Mohon tunggu...
Marjono Eswe
Marjono Eswe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Ketik Biasa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis Bercahayalah!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pilih Mana, Debu Buku atau Debu Masyarakat?

22 Juni 2020   08:18 Diperbarui: 22 Juni 2020   08:23 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lebih Bernyawa
Kita menyadari sepenuhnya bahwa kita tidak mungkin menjadi bangsa yang maju tanpa didukung oleh kelompok mahasiswa yang berpikiran progresif dan berakhlak mulia. Kita tidak mungkin mewujudkan kejayaan Bangsa Indonesia tanpa kaukus muda yang patriotik dan memiliki kepribadian luhur. Kita tidak mungkin menjadi bangsa yang disegani dan dihormati oleh dunia, tanpa barisan mahasiswa yang cerdas, kritis, dan berani dalam mengarungi arus jaman ini.

Republik ini tentu selalu menantang para mahasiswa untuk melahirkan karya-karya hebatnya. Karya yang kemudian mampu memberi manfaat nyata bagi kehidupan kebangsaan dan kemanusiaan. 

Jadi sebagai mahasiswa, harus punya visi ke depan, bagaimana berkontribusi bagi negeri, memperoleh esensi dari ilmu yang dipelajari, serta harus memberi manfaat lebih untuk keluarga, bangsa dan Negara. Itulah substansi dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Karena itu, hindari silent majority, karena pada dasarnya rusaknya sebuah bangsa ditandai ketika mayoritas orang-orang baik hanya bisa terdiam melihat ketidakbaikan ada di sekitar mereka. 

Menghirup debu buku saja, nggak asiik, menghirup debu buku dan gas air mata pun bukan keliru dan menghirup debu buku (juga) debu masyarakat, jauh lebih bernyawa. 

Itu semua mengingatkan kita pada kontemplasi sepotong sajak WS Rendra,  "....Aku bertanya: Apakah gunanya pendidikan, bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing, di tengah kenyataan persoalannya?...."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun