Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kaleidoskop Kegiatan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo Tahun 2018

31 Desember 2018   18:22 Diperbarui: 1 Januari 2019   02:51 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah persembahan kaleidoskop 2017, berjudul Crescit in Cundo, sebuah ungkapan pepatah Romawi, yang berarti "bertumbuh selagi berjalan" yang dimaknai sebagai sebuah upaya bersama untuk melanjutkan kesinambungan tiga misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo, yakni:

  1. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi umum kepegawaian;
  2. Mengembangkan dan meningkatkan pembinaan dan kesejahteraan aparatur; dan
  3. Meningkatkan kompetensi sumber daya aparatur;

Untuk mewujudkan visi "Terwujudnya Aparatur Pemerintah Kabupaten Karo yang Baik, Profesional dan Sejahtera." Sebuah upaya yang tidak mudah, namun diharapkan dapat bertumbuh semakin baik sambil berjalannya waktu ditopang dengan optimisme, semangat dan rasa kebersamaan.

Menyadari bahwa masih banyak hal yang belum tercapai dan belum berjalan optimal pada tahun pelayanan yang lalu, maka sejak awal tahun 2018 diintrodusir penggunaan sistem aplikasi dalam penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Karo, yang merupakan perpaduan aplikasi pencatatan kehadiran dan penilaian kinerja, e-absensi dan e-performance. Namun, hal ini tidaklah cukup, karena disadari bahwa kehadiran sebuah sistem aplikasi sebagai nilai baru dalam organisasi hanya akan berfungsi optimal apabila diimbangi oleh perubahan budaya kerja dan budaya organisasi.

Oleh karena itu, sejalan dengan pencanangan Kabupaten Karo pada 8 November 2017 yang lalu sebagai salah satu daerah percontohan Gerakan Nasional Revolusi Mental, maka pada tanggal 24-27 Mei 2018 dilaksanakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Revolusi Mental bagi para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Kepala Perangkat Daerah, yang diharapkan akan menularkan nilai-nilai strategis revolusi mental bagi para PNS di lingkungan unit kerja masing-masing secara berjenjang dan berantai, mencakup integritas, etos kerja dan kegotongroyongan.

What's the most important is the man behind the gun. Sebaik apapun sebuah sistem tanpa perubahan mental dan karakter individu, maka dampak dari sistem yang diterapkan tidak akan memberikan daya ungkit perubahan yang signifikan. Dengan kata lain, faktor manusia adalah tetap yang paling menentukan signifikansi sebuah sistem.

Dengan kerendahan hati, atas seizin pimpinan, dan tentu saja atas kesediaan saudara Sejahtera Pandia, seorang PNS pada BKD Kabupaten Karo yang sekaligus merangkap sebagai seorang youtuber dan film maker, dalam menghasilkan sebuah upaya kreatif, maka kali ini kami mempersembahkan kaleidoskop BKD Kabupaten Karo Tahun 2018, berjudul Philotimia; Mencintai Kehormatan dalam Semangat Kerjasama.

Philotimia adalah sebuah kata yang berasal dari Yunani kuno,  yang pertama kali menjadi rujukan tertulis dari masa awal periode klasik Yunani pada abad keenam dan ketujuh Sebelum Masehi, dalam karya seorang penyair bernama Pindar. Terjemahan resminya adalah "cinta kehormatan". Selain itu, bagi para penulis pada masa-masa awal periode itu, Philotimia berarti cinta kehormatan, keistimewaan, atau ambisi, tapi sering kali dalam cara yang negatif.

Setelah konsolidasi demokrasi di Athena sekitar abad keempat dan kelima Sebelum Masehi, ketika persaingan diganti dengan kerjasama, kata tersebut memiliki konotasi yang lebih positif. Pada masa kini, seseorang dengan Philotimia merujuk pada orang yang suka menerima pujian tentang kotanya, namun dia lebih dahulu melayani komunitasnya.

Setidaknya dua hal yang membuat cinta kehormatan dalam semangat kerjasama penting menjadi tema pelayanan tahun ini adalah karena:
PNS sebagai abdi negara dan abdi masyarakat adalah sebuah panggilan tugas dan sebuah kehormatan.

Dalam era yang membutuhkan adanya kerjasama dan kolaborasi sesuai dengan tuntutan zaman, maka sikap suka membantu seharusnya menjadi soal yang biasa.

Aplikasi dari tema tersebut terlihat dari pelaksanaan program dan kegiatan pada tahun 2018 yang melibatkan kerjasama dengan banyak unsur dari luar BKD, dengan menyadari banyaknya keterbatasan dan kelemahan apabila pekerjaan dikerjakan seorang diri. Satu dan yang lainnya pasti tidak terlepas dari berbagai kekurangan, namun kami meyakini bahwa bersama lebih baik daripada sendiri.

Kami memohon maaf kepada seluruh stakeholder atas segala kekurangan dalam pelayanan administrasi umum kepegawaian dan pelaksanaan program kegiatan yang melibatkan saudara/saudari sekalian baik sebagai "nasabah", peserta maupun mitra.

Kembali kami kutip nasihat almarhum Prof. Dr. Koentjaraningrat, bahwa perubahan budaya harus dibarengi oleh satu usaha bersama untuk memperbaiki kemampuan yang ada di dalam diri kita sendiri. Di sinilah peran masing-masing dari kita sebagai agen dari perubahan itu, dan ia bukan proyek sekali jadi, tetapi menuntut ketabahan untuk menghadapi banyak hal yang tak dapat diperkirakan sebelumnya.
... kami persembahkan setitik persembahan bagi kampung tercinta, Taneh Karo Simalem yang selalu indah di batin kita...


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun