Mohon tunggu...
Marjono Eswe
Marjono Eswe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik Biasa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis Bercahayalah!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Digitalisasi Petani

1 Juli 2020   18:28 Diperbarui: 1 Juli 2020   18:21 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbagai kemudahan dengan adanya teknologi berbasis internet tentunya juga akan mempercepat proses bisnis di sektor pertanian, sehingga diharapkan secara bertahap dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Pertanyaannya sekarang, apakah SDM petani kita telah siap bertransformasi dan melebur dalam era kini.

Maka, inilah kemudian yang menjadi tugas kita bersama, yaitu membuat petani familiar dengan teknologi komunikasi. Mungkin tidak mudah, karena sebagian besar petani berusia lebih dari 40 tahun dan lebih dari 70 persen petani di Indonesia hanya berpendidikan setara SD bahkan di bawahnya.

Pendidikan formal yang rendah tersebut menyebabkan pengetahuan dalam pengolahan pertanian tidak berkembang optimal. Sistem pengalihan teknologi dari tradisional menjadi modern dalam pengelolaan pertanian belum mampu diterima secara luas oleh para petani.

Mereka masih banyak memilih menggunakan peralatan tradisional dibanding peralatan teknologi canggih atau teknologi tepat guna sekalipun. Selain karena keterbatasan biaya, keterbatasan pengetahuan juga menjadi faktor yang menghambat laju teknologi untuk merambah sektor pertanian secara luas.

Industri Pengolahan

Di sinilah peran kita sangat diperlukan untuk memberikan edukasi yang cukup bagi para petani dan mencetak generasi petani milenial, agar dapat memajukan sektor pertanian di era revolusi industri 4.0 dan pandemi.

Peran mengoptimalkan pertanian berbasis teknologi digital perlu digarap keroyokan oleh semua pemangku kepentingan dengan optimis, baik pemerintah, kalangan intelektual, maupun masyarakat. Harapannya, pemanfaatan kemajuan teknologi untuk pertanian membawa dampak positif dan kemudahan terhadap tata kelola pertanian, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani secara signifikan.

Upaya lain perlindungan dan pemberdayaan petani penting dilakukan. Seperti halnya di Jawa Tengah dengan Kartu Tani, sebagai salah satu solusi untuk mengatasi keruwetan pemasaran pupuk yang terjadi di lapangan. Kartu Tani ini terus kita sempurnakan dengan mengintegrasikan Sistem Kartu Tani dengan Aplikasi e-Petani.

Di samping itu, kartu tani juga sudah terintegrasi dengan aplikasi berbasis web alamat regopantes.com, yang membantu petani memangkas rantai distribusi yang sebelummya sangat panjang, dan mendapatkan harga yang pantas. Inovasi seperti inilah yang harus terus kita lakukan untuk memajukan sektor pertanian kita agar kita terus berdaulat pangan dan para petani juga semakin sejahtera.

Untuk transaksi dalam skala besar Jateng punya aplikasi Eragano.  Selain itu, aplikasi Geotaging juga kita buat untuk pemetaan lahan dalam rangka mengetahui produktifitas petani. 

Ke depan kita juga akan lebih melindungi petani miskin dengan memberikan asuransi pertanian. Asuransi ini akan mengurangi beban petani dari kerugian usaha pertanian, seperti gagal panen maupun akibat musibah bencana alam, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun