Informasi yang tadinya bersifat simetris menjadi lebih transparan dan lebih demokratis. Akibatnya, cara kerja dituntut berubah menjadi lebih kompetitif, ramping, demokratis dan menuntut lebih banyak pendekatan kewirausahaan.
Terlambat atau gagal beradaptasi dengan peradaban baru ini, maka yang kemudian akan segera datang tidak lain adalah krisis. Ditandai dengan turunnya etos kerja, manajemen organisasi yang tidak teratur dan rendahnya tingkat kepercayaan antar individu dalam organisasi.
Padahal manusia memerlukan kepercayaan dalam bekerja, karena kepercayaan menimbulkan keyakinan, harapan, dan kesatuan yang mendorong mereka terus bekerja, membangun spirit kebersamaan dan memberikan arti bagi kehidupan.
Menerapkan sesuatu yang baru jelas tidak mudah, direspons dengan banyak keragu-raguan, dan antisipatif terhadap banyaknya hal yang tidak mudah untuk diperkirakan.
Sesuatu yang baru membutuhkan waktu untuk bisa diterima sepenuhnya. Segala sesuatu yang sudah menjadi biasa dimasa lalu butuh waktu untuk menjadi jelas kembali.
Di saat nilai-nilai lama sudah tidak relevan untuk dipertahankan, sementara nilai-nilai baru belum terbentuk seutuhnya, maka sangat dibutuhkan komitmen berbagai pihak untuk dapat tampil sebagai pelopor dan motivator dalam membina ikatan nilai yang kuat antar bagian dalam organisasi, agar organisasi dapat bekerja secara efektif.
Segala tantangan yang mungkin timbul harus dipahami sebagai bagian pendewasaan yang penting untuk dihadapi dengan tegar, hingga pada saatnya nanti, budaya baru akan terbentuk dan diterima secara luas oleh seluruh bagian organisasi. Pada saat itu, semuanya akan menikmati satu kesatuan budaya kerja yang baru.
Ada sebuah kisah yang bisa dijadikan contoh bagaimana penentangan atas kemajuan bisa memukul balik bagi sipenentang yang justru akhirnya malah mempertontonkan kekonyolan.
Adalah Don Quixote de La Mancha, kesatria berwajah murung yang merasa dirinya sudah berusia 400 tahun. Ia juga mempercayai dirinya sebagai kesatria yang lahir atas kehendak ilahi untuk mengembalikan lagi kejayaan kesatria yang hilang.
Akibat terlalu menikmati kejayaan masa lalunya, Don Quixote mengalami guncangan dari sesuatu yang baru. Ia menyerbu dengan gagah berani kincir angin yang diyakininya sebagai raksasa, menggunakan tombak sambil berkuda. Maka yang ada adalah ia babak belur, dan tentu saja ditertawakan penonton.
Gagasan tentang Nasionalisme
Gagasan tentang nasionalisme dewasa ini sering kali justru menjadi ide yang hanya mengundang tawa karena dirasa sebagai sesuatu yang lucu.