Pada suatu malam, sebuah toko barang antik di desa dimasuki maling. Si pencuri menggondol sebuah biola antik yang sudah sangat tua. Colin, salah seorang anggota Sapta Siaga mengingat sekilas samar ciri pencuri itu karena tanpa sadar sempat berpapasan saat ia baru pulang dari menonton bioskop pada saat kejadian. Ia mengenali topi, syal, jas dan celana compang camping yang digunakan pencuri karena itu adalah pakaian orang-orangan penjaga ladang jagung milik ayah Peter.
Selang hari berlalu, misteri pencurian biola belum terungkap oleh polisi. Peter dan temannya di perkumpulan Sapta Siaga sering mengunjungi Nyonya Bolan di caravan untuk melihat bilamana mereka butuh sesuatu. Maka, makin sering pula mereka melihat Benny yang aneh, tetapi memiliki bola mata yang indah sekaligus aneh karena tak terlihat menatap apabila diajak bicara.
Pada suatu malam, Peter dan Sapta Siaga mengendap mendekati caravan. Menurut Matt, seorang lelaki tua pengembala biri-biri keluarga Peter yang tinggal di lembah tidak jauh dari caravan, ia sering mendengar suara aneh mirip lolongan orang yang menangis di lereng dekat caravan yang ditinggali Nyonya Bolan dan anak-anaknya. Malam itu, Nyonya Bolan tidak ada di caravan, rupanya ia membawa serta bayinya pergi ke desa dan tinggallah Benny seorang diri di caravan menangis, mungkin ia ketakutan karena mendengar juga suara lolongan suara orang menangis seperti yang didengar oleh Matt, begitu pikir mereka.
Merasa curiga bahwa Tuan Lukelah si pencuri biola, maka keesokan siangnya, Peter dan teman-temannya Sapta Siaga mencari-cari di dalam caravan, mana tahu mereka akan menemukan biola yang hilang. Tidak ada biola ditemukan dalam caravan sempit itu. Tetapi alangkah terkejutnya mereka karena baju orang-orangan ladang yang dipakai pencuri ternyata tergantung di balik pintu caravan.
Tidak ada lagi tempat yang belum mereka geledah di caravan, satu-satunya tempat yang belum mereka cari adalah kereta bayi adik Benny. Tak lama kemudian datanglah Nyonya Bolan dari desa, dan dia terkejut melihat Peter dan teman-temannya. Karena bayinya rewel Nyonya Bolan segera masuk ke caravan. Janet segera mengambil kesempatan melihat kereta bayi, dan benar saja, biola itu disimpan rapi dibalut selimut di kereta bayi. Nyonya Bolan menangis, saat Tuan Luke tiba-tiba datang merampas biola dan hendak membantingnya, tetapi segera dicegah oleh Nyonya Bolan. Melihat ibunya menangis, maka Benny ikut menangis meskipun tidak menyadari apa yang terjadi.
Peter menjelaskan awal kecurigaan mereka dan menunjukkan baju orang-orangan ladang yang dipakai oleh sipencuri pada saat kejadian pencurian di toko biola di desa beberapa waktu yang lalu.
Nyonya Bolan meminta maaf, karena mereka tidak tahu harus berbuat apa. Sebenarnya Tuan Luke tidak tahu kalau biola tua itu adalah barang antik dan mahal, karena Tuan Luke sejak kecil sudah ikut pasar malam dan selalu berpindah sehingga tidak pernah bersekolah dan buta huruf. Kalau ia bisa membaca label di biola malam itu ia tidak akan mencurinya.
Rupanya, kebakaran di Hilly Down tidak hanya menghanguskan mesin jahit Nyonya Bolan dan banjo Tuan Luke, tetapi juga biola milik Benny yang tunanetra. Kehilangan biolanya saat kebakaran itu meninggalkan pilu yang mendalam bagi Benny yang buta. Benny tidak bisa memandang dunia, satu-satunya yang menghiburnya dalam kesunyiannya adalah musik.
Dan benar saja, saat janet menyodorkan biola kepadanya ia segera meraihnya meski masih bingung atas apa yang terjadi. Saat Nyonya Bolan menyuruhnya memainkannya, ia memainkan lagu Tarian Pohon Mei yang sangat lincah dan meriah. Lagu itu adalah lagu kelana kaumnya yang sudah tua sekali umurnya dan hidup berpindah-pindah. Mata Janet berkaca-kaca.
Seringkali dalam hidup, anak-anak yang tidak mengerti apa-apa dibuat kebingungan oleh realita, kenapa sebagian orang dapat hidup dalam kelimpahan, sementara sebagian lainnya termasuk di dalamnya mereka dan keluarganya hidup dalam kemiskinan dan penderitaan, padahal dia menyaksikan ayah dan ibunya sudah bekerja keras sekuat tenaga, terkadang bahkan melampaui akal umum sebagaimana yang dialami Benny yang sering ditinggal sendiri ayah ibunya dalam kebutaannya yang sunyi.