Mohon tunggu...
Marjono Eswe
Marjono Eswe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik Biasa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis Bercahayalah!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Relawan Itu Kita

9 September 2020   16:28 Diperbarui: 9 September 2020   16:36 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membantu sosialisasi pencegahan, penerapan protokol kesehatan, distribusi bantuan, evakuasi maupun melayani masyarakat yang terpapar covid-19 maupun warga terdampak, dll. Itu luar biasa. Ada semangat kegotong royongan, perasaan kebangsaan dan peduli pada kemanusiaan.

Tentu saja keterlibatan kita dalam membantu penanganan bencana disesuaikan dengan kemampuan dan kompetensi. Yang penting dalam setiap kehadiran relawan ke daerah bencana jangan justru menambah beban. Maka berangkat harus ada niat membantu dengan didukung kompetensi dan kemampuan kebencanaan.

Update Skill

Dengan demikian ketika terjun ke lapangan mereka mengerti apa yang harus dilakukan. Tentu tidak bisa jalan sendiri-sendiri, namun harus tetap di bawah komando dan koordinasi pihak yang berwe-nang, seperti BNPB atau pemda setempat.

Saya sangat mendukung spesialisasi dan kecakapan khusus dari para relawan. Dipetakan sesuai potensi masing-masing, seperti potensi menangani bencana kecelakaan udara, kebakaran hutan, petugas dapur umum, evakuasi korban maupun penanganan covid-19 yang belum juga reda dan lain sebagainya.

Keterampilan pemutakhiran jadi penting, untuk mencatatkan klasifikasi tiap-tiap relawan ini seperti apa. Tugasnya apa saja. Hal ini penting memperhatikan begitu tingginya semangat saling menolong yang ada di masyarakat dalam beberapa kali kejadian bencana. Potensi ini harus ditata supaya lebih tersistem.

Karena itu, penting mengadakan latihan gabungan. Dalam latihan itu ada simulasi bencana yang komplek. Dari latihan ini nantinya akan muncul kesamaan persepsi menanggulangi bencana apa yang harus dilakukan. SOP-nya seperti apa, dan semua bisa tahu persis.

Maka kemudian, Termasuk keterlibatan Perguruan Tinggi dalam penanaganan bencana senantiasa kita harapkan. Pada konteks ini, maka Tri Dharma perguruan tinggi yang salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat dapat dijadikan pondasi dan dasar tanggung jawab rekan-rekan akademisi terhadap bencana, termasuk pandemi covid-19. Meluangkan waktu untuk menengok kondisi bangsa yang sangat rentan terhadap bencana, maka itu sangat mulia dan berharga bagi kemanusiaan.

Mahasiswa tidak boleh hanya sekedar menjadi follower, tetapi trend-setter demi tegaknya ketangguhan bangsa. Rela memberikan perhatian, pikiran, bahkan tenaga demi survive-nya bangsa dan negara menghadapi bencana.

Pada prinsipnya kita semua harus jadi aktor utama dalam penanganan bencana. Perannya bukan hanya dalam kegiatan terkait tanggap darurat pada saat bencana serta rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. Tetapi perannya juga terkait dengan kesiapsiagaan untuk mencegah, mengantisipasi dan melakukan tindakan-tindakan efektif atas potensi bencana yang terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun