ia hanya melakukan apa yang diperintahkan kepadanya.
Setelah pamit, ia kembali kepada Maklakov yang menunggunya di luar, dan kepadanya ia berkata jujur bahwa selain menyerahkan naskah milik Maklakov, ia juga menceritakan kisah hidupnya sendiri kepada Tuan Mironov, sang penulis itu.
Ini adalah sebagian ringkasan dari novel berjudul "Pecundang" yang ditulis pada tahun 1907 oleh Maxim Gorky. Ini adalah sebuah novel yang mendapatkan ulasan dari Washington Post Book World sebagai novel yang berkisah tentang kekuasaan, pribadi yang risau dan kejujuran yang langka.