Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Fakta atau Mitos tentang Influenza, Logika, Petak Umpet, dan Lego

1 Oktober 2019   21:06 Diperbarui: 1 Oktober 2019   21:12 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam novel "fiksi ilmiah" Dunia Sophie, Alberto Knox, sang guru filsafat Sophie, menjelaskan bahwa dalam rentang waktu perkembangan filsafat, pada masa yang dia sebut sebagai malam sepanjang 1.000 tahun, mulai dari masa Yunani Kuno sampai awal masa Renaisans, kurang lebih dalam rentang waktu tahun 585 Sebelum Masehi sampai tahun 1.200 Masehi, ia menjelaskan asal usul dari influenza.

Apa yang kini disebut sebagai penyakit influenza itu, berasal dari kata influence, sebuah kata yanh artinya pengaruh dalam bahasa Inggris. Pada masa itu, influenza diyakini sebagai penyakit yang diakibatkan oleh pengaruh jahat dari bintang-bintang.

Sekalipun di hari-hari kini penyakit influenza dipandang sebagai gejala gangguan kesehatan tubuh ringan, yang cukup disembuhkan dengan istirahat, dulu manusia cukup cemas oleh karenanya. Barangkali karena ilmu kedokteran dan farmasi pun belum semaju saat ini.

Tak kurang dari Ptolemeus, anak jenderal dan konsul Roma, Marcus Antonius, suami Cleopatra sang Ratu Mesir, meninggal dalam kemewahan fasilitas sekelas istana di atas kapal mewah Thalamegos. Kapal itu membawa rombongan Kaisar Oktavianus Augustinus dan putra putri Mesir yang baru ditaklukannya.

Ptolemeus meninggal tidak lama setelah dimulainya pelayaran dari Alexandria menuju Roma. Bagaimana jadinya apabila anak-anak rakyat jelata yang terserang demam influenza pada masa itu?

Fakta atau mitos lain dalam novel fiksi itu, entah benar atau tidak, Alberto Knox menjelaskan bahwa para filsuf dari abad kegelapan itu, adalah para pencipta permainan-permainan populer yang masih ada hingga saat ini. Menurut Alberto, penemu permainan logika adalah Aristoteles.

Penjelasan ini mungkin ada hubungannya dengan fakta bahwa Aristoteles meyakini bahwa realitas tertinggi adalah sesuatu yang kita lihat dengan indra kita.

Oleh karena itu, sebagian besar pengaruh Aristoteles ada di Eropa Timur melalui Alexandria atau dikenal juga Konstantinopel atau Istanbul saat ini.

Pada masa itu, pada orang-orang Arab yang dipengaruhi pandangan Aristoteles sangat berkembang ilmu pengetahuan eksakta, seperti Aljabar dan Alkemi (kimia). Sebaliknya, Plato menurut Alberto adalah penemu permainan petak umpet.

Kebalikan dari Aristoteles, Plato meyakini bahwa realitas tertinggi adalah sesuatu yang kita pikirkan dengan akal kita. Pandangan Plato berpengaruh di Eropa Barat, bermula di Yunani, melalui ilmu-ilmu humaniora. Entah apa hubungannya dengan petak umpet tidak terlalu dijelaskannya.

Sedangkan Demokritus, menurut Alberto adalah penemu permainan lego. Ada masuk akalnya, karena Demokritus adalah filsuf alam yang terakhir (460-370 SM).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun