Dalam rangka pengembangannya, perlu ditingkatkan pendayagunaan sumber dan potensi kepariwisataan daerah menjadi kegiatan utama yang dapat diandalkan. Sektor pariwisata ditempatkan dalam prioritas setelah pertanian dan industri.
Kedepannya, direncanakan potensi dan objek-objek wisata Kabupaten Karo akan terus digali, dikembangkan dan diberdayakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Objek wisata tersebut yang antara lain: Bukit Gundaling, Gunung Sibayak, Gunung Sinabung, desa budaya Peceran, desa budaya Lingga, Taman hutan rakyat Berastagi, Air Terjun Sipiso-piso, Taman Simalem Resort, kawasan wisataTongging, pemandian air panas Lau Debuk-Debuk, Danau Lau Kawar, Air Terjun Sikulikap, pemandian air panas desa Semangat Gunung, kawasan wisata Sikodon-kodon, dll.
Kondisi geografis Kabupaten Karo juga berpotensi untuk wisata alam, misalnya kawasan hutan sebagai objek bagi ekowisata. Kabupaten karo yang sudah lama dikenal sebagai sentra produksi komoditi sayur-sayuran, buah-buahan dan tanaman bunga juga akan dikelola dan dikembangkan menjadi objek wisata agrowisata.
Budaya dan adat istiadat masyarakat sangat penting diusahakan untuk menjadi daya tarik bagi wisatawan baik dalam dan luar negeri. Penting juga untuk merevitalisasi dan mengoptimalkan fungsi kawasan cagar budaya.
Ini adalah kawasan di mana lokasi bangunan hasil budaya nenek moyang orang-orang yang mendiami kawasan Tanah Karo yang bernilai tinggi, maupun bentukan geologi alami khas yang berada di kawasan ini, dan sangat bermanfaat jika dikembangkan sebagai kawasan pariwisata.
Dalam pengembangan kawasan pariwisata berupa kawasan cagar budaya ini, direncanakan di Kecamatan Berastagi (Desa Peceren/ Sempajaya), Kecamatan Simpang Empat (Desa Lingga) dan Kecamatan Merek (Desa Dokan). Kawasan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Desa Sempajaya, Pasar Buah Berastagi, Pasar Bunga Berastagi, Pasar Tradisional Berastagi di Kecamatan Berastagi;
b. Desa Lingga di Kecamatan Simpang Empat;
c. Desa Dokan, Pasar Buah Dokan, di Kecamatan Merek;
d. Situs sejarah dan mitologi Meriam Puntung/ Putri Hijau di Kecamatan Tigapanah;
e. Pasar pakaian adat (uis) di Kecamatan Kabanjahe; dan
f. Benda budaya dan situs di seluruh kecamatan.
Untuk mendukung rencana tersebut, peningkatan pelayanan fasilitas umum dan penyediaan sarana, prasarana serta akomodasi akan menjadi prioritas dalam membangun perekonomian Kabupaten Karo. Yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya memacu pembangunan kepariwisataan secara holistik, sekaligus tematik, integral dan spasial melalui penyusunan rencana induk pariwisata daerah Kabupaten Karo.
Kembali ke pemahaman awal bahwa festival dan pesta adalah sebuah acara sosial yang berfungsi sebagai ajang perayaan dan rekreasi, serta memberikan ruang kesempatan bagi terciptanya interaksi sosial yang dapat memperkuat standar karakteristik budaya lokal, sekaligus untuk mereduksi infiltrasi nilai-nilai kontra produktif budaya asing, maka festival bunga dan buah, maupun pesta budaya mejuah-juah ini adalah gelaran yang urgen dan bermanfaat bagi daerah ini maupun bagi masyarakatnya.