Mohon tunggu...
Marjono Eswe
Marjono Eswe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik Biasa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis Bercahayalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Pancasila Sakti?

1 Oktober 2020   07:46 Diperbarui: 1 Oktober 2020   10:02 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Walaupun berbagai percobaan untuk menganti Pancasila, tapi sampai saat ini, Pancasila masih tegak menjadi dasar negara kita. Ini bukti Pancasila digdaya, Pancasila sakti dan teruji. Pada praktik berbangsa dan bernegara era sekarang, Pancasila juga sering diganggu, apalagi di tengah ujian kemajemukan dan demokrasi ini. 

Sikap intoleransi, radikalisme, terorisme, anti keberagaman dan arus globalisasi membawa nilai-nilai budaya barat yang apatis, hedonis dan materialistik menjadi PR kita. Belum lagi maraknya hoax, bullying, hate speech berpotensi mengganggu persatuan dan kesatuan kita dalam berbangsa.

Gaya Baru

Kita juga harus berjuang demi Pancasila. Saatnya kita tanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini kepada anak-anak kita, sembari memberikan contoh dan keteladanan pada mereka. Mulai dari Kelompok Bermain, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah hingga Perguruan Tinggi perlu terus ditanamkan dan diteladankan sikap-sikap Pancasilais. 

Bagaimana ditanamkan sikap-sikap menghargai orang meski beda warna kulit, beda agama, beda status sosial, juga pilihan politik. Bagaimana bisa memperkuat gotong royong dan kerukunan. Bagaimana membangun musyawarah mufakat dan lain sebagainya.  

Dalam proses pengembangan Pancasila dalam gaya baru ini, supaya lebih inklusif. Mengajak keikutsertaan semua elemen bangsa termasuk mahasiswa, akademisi, budayawan, tokoh agama, seniman, wartawan, tokoh adat, dan semua komunitas agar Pancasila bisa menjadi titik temu nilai bersama. 

Memainkan peran dan strategi yang berbeda. Penggunaan pendekatan yang lebih demokratis, partisipatoris, solutif dan kreatif melalui berbagai metode, seperti strategi kebudayaan dan sosial-ekonomi, akan menjadi upaya kunci untuk mengawal dan memperkuat Pancasila kita.

Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila oleh setiap warga Negara akan membawa pada kesaktian-kesaktian Pancasila. Tanpa praktik, tanpa diwujudkan dalam keseharian, Pancasila akan kehilangan kesaktiannya. Ia hanya akan menjadi rangkaian kata yang dihafal orang-orang tanpa tahu apa maknanya, hanyalah simbol yang dipercaya ada tapi sesungguhnya kehilangan ruh dan kesaktiannya.

Maka, jika ada yang bertanya kepada kita, dimanakah saktinya Pancasila. Jawabannya, Pancasila sakti karena adanya kita yang selalu berpegang teguh dan mengamalkan nilai-nilainya dalam setiap pikiran, ucapan, dan tindakannya. Pancasila ada karena kita, dan kita ada karena ber-Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun