Mohon tunggu...
Aven Jaman
Aven Jaman Mohon Tunggu... Administrasi - penulis

Menjadi Berarti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat Terbuka Spartan Nusantara untuk Menlu RI Ibu Retno Marsudi

2 April 2022   17:24 Diperbarui: 2 April 2022   18:58 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Maka, bila di saat yang sama kita diposisikan sebagai tuan rumah Konferensi KTT G20, kita mau tak mau dipaksa untuk berhasil "memaksa" baik Rusia pun NATO untuk tetap berbagi ruangan bersama di konferensi dinaksud lepas dari bayang-bayang perang di Ukraina.

Di sini kami merasa peran Ibu Retno selaku Menteri Luar Negeri kita belum menunjukkan perhatian akan dampak dari perang Rusia vs Ukraina. Ibu dan jajaran di Kementerian Luar Negeri belum melakukan langkah-langkah diplomasi guna memaksa kedua negara berunding untuk damai difasilitasi Indonesia. Sama sekali kami tak menemukan perwujudan dari politik bebas dan aktif dan ikut melaksnakan ketertiban dunia dalam krisis geopolitik global di Ukraina sana.

Padahal menurut kami, itu sangat perlu dilakukan agar ketika Indonesia menjadi tuan rumah di KTT G20 nanti, baik negara-negara yang pro Ukraina (NATO) pun Rusia di sisi lain bisa melihat komitmen kita untuk berlaku netral.

Sepanjang langkah ajak berunding Rusia vs Ukraina belum dilakukan, Indonesia bakal dinilai pro lawan oleh masing-masing blok. Ujung-ujungnya, KTT G20 terancam gagal terlaksana.

Kami, para SPARTAN seindonesia tak rela hajatan sebesar itu yang mana Ketua Presidensinya juga merupakan Presiden kita, Ir. H. Joko Widodo, gagal mencapai tujuannya. Apalagi kalau sampai batal terselenggarakan.

Mestinya Indonesia bisa ambil inisiatif perdamaian antara Rusia dan Ukraina demi kepentingan KTT G20 dimaksud. Prinsipnya, harus melihat perang Rusia vs Ukraina ini bukan sebagai reason namun sebagai impact dari pertarungan geopolitik dan geostrategi sebelumnya. Jadi cara pandang Rusia juga harus masuk dalam proposal perdamaian, tidak dari Ukraina saja.

Karena itu, kami amat berharap, di sisa-sisa waktu yang tinggal beberapa bulan saja ini, Kementerian Luar Negeri RI segera mengupayakan:

1). Tawarkan diri sebagai fasilitator perundingan damai antara Rusia dan Ukraina

2). Meyakinkan lewat diplomasi ke semua negara peserta G20 bahwa negara kita adalah negara netral di hadapan krisis di Ukraina, ditunjukkan lewat langkah yang diambil pada langkah no 1 di atas.

3). Sembari Kemenlu melakukan 2 langkah di atas, mohon beri ruang pula pada kami para SPARTAN di seluruh pelosok tanah air untuk ramai-ramai memainkan kata kunci ini di internet Indonesia Damaikan Rusia dan Ukraina, sebagai bentuk kepedulian kami mengamplifikasi langkah negara.

Demikian surat terbuka ini kami buat untuk diindahkan seperlunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun