Setiap peraturan harus dibicarakan terlebih dahulu dalam rapat bersama forum masyarakat sebelum diterbitkan. Karena, kebijakan apapun dapat secara signifikan memberikan pengaruh terhadap iklim event pilkada. Dengan demikian, setiap kebijakan bisa diarahkan kepada keberpihakan masyarakat, kepentingan warga, kemanfaatan desa.
Narasi Desa
Masyarakat harus dilibatkan dalam menentukan kebijakan yang akan berpengaruh ke banyak orang. Jangan sampai kajian yang dikeluarkan tidak diperhitungkan secara mendalam dan berdampak kekecewaan pada masyarakat.
Misalnya, untuk program bantuan pangan non tunai (BPNT), penyaluran dana desa maupun bantuan keuangan yang mengalir ke desa harus bisa dikeloa secara tansparan, akuntabel dan fair, termamsuk bantuan langsung covid-19 maupun sembako.
Hal ini untuk meminimalkan potensi gejolak/gesekan warga. Sehingga harus dipastikan apa yang sudah diprogramkan benar-benar tepat sasaran dan langsung menyentuh kepada ke kebutuhan masyarakat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin pada Maret 2020 mencapai 9,78 persen. Jumlah ini meningkat 0,56 persen poin terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 persen poin terhadap Maret 2019. Jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 26,42 juta orang, meningkat 1,63 juta orang terhadap September 2019 dan meningkat 1,28 juta orang terhadap Maret 2019.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan saat ini jumlah pengangguran di Indonesia sudah naik sekitar 3,7 juta orang akibat pandemi COVID-19. BPS mencatat total penganggur per Februari 2020 adalah 6,88 juta orang. Dengan tambahan ini jumlah penganggur Indonesia bisa menjadi sekitar 10,58 juta orang (tirto.id, 3/8/2020).
Angka-angka murung di atas menjadi tantangan bersama. Menghadapi situasi demikian, maka kemudian mengelola desa dengan dinamika politiknya yang unik, juga bisa menjadi mesin uang bagi warga desa sendiri, Pilklada bagi warga desa sebetulnya dapat menjadi surga bagi orang-orang kreatif.Â
Sebut saja percetakan leaflet pilkada, pembuatan kaos kandidat maupun parpol, merancang baliho, spanduk maupun acara talkshow media, semua itu butuh imajinasi, kreasi dan inovasi yang harus berani keluar dari rutinitas dan produk tersebut dipastikan dijamin keunikannya dan punya nilai beda dengan dagangan produk lainnya.Â
Di sini perlu narasi lokal tapi ber-impact politik besar bagi partisipasi politik warga desa. Nalar publik pedesaan akan bersaing dengan para bussinesman muda lain yang berasal dari kota untuk berebut sedikit berkah kue tahun pilkada.Â
Apapun produk anak-anak desa di tahun maupun panggung politik ini harus berkorelasi secara seimbang antara das sollen dan das sein dengan peningkatan taraf hidup dan kualitas hidup orang desa di tengah perayaan politik kita.