Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kupu-kupu Ekor Layang-layang, Penghuni Hutan Pinus di Pelangkah Gading

25 Maret 2019   17:29 Diperbarui: 25 Maret 2019   23:15 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hamparan di kaki bukit Puncak Pelangkah Gading (dokpri)

Kupu-kupu jenis ini mempunyai lebar sayap sekitar 70-85 mm, tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Maluku dan Papua. Umumnya kupu-kupu Ekor Layang-Layang ini senang hidup di daerah hutan yang tidak terlalu lebat, tapi lebih sering ditemukan di daerah-daerah perbukitan. Kupu-kupu ini juga senang hidup di sekitar kebun, terutama kebun bunga dan jeruk. Kupu-kupu ini banyak berperan dalam penyerbukan bunga pada tanaman, sehingga berkembang biak terutama di musim angin muson.

Dugaan saya tentang jenis kupu-kupu ini sehubungan dengan kondisi hutan pinus di Puncak Pelangkah Gading yang memang tidak terlalu lebat dan berada di atas perbukitan. Penduduk Desa Kutambaru juga terkenal sebagai petani penanam jeruk yang handal, sehingga banyak kebun jeruk di desa ini. Pada hari itu juga memang hari agak berangin, walaupun cukup terik dengan sinar matahari yang menyengat. Namun, pada sore hari hujan turun agak lama juga. Kalau dulu dalam pejalaran sekolah, musim hujan di Indonesia dikenal sebagai musim yang diakibatkan oleh angin muson barat.

Sedikit tentang angin muson barat atau yang disebut juga muson musim dingin timur laut, adalah angin yang bertiup pada bulan Oktober hingga April di Indonesia. Angin ini bertiup saat matahari berada di belahan bumi selatan, menyebabkan benua Australia mengalami musim panas yang berakibat pada terciptanya tekanan minimum. Sementara itu, benua Asia menjadi lebih dingin, berakibat pada terciptanya tekanan maksimum, dan bersifat basah sehingga membawa musim hujan, sampai ke Indonesia. Pada periode ini, Indonesia akan mengalami musim hujan akibat adanya massa uap air yang dibawa oleh angin ini, saat melalui lautan luas di bagian utara, dari Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan. Namun, fakta lapangan kini sering tidak bisa diprediksi kapan musim hujan dan kapan musim kemarau.

Fakta bahwa pada siang hari tanggal 24 Maret itu banyak kupu-kupu ekor layang-layang di hutan pinus dan pada sore harinya turun hujan, dan ini adalah periode angin muson barat, lalu langsung dapat disimpulkan bahwa hari ini adalah musim hujan di Tanah Karo tidak lagi dapat dikatakan secara pasti. Karena sejak tanggal 15 Februari 2019 yang lalu, saya baru mengingat baru empat kali hujan seperti ini, dua kali saat malam hari dan dua kali saat siang menjelang sore seperti pada hari itu. Selebihnya adalah sebuah musim kemarau dengan siraman cahaya matahari yang sangat melimpah.

Memang, di belahan bumi yang lain di Indonesia hari-hari ini adalah sebuah musim hujan yang sangat lebat, bahkan sebagian membawa bencana yang amat memilukan, sebagaimana banjir bandang di Sentani Papua atau banjir dan longsor di berbagai wilayah di Yogyakarta.

wana wisata taman kupu-kupu di Curug Tujuh, Cilember, Bogor (https://harjo.wordpress.com)
wana wisata taman kupu-kupu di Curug Tujuh, Cilember, Bogor (https://harjo.wordpress.com)
Apa yang menjadi penting dari hal ini adalah, sekalipun saya sangat senang dengan kemajuan pariwisata yang semoga akan segera terwujud di Puncak Pelangkah Gading Desa Kutambaru Kecamatan Munte, saya menitipkan pesan kepada Bapak Kepala Desa, agar tidak lupa membuatkan satu atau beberapa buah kandang bagi pelestarian Kupu-Kupu Ekor Layang-Layang, Papilio Polytes, kalau memang benar itu namanya, atau siapa pun dia. Karena mereka adalah para penghuni hutan pinus jauh sebelum manusia-manusia datang berwisata ke Puncak Pelangkah Gading nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun