Sebuah Resolusi Tahun Baru bagi Seorang Pegawai Negeri Sipil
Sudah bukan hal yang baru lagi, bahwa untuk bisa bekerjasama dalam hal apapun sering kali tidak mudah. Seolah manusia memang sudah secara alamiah menyimpan bakat untuk bersaing, merasa diri paling benar, paling baik dan yang paling utama dari yang lain.
Menurut makna kamus, kerjasama adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pengertian ini terkandung makna bahwa dalam kerjasama terdapat lebih dari satu orang, oleh karenanya ada hubungan-hubungan dengan beragam sifat, ada tujuan bersama sehingga perlu adanya kesepakatan, adanya kebersamaan yang membutuhkan adanya rasa saling percaya, adanya semangat kolaborasi alih-alih kompetisi. Dengan kata lain untuk bisa bekerjasama dibutuhkan adanya rasa saling percaya, dan untuk bisa saling percaya tentu saja dibutuhkan adanya keterbukaan.
Dalam masyarakat Yunani yang penuh dengan mitologi ada sebuah konsep tentang "mencintai kehormatan," yakni Philotimo, dimana mitologi yang menyertai konsep ini belum pernah ada sebelumnya, sehingga sulit untuk dipahami.Â
Demikian menurut Vassilios P Vertoudakis, dosen filsafat Yunani Kuno di Universitas Nasional dan Kapodistrian kota Athena: "Benar, kata itu sulit untuk diterjemahkan ke bahasa lain" katanya.
Arti Philotimo menjadi perdebatan hangat karena termasuk dalam kosa kata para dewa Yunani yang tidak mudah untuk dijelaskan. Terjemahan resminya adalah "cinta kehormatan".
Philotimo berasal dari kata kuno Yunani, Philotimia, yang pertama kali menjadi rujukan tertulis dari masa awal periode klasik Yunani, pada abad keenam dan ketujuh Sebelum Masehi, dalam karya tertulis penyair bernama Pindar.
Bagi Pindar dan penulis-penulis masa awal periode itu, kata tersebut berarti cinta kehormatan, keistimewaan, atau ambisi, tapi sering kali dalam cara yang negatif. Misalnya, di dalam mitologi Yunani, Philotimo Achilles terluka ketika Raja Agamemnon mengambil Ratu Briseis, yang menjadi hadiah bagi keberanian di medan perang.
Setelah konsolidasi demokrasi di Athena sekitar abad keempat dan kelima Sebelum Masehi, ketika persaingan diganti dengan kerjasama, kata tersebut memiliki konotasi yang lebih positif.
Pada masa kini, seseorang dengan Philotimo merujuk pada orang yang suka menerima pujian tentang kotanya, namun dia lebih dahulu melayani komunitasnya," kata Vertoudakis.
Seorang Pegawai Negeri merangkap penulis asal Jerman, bernama Andreas Deffner, pernah membuat sebuah tulisan yang membahas tentang Philotimo, sehubungan dengan pengalamannya pada saat liburan musim panas keduanya di sebuah kampung Yunani yang sepi. Liburannya membawanya pada konsep Philotimo yang terkenal di Yunani, namun warga Yunani sendiri kesulitan mencapai sebuah kesepakatan untuk satu definisi tentang Philotimo.