Walaupun berbagai percobaan untuk menganti Pancasila, tapi sampai saat ini, Pancasila masih tegak menjadi dasar negara kita. Ini bukti Pancasila digdaya, Pancasila sakti dan teruji. Pada praktik berbangsa dan bernegara era sekarang, Pancasila juga sering diganggu, apalagi di tengah ujian kemajemukan dan demokrasi ini.Â
Sikap intoleransi, radikalisme, terorisme, anti keberagaman dan arus globalisasi membawa nilai-nilai budaya barat yang apatis, hedonis dan materialistik menjadi PR kita. Belum lagi maraknya hoax, bullying, hate speech berpotensi mengganggu persatuan dan kesatuan kita dalam berbangsa.
Gaya Baru
Kita juga harus berjuang demi Pancasila. Saatnya kita tanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini kepada anak-anak kita, sembari memberikan contoh dan keteladanan pada mereka. Mulai dari Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah hingga Perguruan Tinggi perlu terus ditanamkan dan diteladankan sikap-sikap Pancasilais.Â
Bagaimana ditanamkan sikap-sikap menghargai orang meski beda warna kulit, beda agama, beda status sosial, juga pilihan politik. Bagaimana bisa memperkuat gotong royong dan kerukunan. Bagaimana membangun musyawarah mufakat dan lain sebagainya. Â
Dalam proses pengembangan Pancasila dalam gaya baru ini, supaya lebih inklusif. Mengajak keikutsertaan semua elemen bangsa termasuk mahasiswa, akademisi, budayawan, tokoh agama, seniman, wartawan, tokoh adat, dan semua komunitas agar Pancasila bisa menjadi titik temu nilai bersama.Â
Memainkan peran dan strategi yang berbeda. Penggunaan pendekatan yang lebih demokratis, partisipatoris, solutif dan kreatif melalui berbagai metode, seperti strategi kebudayaan dan sosial-ekonomi, akan menjadi upaya kunci untuk mengawal dan memperkuat Pancasila kita.
Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila oleh setiap warga Negara akan membawa pada kesaktian-kesaktian Pancasila. Tanpa praktik, tanpa diwujudkan dalam keseharian, Pancasila akan kehilangan kesaktiannya. Ia hanya akan menjadi rangkaian kata yang dihafal orang-orang tanpa tahu apa maknanya, hanyalah simbol yang dipercaya ada tapi sesungguhnya kehilangan ruh dan kesaktiannya.
Maka, jika ada yang bertanya kepada kita, dimanakah saktinya Pancasila. Jawabannya, Pancasila sakti karena adanya kita yang selalu berpegang teguh dan mengamalkan nilai-nilainya dalam setiap pikiran, ucapan, dan tindakannya. Pancasila ada karena kita, dan kita ada karena ber-Pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H