Sejak agresi covid-19 berkecamuk, berbagai sektor mengalami perlambatan, sektor kemaritiman salah satunya. Aktifitas nelayan menurun, produksi ikan berkurang, bahkan munculnya kluster pasar ikan membuat masyarakat sempat enggan untuk mengkonsumsi ikan, pedagang ikan menurun omsetnya.Â
Di musim pandemi ini, mobilitas transportasi barang maupun orang juga menurun, termasuk transportasi laut. Banyak perusahaan yang bergerak dibidang perkapalan/pelayaran menghentikan aktivitasnya baik itu karena tidak ada permintaan pekerjaan maupun untuk melindungi para karyawannya dari bahaya Covid-19. Hal ini tentu menyentuh keprihatinan kita semua.
Paceklik ini menjadi cobaaan sekaligus sebuah tantangan yang harus kita selesaikan bersama, tidak hanya oleh pemerintah saja, tetapi juga semua pihak, swasta dan seluruh elemen masyarakat yang ada.
Kita tentu terus bermohon kepada Tuhan dan mengerahkan segala daya upaya agar pendemi ini dapat segera berakhir. Psycial distancing harus terus dipatuhi, berbagai pembatasan-pembatasan yang telah kita lakukan juga menjadi salah satu cara kita menghentikan penyebaran Covid-19 ini.
Sampai saat ini belum ditemukan vaksin definitif dengan standar internasional untuk pengobatan virus corona. Para ahli masih bekerja keras untuk mengembangkan dan menemukan vaksin agar bisa segera digunakan untuk pengendalian pandemi COVID-19.Â
Di sisi lain kita juga dituntut untuk tetap produktif, tatanan kehidupan di berbagai bidang harus terus berjalan. Untuk itulah, kita harus memulai sebuah cara baru, tatanan hidup dan budaya baru. Kita harus terus beraktifitas tapi tetap aman dari Covid-19.
Sekira perlu kita mulai membiasakan perilaku yang baru berbasis hidup bersih dan sehat. Di antaranya adalah dengan cara rutin cuci tangan pakai sabun, pakai masker saat keluar rumah, jaga jarak aman dan menghindari kerumunan.Â
Saya berharap kebiasaan baru ini bisa menjadi kesadaran kolektif agar dapat berjalan dengan baik. Saya selalu sampaikan kepada masyarakat dan stakeholder bahwa siapapun yang mengelola tempat umum, tempat kerja, sekolah dan tempat ibadah harus memperhatikan protokol kesehatan, bahkan kita harus bisa menjadi kontrol terhadap kedisiplinan masyarakat.
Untuk merealisasikan skenario tatanan kehidupan baru (new normal), saat ini pemerintah telah menggandeng seluruh pihak terkait termasuk tokoh masyarakat.
Para ahli dan para pakar untuk merumuskan protokol atau SOP untuk memastikan masyarakat dapat beraktivitas kembali, tetapi tetap aman dari COVID-19. Protokol ini bukan hanya di bidang ekonomi, tetapi juga sektor maritim, seperti transportasi laut, perkapalan, perikanan, dll.
Penting bagi pengelola pelabuhan, KKP, syahbandar dan beberapa perusahaan perkapalan untuk mengatur SOP protokol Covid-19 sebaik mungkin.Â
Azas safety dan kesehatan harus dijunjung tinggi. Contohnya, untuk masyarakat yang ingin bepergian menggunakan kapal laut harus memastikan bahwa dirinya sehat. Pengelola pelabuhan kami minta menyiapkan thermal scanner untuk mendeteksi suhu tubuh calon penumpang.
Sementara itu, penggunaan masker serta penerapan physical distancing juga penting untuk tetap dijaga dengan ketat. Untuk seluruh kru kapal kami minta untuk terlebih dahulu melengkapi persyaratan kesehatan, seperti surat sehat, rapid test ataupun swab tes.Â
Kita ingin memastikan bahwa petugas melayani penumpang dalam keadaan sehat. Untuk perusahaan yang bergerak di bidang perkapalan/pelayaran, kita ingin mereka bisa memastikan kesehatan seluruh karyawanya saat bekerja dengan menerapkan protokol kesehatan yang ada.
