Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Philotimia, Sepenggal Arti Mencintai Kehormatan dan Kerja Sama

26 Desember 2018   18:56 Diperbarui: 27 Desember 2018   14:23 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
VG. Philotimia (dokpri)

Dari hasil penelusurannya selama liburan di Yunani, Deffner mendapatkan beberapa pemahaman mengenai Philotimo menurut masyarakat lokal, antara lain:

"Melakukan hal yang benar," kata Pinelopi Kalafati, seorang dokter.
"Mencintai dan menghormati Tuhan dan masyarakat," tutur pendeta Nikolas Papanikolaou.
"Berjuang untuk kesempurnaan," jawab seniman Kostis Thomopoulos.
"Keluar dari zona nyaman untuk membantu seseorang yang memerlukannya," jelas Tatiana Papadopoulou, seorang sukarelawan di pusat penampungan pengungsi di Malakasa.

Mengapa mencintai kehormatan dan kerjasama sebagai Pegawai Negeri Sipil perlu menjadi resolusi di tahun baru 2019?

Satu, bekerja sebagai abdi negara dan abdi masyarakat adalah sebuah panggilan tugas dan sebuah kehormatan.

Penyelenggaraan pemerintahan kedepan sesuai dengan perkembangan tuntutan perubahan di masyarakat pasti semakin menuntut hadirnya budaya kerja dan budaya organisasi yang semakin kompetitif. Untuk mewujudkan hal tersebut tidak akan mungkin tanpa adanya kolaborasi antar aktor pelaku penyelenggaraan pemerintahan.

Bekerja sendiri, untuk menjadi terampil dan ahli sendiri tidak akan mampu memenuhi semua tuntutan masyarakat akan hadirnya pelayanan publik yang semakin baik dan semakin berkualitas yang dihasilkan oleh sebuah organisasi pemerintahan, di tengah tantangan masa depan yang dirundung berbagai kemungkinan dan ketidakpastian. Bersama pasti lebih baik dari sendirian.

Penting untuk menjadi seperti komunitas-komunitas pada masa Yunani kuno yang diilhami oleh Philotimo, yang tidak dipicu oleh hukum dan logika namun oleh emosi yang kuat dan dengan tingkat keintiman tertentu. Sisi emosional dari karakter nasional ini bahkan bisa dilihat di sepanjang sejarah modern Yunani.

Mencintai dan mengerjakan sebuah hal secara bersama-sama dalam dunia kerja pasti lebih baik dan lebih mungkin menghasilkan yang terbaik, daripada mengerjakan semua hal seorang diri.

Kedua, dalam era yang membutuhkan adanya kerjasama dan kolaborasi sesuai dengan tuntutan zaman, sikap suka membantu seharusnya menjadi soal yang biasa.

Sekitar 76 tahun kemudian setelah perang dunia ke-II, warga Pulau Lesbos, Chios, dan Kos yang terkenal dengan keindahan dan potensi wisatanya, namun dilanda tahun-tahun resesi yang mendalam, berbondong-bondong melompat ke dalam perahu mereka untuk menolong para pengungsi mencapai daratan di Laut Aegean Timur. Beberapa saksi mata menyaksikan orang-orang terjun ke dalam air dingin untuk membantu perahu reyot mendekati daratan pulau. Mereka kemudian masuk dalam nominasi Nobel Perdamaian 2016.

"Kami menolong orang-orang, karena kami yakin mereka juga akan melakukan hal yang sama, seandainya kami yang menjadi salah satu dari mereka yang mengungsi" kata warga pulau itu.
"Saya melihat orang berteriak meminta tolong. Apa yang akan saya lakukan? Pura-pura tidak melihat? Pura-pura tidak mendengar? Menolong adalah hal yang benar untuk dilakukan" tambahnya.
"Kami mungkin tidak akan pulang dengan jala penuh ikan, namun hati kami hangat," kata seorang nelayan merangkap penyelamat pengungsi dari Pulau Chios.

Warga Pulau Lesbos, Chios, dan Kos yang dilanda kesulitan ekonomi karena resesi itu, mungkin tidak tertarik untuk mengetahui apakah Philotimo merupakan penopang emosi atau potret budaya yang tidak bisa didefinisikan. Bagi mereka kepuasan emosi dan moral dari perwujudan Philotimo itu jauh lebih besar dibandingkan upaya untuk mengkonsepkan Philotimo. Bagi mereka Philotimo adalah cara sederhana untuk menjadi "ada".

Seperti ketika Andreas Deffner sedang berkemas untuk menghabiskan satu musim panas lagi bersama Nenek Vangelio dan keluarganya di sebuah kampung Yunani yang sepi, ia menanyakan apakah definisi Philotimo, lalu kata nenek itu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun