Mari bareng-bareng kita jaga persatuan dan kesatuan komponen masyarakat. Gotong royong menghadapi tantangan politik identitas dan segala bentuk isu yang akan memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Pilihan boleh berbeda, tetapi semua untuk Indonesia dan Jawa Tengah.
Mari kita berikan edukasi kepada masyarakat tentang bagaimana cara berpolitik yang santun, beretika dan baik, yang itu sumbernya dari ilmu pengetahuan para tokoh dan ulama panutan. Kemudian dilanjutkan dengan keterlibatan dalam kepanitiaan, tim sukses pasangan calon, dan pada puncaknya tentu saja dalam hari pemilihan dimana masyarakat bertindak selaku aktor pemilih.
Tingkat partisipasi itu akan juga berlanjut pasca-pilkada dengan proses penghitungan, dan bahkan juga, sengketa pilkada. Dalam rangkaian ini, di semua level ada kemungkinan tingkat partisipasi akan mengalami penurunan dan kita harapkan protes dan sengketa pasca-pilkada juga akan berkurang drastis. Dengan demikian demokrasi di Indonesia sudah semakin dewasa dengan setidaknya mengurangi kebisingan. Demokrasi berbasis hati semakin membukti.
Tentu kita semua berharap penyelenggaraan pilkada di tengah pandemi covid-19 akan memberikan ruang bagi kita untuk melaksanakan demokrasi yang lebih dewasa dengan diikuti kesadaran baru tentang pentingnya mengedepankan protokol kesehatan sebagai kebutuhan baru kita dalam mewujudkan keberhasilan demokrasi tanpa mengorbankan kesehatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H