Para nelayan dan seluruh stakeholder yang bergerak di bidang perikanan juga terus kita edukasi agar terus produktif tetapi dengan berlandaskan protokol kesehatan yang ada.
Kita optimis, dengan tekad kuat, kedisiplinan, semangat kebersamaan, gotong-royong, saling mengingatkan dan kerjasama seluruh masyarakat, pendemi ini akan bisa kita lalui bersama.Â
Kedepan, mari kita beraktifitas, terus produktif, semakin inovatif dan memastikan sektor maritim ini kembali bergerak maju menjadi poros penopang pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan Indonesia.
Nenek moyang kita orang pelaut. Indonesia merupakan sebuah negara maritim terbesar di dunia. Dua pertiga wilayah Indonesia  merupakan perairan.Â
Memiliki lebih dari 17.500 pulau dan garis pantai yang panjang menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki potensi kakayaan laut yang sangat besar.
Fisher Centre
Kondisi geografis negeri ini memberikan keuntungan di sektor kemaritiman. Sektor perikanan tangkap mempunyai potensi yang sangat menjanjikan.Â
Pemerintah telah dan terus menggarap sektor perikanan tangkap ini melalui berbagai program yang telah dieksekusi. Mulai dari kartu BBM untuk nelayan, pemberian bantuan alat tangkap ikan, pendampingan koperasi nelayan, hingga pembangunan TPI. Â
Program kebijakan kelautan dan perikanan sekurangnya kita arahkan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, melalui pembiayaan premi asuransi nelayan, pengembangan sarana dan prasarana pendukung perikanan tangkap, pemberdayaan usaha perikanan tangkap skala kecil, pengembangan sarana dan prasarana Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) dan Pengembangan kartu nelayan yang terintegrasi dengan sistem informasi terpadu.
Sistem integrasi pelayanan kepelabuhanan perikanan kita bangun. Bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan kita terapkan Fisher Centre di beberapa daerah.Â
Fisher Centre merupakan tempat untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang hak-hak pekerja dan perlindungan bagi awak kapal perikanan, nelayan buruh serta sebagai bagian dari upaya pemberdayaan, yang melibatkan para pelaku usaha dan fishing operators.
Fisher Centre kita buat untuk membangun kerjasama melalui penerapkan bisnis yang berkeadilan dan transparan untuk mengurangi bentuk-bentuk eksploitasi / kerja paksa / perdagangan manusia dan berfungsi sebagai tempat pelayanan sosial.
Kekayaan sumber daya alam laut dan kawasan pesisir wilayah yang berpantai dengan keindahan dan keasliannya juga menjadi sektor yang berpotensi memberikan peningkatan ekonomi masyarakat.
Oleh karena itu, rasanya perlu untuk terus membangun infrastruktur dalam memberikan daya dukung terhadap sektor pariwisata ini, seperti pembangunan pelabuhan, pemenuhan kebutuhan terhadap listrik, penyediaan angkutan kapal sebagai sarana transportasi wisatawan dan yang terpenting gencar melakukan promosi pariwisata agar wisatawan lokal maupun asing tertarik untuk berkunjung menikmati keindahan wisata bahari.
Pembangunan bidang maritim melalui upaya membangun dan memperluas pelabuhan, sebagai upaya mendukung dan mengembangkan sektor industri. Karena pelabuhan merupakan pintu gerbang perekonomian yang menjadi terminal arus barang maupun penumpang.
Hal ini juga merupakan upaya kita untuk menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Oleh karena itu, seluruh aspek kemaritiman harus bisa didayagunakan secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dan sekaligus perwujudan kedaulatan bangsa.
Kita semua harus optimis, dengan kerja-kerja yang kita lakukan, kedepan angin segar kejayaan maritim Indonesia akan dapat kita raih.
Oleh karena itu, kepada para stakeholder dan seluruh masyarakat, mari terus pelihara kegotong-royongan dan kerjasama di sektor maritim ini. Jangan pernah lelah untuk terus memberikan kontribusi dalam membangun sektor maritim Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H