Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menemukan Antares di Antara Bintang yang Hilang

5 Juli 2019   03:09 Diperbarui: 5 Juli 2019   06:51 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang ditampilkan Google di layar handphone malam ini bukan tidak hebat. Namun, menjadikan segala sesuatunya menjadi terlalu mudah dalam hidup, tidakkah semakin mengancam kemampuan manusia yang paling menarik yang pernah ada dibandingkan berbagai spesies lainnya? Apalagi kalau bukan kemampuannya  membuat berbagai cerita yang luar biasa.

Cerita itu bisa saja tidak diketahui semua orang pada masa sekarang, tapi rasa keingintahuan manusia yang tidak pernah terpuaskan akan mendorongnya menemukan cerita-cerita seperti itu dimana saja dan dengan cara-cara yang terkadang tidak masuk akal. Kalau bukan oleh anaknya, barangkali oleh cucu atau cicitnya. Dari cerita itu, manusia bisa mengenal dirinya sebagai manusia di masa lampau.

Apa lagi yang menarik dari si Scorpius ini, tidak lain adalah sang Antares, salah satu bintang paling terang. Sementara pada saat yang sama, lebih banyak bintang yang tampak hanya redup saja berkelap kelip.


Ada sebuah artikel yang ditulis oleh Niratiyasa pada laman www.artebia.com terkait pemaknaan atas lirik lagu "Lost Stars." Ini adalah lagu yang dirilis pada 30 Juni 2014, dinyanyikan oleh Adam Levin sebagai bagian dari soundtrack film Begin Again (2013). Adam Levin juga memerankan sosok Dave Kohl, kekasih dari Gretta James (Keira Knightley) dalam film ini. Di salah satu bagian penafsirannya atas lagu dengan lirik-lirik penuh metafora dalam hubungan kehidupan masa muda dengan bintang-bintang ini, Niratiyasa menyampaikan bahwa: "Dan tidak semua bintang tercipta untuk menerangi malam. Beberapa tercipta sebagai bintang bersinar sekejap dan tersesat dalam kelamnya malam. Terkadang ia hanya ada di sana sebagai penghias malam."

Bapak itu menutup pintu yang menghubungkan balkon dengan ruang keluarga, sambil mengutip ingatannya kepada sebuah kesaksian dari buku seorang sastrawan yang dibacanya pada suatu malam di hari Sabtu, 01 September 2018 yang lalu.

Kata Sitor: "Suatu ketika, setelah menyimpulkan bahwa telah cukup melihat-lihat, semua ini perlu disajikan. Tapi jelas bahwa tulisan berbentuk sekedar laporan tak akan memuaskan hati lagi, karena pengalaman dari melihat-lihat itu, terasa terlalu mendalam, sehingga hanya dapat diungkapkan dalam bentuk 'sastra.' Hubungan dengan alam yang penuh misteri, melanjut sebagai hubungan persahabatan yang hampir mapan, suatu bentuk pangkalan emosional, yang sewaktu-waktu dapat didatangi, tanpa kerumitan 'hak milik.'"

Demikian tulis Sitor Situmorang, pada suatu malam penuh bintang di tengah-tengah kesibukannya, dimana tak ada orang yang menyadari kehadirannya, yang sebenarnya "menganggur" dalam pengamat-amatannya.

Saat ini, pukul 03.08 wib. Google menyampaikan bahwa cuaca di luar sedikit berawan, dan suhu udara berada pada 20 derajat Celcius.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun