Sebab, ia yang merenungkannya sebenarnya menaruh harapan besar akan kelangsungan masa depan bumi yang lestari, aman dan tenteram bersama segenap makhluk yang mendiaminya, tapi apa yang ia lihat dan rahasia yang disingkapkan baginya justru membentangkan sebuah gambaran tentang kehancuran dan malapetaka.
Dengan kata lain, dalam analogi hubungan matahari, bumi dan manusia sebagai sebuah keluarga dalam komunitas kosmos yang sangat besar, mungkin saja tidak lebih signifikan sebagai sub unsur alam semesta dibandingkan kepentingan alam semesta secara keseluruhan.
Oleh karena itu, menjadi tidak mengejutkan mendengar Lovelock mendeskripsikan manusia "hanya sebagai spesies yang lain, bukan sebagai pemilik ataupun pengurus planet ini."Â
Atau dengan kata lain, sebagai anak, manusia mungkin hanyalah sebagai pengacau sekalipun masa kecilnya adalah masa-masa dimana ibu dan bapanya sangat memanjakannya dan menaruh harapan besar akan dirinya. Tapi apa dinyana, setelah dewasa sang anak justru membawa serangkaian ironi dan kontradiksi dalam dirinya sendiri menjadi masalah yang rumit bagi keluarga.
Dalam karyanya yang paling baru, Lovelock bahkan mendeskripsikan kalau Homo sapiens telah menjadi infeksi bagi bumi. Manusia telah membuat Gaia, Ibu Bumi, menderita demam dan segera kondisinya akan memburuk hingga keadaan seperti koma. Gaia sudah di sana sebelumnya dan sembuh, tapi itu membutuhkan lebih dari 100.000 tahun.Â
Kita, manusia, bertanggung jawab dan akan menanggung konsekuensi-konsekuensinya. Implikasinya menurut Lovelock, adalah bahwa Bumi mungkin bertahan, betapapun buruk kita memperlakukannya, tetapi keberlangsungan itu tidak harus mencakup diri kita.
Baca: Apokaliptik Ibu Bumi dalam Sinabung, Bumi Mungkin Bertahan tapi Tanpa Kita
Hal ini sejalan dengan pengalaman Kafka terkait ibunya, yang menyadari kalau ibunya adalah pihak yang paling menderita dalam ironi dan kontradiksi sebagai perantara hubungan ayah dan anak, disamping ia diperbudak di rumah dalam semua urusan keluarga. Anak dan anak-anak terus menyerangnya tanpa ampun, ayah sendiri dari satu pihak, dan anak-anak dari pihak lainnya.
Matahari dengan segala dinamikanya, meliputi aktivitas, evolusi atmosfer, dan pengaruh radiasi terhadap planet-planet, termasuk bumi, mungkin sudah cukup  berat menghajar bumi tanpa ampun.Â
Gambarannya bisa dilihat sebut saja misalnya dalam pengaruh "Badai Matahari" yang memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang alik, astronot, dan terutama sistem telekomunikasi Bumi.